35. trente-cinq

676 68 0
                                    

"babe, look me please.."

jeno menarik tubuh jaemin untuk berhadapan dengannya. sedangkan jaemin memasang raut wajah yang kesal. jeno terkekeh gemas, lalu mengecup bibir jaemin.

"sorry.."

jaemin memutarkan bola matanya dengan malas saat mendengar permintaan maaf dari jeno. tangannya mencubit perut jeno, "ish."

"sakit heh!"

"sakitan mana sama selangkangan aku?"

jeno membungkam mulutnya tanda kalah dari perdebatan. ia menyengir, "sorryy"

jaemin membuang nafas. kemudian ia mendekat pada jeno, memeluknya dan bersembunyi di dada jeno. menduselnya seperti anak kucing yang manja bersembunyi dada bidang jeno.

jeno tertawa kecil, "enak?"

"feels good but hurt so bad" jawab jaemin.

"mau lagi?" tawar jeno. jaemin menjauh dari jeno, memberikan tatapan tajamnya. "GAK!" jaemin mulai membentak jeno sekarang.

jeno menertawakan jawaban dari jaemin. kemudian lelaki itu menindih tubuh jaemin yang lebih kecil darinya. menatap matanya dengan lamat.

jeno mengecup bibir jaemin sekilas. "gemes kamu ya."























"sho!"

shotaro berlari ke arah sungchan dan memeluknya erat. mata shotaro membesar, mengeratkan pelukannya di tubuh sungchan supaya tidak bisa membiarkan sungchan pergi.

"j-jangan pergi, jangan pergi." shotaro kini terdengar ketakutan. ketakutan kehilangan sungchan rasanya.

sungchan membalas pelukan shotaro. sungchan mengukir senyuman tipis di bibirnya, membiarkan lelaki mungil itu memeluknya.

tapi setelah mendengar suara shotaro menangis sungchan menjadi panik. sungchan melepaskan pelukannya, memgecek wajah shotaro.

wajah shotaro tampak merah sekarang, matanya mengeluarkan air terus menerus. jujur, sungchan ingin tertawa karna gemas.

"hey hey, kenapa kamu nangis?" sungchan mengusap pipi shotaro yang basah.

shotaro kembali menangis, dan memeluk sungchan lagi. "j-jangan pergi...aku gamau.."

sungchan melihat kepala shotaro yang menempel di dadanya. sungchan mengangguk, dan mengelus rambut lembut itu.

"iya iya, gak kok."

shotaro meremas baju sungchan. masih menangis di pelukan sungchan sampai sungchan mulai merasa bersalah.

"maaf.."

sungchan melotot, ia melepaskan pelukannya. matanya menatap shotaro khawatir, "kok minta maaf?!"

"maaf karna masalah tadi.." cicitnya sambil menunduk.

sungchan kini bisa melihat shotaro memainkan jarinya. kaya anak kecil yang dimarahin keliatannya.

"h-hey.." sungchan menangkup pipi shotaro, menatap netra shotaro yang masih menggenang air.

sungchan tertawa kecil. ibu jarinya mengusap mata yang dihiasi air mata itu.

"listen.."

"aku bener bener sayang sama kamu, aku gak anggap hubungan kita sebatas perjodohan, tapi aku bener bener suka sama kamu, paham? sho—

i'm sorry kalau kamu bener bener marah karna masalah bekal yang aku kasih ke haechan. aku tau aku salah dan minta maaf, t-tapi aku gamau denger ada kata udahan diantara kita. please..."

shotaro menatap mata sungchan. suara sungchan yang melirih itu rasanya nusuk ke ulu hati. shotaro bisa rasain, sungchan bener bener memohon sama dia.

shotaro membasahi bibirnya, merasa bersalah karna terlalu childish karna masalah sepele doang.

"m-maaf.." shotaro menunduk.

"here," sungchan memeluk shotaro erat. berusaha menenangkan si mungil di dekapannya meski suara tangisan yang sunyi itu masih terdengar.

"don't cry.."



















beberapa chapter go to ending:))
dipikir pikir ini bener bener gak keliatan ujungnya ya? gantung banget:')

i'm so sorry kalau crta ini bener bener gak cocok di mata kalian, atau kata kata yang bnr2 alay, atau typo, atau rate maturenya.

but i was trying my best
berkat kalian jga cerita ini udh tembus 10k readers dn 1,04k vote. really proud of myself dn terima kasih buat kalian yg ikutin cerita ini.

i'm never feel bored to told y'all have a nice day-!!

kalau kata jeno di bubble update tdi, 수고했어요, u did well !

thank you-!!

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang