14.Sakit

91.4K 7.8K 729
                                    

Happy Reading ❤️

"Yaudah mommy sama Daddy pamit dulu ya, inget kalo baby girl udah bangun siapin makanannya dan jangan di bangunin biar bangun sendiri" ujar mommy ia akan pergi menemani suaminya ke acara rekan kerjanya, ia mengingatkan 2 putranya untuk tidak membangunkan putrinya karena ia tau pasti lelah pikirnya.

"Siap mom"jawab keduanya.

"Kita berangkat, assalamualaiku" pamit orang tua mereka.

"Waalaikumsalam hati-hati" jawab keduanya.

"Gabut nih, nonton aja kuy" ujar reano yang kini duduk bersama Arjuna di ruang keluarga.

"Nonton apaan, Jang Ngadi-ngadi Lo" jawab Arjuna mendelik.

"Ye fiktor Lo bang, btw gue pen banget nonton ini sweet home, tuh drama keren bener" ujar reano antusias ia memang ingin sekali menonton film ini karena sudah beberapakali muncul di beranda tiktok nya.

"Buru dah gue ngikut aja" jawab Arjuna yang memakan jus jeruknya, yang bi Sumi bawakan dengan beberapa cemilan untuk menonton,reano mengangguk.

"Assalamualaikum" ujar satria yang baru pulang dari rumah sakit milik keluarganya.

"Waalaikumsalam" jawab mereka kala abangnya datang berhenti tak jauh dari tempat mereka.

"Sepi, mom and dad kemana?" Tanya satria saat tak melihat keberadaan orang tuanya yang biasanya berkumpul jika jam segini.

"Mereka pergi ke acara rekan kerja Daddy" jawab arjuna masih fokus pada layar besar yang menampilkan beberapa orang yang tengah takut dengan kedatangan makhluk burik itu, satria mengangguk paham.

"Kalo baby?" Tanya nya lagi ia juga tak melihat adik kesayangannya itu.

"Baby masih tidur belum bangun, mommy bilang jangan di bangunin biar dia bangun sendiri kayanya terlalu capek" jawab reano melirik abangnya. Satria mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, ia berhenti di depan kamar yang chat pintunya berwarna biru laut berbeda dari tiga kamar lainnya yang berwarna putih.

"Sshh.....egnh sshh" ringis Raina, satria berjalan menghampiri adiknya yang masih memejamkan matanya tapi mengapa meringis dengan seragam yang masih terpakai di tubuhnya.

"Hiks....sakit" lanjutnya dengan gelisah,satria mendekatkan dirinya saat tau adiknya menangis masih memejamkan matanya, apa mimpi pikirnya.

"Hey sa- astaga" serunya saat tangan yang ingin membelai wajah adiknya yang sangat panas ini ternyata adiknya demam dan ini demam tinggi apa dia kelelahan.

"Baby hey bangun dulu sayang" ujarnya pelan mengelus pipi raina lembut, ini panas sekali pasti pusing juga.

"Abang" lirihnya saat membuka matanya sedikit melihat wajah Abang pertamanya.

"Iya sayang ini Abang" jawab satria membantu adiknya duduk menyenderkan nya di kepala ranjang.

"Kamu capek ya, abang udah bilang rain gak boleh sampe capek jadi sakit kan" ujarnya mengelap keringat yang mengalir di wajah cantik adiknya, Raina jika sakit demam tinggi ia selalu mengeluarkan keringat dinginnya.

"Awsh" ringis Raina saat tak sengaja abangnya menyentuh lututnya yang tertutup selimut.

"Kenapa baby, ada yang sakit lagi" cemas satria saat adiknya meringis.

"Lutut rain sa-

"Astaga baby, kenapa bisa begini" ujar satria saat menyibak selimut ia melihat ada lecet di lutut adiknya pantas saja demam tinggi ternyata ada luka, yang perlu di ketahui Raina memang akan sakit demam tinggi saat dia kelelahan dan ada luka gores meski sekecil biji karet, Raina memang cukup lemah makannya seluruh keluarga selalu menjaganya.

"Lukanya akan Abang obatin, tapi rain ganti baju dulu ya, rain gak usah mandi nanti Abang elap elap aja pakek air anget" ujar satria ia berjalan ke wall closet untuk menggambil baju tidur karakter milik Raina dan memberikan kepada adiknya.

"Yuk Abang bantu kamu ke kamar mandi" ujar satria menggendong adiknya dan mendudukannya di WC duduk ia menyuruh Raina mengganti pakaiannya ia berjalan menutup pintu kamar mandi dan menunggu sampai adiknya memanggil nya.

"Abang rain udah ganti baju" ujarnya di dalam kamar mandi satria pun masuk melihat adiknya yang sudah memakai baju tidur di atas lutut ia sengaja mengambil yang itu agar lutut raina tak tergores kain.

"Tunggu disini ya biar Abang ambil air anget dulu" ujarnya menduduk kan tubuh Raina di ranjangnya Raina pun mengangguk.

"Rain lain kali hati hati ya, jangan lari lari kalo luka gini kan bukan cuma rain yang ngerasain sakitnya Abang juga loh pasti yang lain juga sama" ujarnya dengan mengelap badan Raina dengan handuk kecil yang hangat dan membersihkan pelan luka raina ia mengingatkan Raina agar berhati hati untuk tidak lari karena jika Raina terluka dan sakit bukan hanya dia yang merasakan sakitnya tapi sekeluarga juga ikut merasakannya apalagi melihat wajah pucat sakit milik Raina.

"Iya Abang rain janji maaf ya udah bikin Abang sakit juga" jawabnya dengan polos ia menundukkan kepalanya tak berani melihat wajah abngnya.

"Iya di maafin, Abang gak marah kok cuma mau rain hati hati aja" ujarnya ia mendongak kan wajah Raina agar menatapnya terlihat mata cantiknya kini berkaca-kaca ingin menangis, ia langsung memeluk adiknya menenangkan adiknya agar tak menangis ia tak mau adiknya tambah pusing karena kebanyakan menangis di tambah sedang sakit seperti ini.

"Sstt...jangan nangis baby, kita ke bawah ya makan dulu kamu belum makan loh" ujar satria ia mengajak adiknya untuk makan malam di bawah pasti adiknya ini belum makan sedari tadi, Raina yang sudah tak menangis menganggukkan kepalanya lucu satria terkekeh dan menggendong tubuh mungil Raina ala koala dan berjalan menuruni tangga dengan hati hati.

"Baby kamu udah bangun" ujar Arjuna saat abangnya mendudukkan Raina di sofa, dan melihat satria melenggang ke dapur ingin menggambil makan untuk Raina pikirnya.

"Kamu habis nangis, kenapa?" Tanya reano yang melihat wajah Raina mata yang sembab dan hidung yang memerah.

"Dia sakit, karena jatuh, kalian tau kenapa dia jatuh" ujarnya dengan alis kiri naik ke atas tangannya masih fokus menyuapi Raina.

"Aish pasti demam karena luka di lutut ya" ujar reano merasa bersalah ia yakin pasti Raina sakit demam karena terluka.

"Abang sama rean minta maaf ya" ujar Arjuna dan rean bersamaan arjuna mendekatkan tubuhnya ke Raina yang sedang di suapi abangnya ia mengelus lembut rambut Raina, reano pun bangkit dari sofa dan duduk di karpet bulu ia meniup pelan luka di lutut raina.

"Lain kali jangan di ulang" ingat satria ia tak mau kedua adik laki-lakinya ini kurang waspada menjaga Raina, Abang posesif, mereka pun mengangguk antusias ia Pastikan kejadian tadi siang Takan terulang.






Yuk bantu follow akun ini
Dan vote+komentar nya
Juga❤️

INNOCENT GIRL [#S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang