04. quatre

2.7K 231 6
                                    

warn. mature area in here:)














"chan, liat jaemin gak?"

"hah? enggak jen, kenapa emang?"

jeno menggaruk tengkuknya. bingung jawaban apa yang harus ia katakan pada sahabatnya itu.

"anu..itu..."

"chan, gak masuk kelas?" jaemin menghampiri dua lelaki itu. jeno mendongakkan kepalanya, ia mendekati jaemin. namun jaemin lansung mundur selangkah.

"oh, min, jeno cari--"

"lu sendiri kan? gua duduk sama lu ya," potong jaemin cepat berusaha menghindari kontak mata dengan jeno.

"j-jaem? jeno lagi ma-"

"lama ih, ayo." jaemin lansung menarik tangan haechan menjauh dari jeno. haechan sendiri menatap jeno seakan menyuruhnya untuk menjelaskan.

jeno hanya diam di tempat sambil menatap jaemin dan haechan sendu. sedikit merasa bersalah pada jaemin.






"jaemin, ish."

"NA JAEMIN LO STOP DULU!" Teriak haechan karna sedari tadi tidak didengar.

jaemin menghela nafasnya, lalu menghentikan langkahnya. "apaan?"

"masih tanya? lu kenapa hindarin jeno?" tanya haechan menatap jaemin penasaran. yang ditanya hanya diam, merasa malas untuk menjawab.

"jaem, kalau masalah jangan kabur, selesain baik baik, gua tau susah, tapi kalau lu caranya lansung kelewatan 2 pihak gak ada keuntungan."

"bacot." jaemin memasang wajah datar menatap haechan.









jaemin duduk di bangku rooftop sekolahnya. membuka buku gambar yang baru saja ia beli. jujur belum merasa terbiasa karna ini pertama kalinya ia membeli buku gambar yang baru.

ia menghela nafas, "maaf ma." ucapnya.

suara pintu rooftop terbuka, jaemin berbalik untuk melihat siapa yang datang. jeno.

jaemin tidak peduli dan lanjut menggambar di buku gambarnya. menggambar sketsa yang ada di langit, pemandangan awan yang samar.

gambaran jaemin terbilang terampil karna cukup detail saat digambarkan

jeno melangkah mendekati jaemin, lalu duduk di sampingnya tanpa berpikir.

jaemin berdeham, "lu tau kan jen kalau mama gua udah meninggal?"

jeno menoleh cepat, tidak mengira kalau jaemin akan mengajaknya berbicara. ia mengangguk kikuk.

jaemin berhenti menggambar, lalu menatap langit dengan mata yang sedikit tersipit.

"buku gambar ya lu bakar itu pemberian mama gua, makanya gua marah banget." cicit jaemin menunduk mengelus tengkuknya sendiri.

"s-sorry jaem... gua gak tau."

jaemin membuang nafasnya, ia mengangguk sambil tersenyum. "maaf kemaren gua ngomong terlalu kasar." jaemin menoleh, dan menatap jeno.

jeno ikut menatap mata jaemin. netranya yang legam namun terlihat bening bagai kristal. pandangan jeno menurun ke bibir jaemin.

jeno mendekatkan wajahnya. kemudian menarik tengkuk jaemin dan mencium bibirnya.

jaemin pikir jeno hanya sekedar mencium, tapi jeno juga melumat bibir bawahnya membuat lelaki itu mau tidak mau membalas ciuman jeno.

selang beberapa saat, jaemin mendorong dada jeno untuk berhenti karna dia sudah kehabisan nafas.

jeno tersenyum tipis, tangannya mengelus rambut hitam kecoklatan milik jaemin. "jangan marah lagi..gua bingung setengah mati."

jaemin hanya diam. beberapa detik jeno dan jaemin hanya saling menatap tanpa berbicara. di rooftop tersisa suara angin.

jaemin mengangguk pelan, lalu menatap ke arah bawah. "hm."

bunyi dari perut jaemin membuat suasana semakin akward. jeno menahan tawa mendengarnya. sedangkan jaemin memalingkan wajahnya, menahan rasa malu.

"laper hm? ayo makan." jeno merangkul jaemin untuk turun dari rooftop.









"jae"

"hm?"

"baju gua ada di mana?" tanya taeyong dari kamar mandi.

jaehyun yang sedang membaca buku mulai berhenti. menaikkan pandangannya, ia tersenyum miring.

kakinya melangkah menuju lemari, mengambil pakaian yang sudah disiapkan taeyong.

"hm..gak tau deh ya, kakak ada bawa gak?" jaehyun mulai berpura pura tidak tau.

"kayanya enggak deh...tolong ambilin dong, jae." pinta masih berdiam diri di kamar mandi.

"gua gak liat."

"ih yang bener...jangan main main." taeyong mulai memelas, "cepet gua kedinginan disini."

jaehyun berjalan, memasuki kamar mandi. otomatis membuat taeyong melotot terkejut dan berusaha menutupi badannya dengan tangan.

"j-jaehyun! jangan masuk!"

jaehyun hanya tersenyum, mendekati taeyong selangkah demi selangkah.

ia terus melihat ke arah bibir taeyong. "calm down baby."

"gua lebih tua dari-"

jaehyun memotong pembicaraannya dengan menaikkan badan taeyong ke meja wastafel sampai skincare disana berjatuhan.

jaehyun melingkarkan kaki taeyong ke pinggangnya. sedangkan taeyong masih loading dengan perlakuan jaehyun.

"j-jae?"

jaehyun menarik dagu taeyong, lalu menciumnya. melumat sedikit bibir lelaki itu.

tidak berlansung lama, jaehyun melepaskan tautan bibir mereka. ia tersenyum smirk melihat tubuh taeyong yang tidak terbalut sehelai kain sama sekali.

"nice body," pujinya.


Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang