Hai! Sebelum baca boleh klik bintang di pojok kiri bawah? Comment juga untuk meramaikan xixi ❤️ happy reading~
•••
Sudah seminggu. Iya, selama itu waktu yang
gue habiskan untuk berpikir bagaimana cara berbaikan kembali dengan Naya. Masih teringat jelas bagaimana Naya mencurahkan semua keluhnya di hadapan gue sore itu. Bibirnya yang tetap tersenyum padahal gue yakin dia sedang mati-matian menahan tangis. Gue bodoh. Untuk apa gue perjuangin dia kalau akhirnya gue juga yang buat dia menangis?Kadang gue berpikir, apa karena kami berdua belum saling kenal tapi terlalu cepat mengambil keputusan untuk bersama? Interaksi sebelumnya bisa dikatakan minim, tapi gue yakin sama Naya. Masalah Sejeong, gue gak munafik kalau perasaan itu masih ada. Sejeong lebih dulu hadir di alur kisah asmara gue sebelum akhirnya gue memilih Naya. Namun, perasaan itu sekarang berbeda. Perasaan gue ke Naya dengan perasaan gue ke Sejeong sangat jelas bedanya.
Teringat Sejeong, gue mengambil tas laptop yang gue letak di atas meja. Membukanya dan mengeluarkan kotak kecil berpita biru. Kado dari Sejeong lewat Dika. Sudah seminggu dan gue baru teringat atas kado ini. Gue mendudukan diri di atas ranjang, mencari posisi ternyaman sebelum membuka kado ini. Terbesit rasa penasaran, kira-kira apa isinya? Gue mencermati kotak di tangan gue. Terdapat tulisan nama gue di sampingnya. Tanpa lama lagi, gue menarik pita di atasnya. Ah, sebuah gift box berisi foto-foto dan kartu ucapan.
Gue tersenyum tipis melihat foto-foto yang dia masukkan ke dalam gift box ini. Semua foto kami di masa sekolah. Terlalu banyak kenangan indah saat masa sekolah. Tangan gue bergerak membuka box kecil yang ada di tengahnya. Setelah terbuka, terdapat barcode di tengahnya. Penasaran, dengan cepat gue mengambil handphone yang tadi gue lempar ke ujung kasur. Membuka aplikasi pemindai barcode dan mencoba memindai barcode di gift box ini.
"I love you, but i'm letting you go."
Belum sempat gue cerna, tiba-tiba Taeyong merampas handphone dan gift box yang ada di tangan gue. Terkejut, tapi gak bisa merampas kembali. Bahkan gue lupa kalau sekarang Taeyong sedang numpang makan di rumah gue.
"Loh, Sejeong? Wah! Lo... Naya kurang apa gimana? Naya sama Jaehyun aja kalau gitu, gue dukung! Daripada sama lo!" ucapnya sambil berkacak pinggang menatap gue heran.
"Gue gak ada apa-apa sama Sejeong."
"Gue saksi hidup kisah cinta lo yang gak mulus itu ya, Doy. Lupa lo? Ini kenapa dan kapan Sejeong balik? Lo kok gak ngasih tau gue?"
Gue berdeham, "Gak tau. Gue juga baru-baru ini ketemu. Adeknya anak didik gue." Gue mengambil kembali handphone yang ada di genggaman Taeyong. Membaca tulisan tadi sekali lagi kemudian mengunci layar handphone gue.
"What the?? Sesempit itu kah dunia sampai lo ada aja jalan ketemu sama dia lagí? Apa ada hubungannya sama lo yang uring-uringan seminggu ini?"
"Mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...