🍁Nabrak Lagi

7.8K 792 33
                                    

Sudah hampir setahun gue sekolah di sini. Selama itu juga gue mulai menyamakan diri dengan lingkungan baru gue. Ya walaupun sedikit susah karena banyak banget yang tidak sesuai dengan kepribadian gue. Tapi gue usahain, setidaknya gue bertahan untuk tiga tahun ke depan.

Awalnya gue berpikir kalau teman gue cuma Lisa aja. Karena dia gak jauh-jauh banget sama kepribadian gue. Ternyata gue salah. Gue banyak dapat teman baru yang cocok sama gue. Bukannya gue sombong atau gimana, cuma gue agak susah berinteraksi dan beradaptasi karena gue yang cenderung introvert.

Gue juga agak jenuh sama sekolah ini, lebih tepatnya sama kelas gue. Sempat terlintas kalau gue mau pindah sekolah. Apa yang gue jalanin gak sesuai dengan expect gue selama ini. Tapi berkat teman-teman gue ini, setidaknya gue ada perubahan pikiran mengenai kelas ini. Enggak semuanya buruk seperti pikiran gue, mungkin karena gue belum terlalu mengenal mereka.

"Ngantin guys?" tanya Somi, teman gue yang paling mager di kelas. Gue juga heran sama dia, di setiap waktu kerjanya cuma tiduran. Tapi dia bakal berubah galak kalau berhadapan dengan Haechan.

"Wait, sisiran dulu! Siapa tau ketemu Kak Taeyong!"

"Buruan cepat!" teriak Ahra.

"Ahra ih, baru keliatan ngegasnya. Dulu awal-awal kalem," ucap gue ke Lisa dan ternyata Ahra dengar. Ahra langsung natap sinis ke gue. Gue nyengir ke dia.

Kami jalan bareng-bareng ke kantin. Gue rasa sudah seperti girl group kalau sama mereka. Soalnya kami selalu bertujuh semenjak kejadian sebulan yang lalu. Gue, Lisa, Ahra, Rena, Somi, Lami, dan Sihyun. Terbentuk karena kami yang satu ekskul dan kami selalu bareng ke ruang ekskulnya. Rena namain kami sebagai HTYT. Awalnya kami bingung, kenapa harus HTYT. Rena cuma balas, "Hanya Tuhan yang tahu."

Sampai di kantin, kami langsung mencar. Gue sama Lisa milih buat beli minum aja. Sedangkan yang lain gue enggak tau kemana karena selera mereka berbeda. Gue sama Lisa udah selesai dengan pesanan kami, terus kami milih tempat duduk buat makan.

Kami milih tempat di pojokkan, karena cuma di situ ada meja panjang yang cukup buat kami bertujuh. Di seberang meja ada teman-teman kami juga, jadi enggak terlalu merasa terpisah gitu.

"Eh, Som, lo yang nge-print tugas ya? Sudah gue buatkan, nih," Lisa menyodorkan flashdisk putih ke Somi.

"Aih! Gak mau ah, mager gue."

"Anjir, gerak sono Som! Biar kurus!"

"Gue kan enggak berniat untuk kurus, gue sudah gemoy dari dulu. Love myself aja gue mah."

"Lah anjay!"

"Sudah lah, print sana. Lisa udah buatkan gitu, tinggal nge-print aja." ucap gue ke Somi. Sumpah, gemas juga gue liat mereka saling suruh-menyuruh.

"Gue temenin dah, gue juga mau beli sesuatu." lanjut gue kemudian memakan roti di hadapan gue.

"Beli apaan?"

"Roti jepang!"

•••

"Udah belom, Som? Kering gue di sini nungguin lo." Gue udah bosan nunggu Somi sambil berdiri. Kaki gue udah lemes karena kram.

"Bentar, itu lagi dijilid. Sabar, bentar lagi Nay! Sabar!"

Gue nunggu lagi. Gue kadang gemas liat petugas fotocopy-nya. Gimana ya, geraknya itu, kadang slow motion. Rasanya gue pengen lari ke sana terus gantiin tugas dia buat ngejilid tugas temen gue ini, lalu cepat-cepat ke kelas. Mana Somi juga kayak orang mau tidur gitu, coba aja kalau dia ngegas kaya Ahra, udah selesai daritadi tugasnya. Gue panik karena habis ini jam pelajaran Perbankan, gurunya killer, auto ditendang keluar kelas gue kalau telat. Gue udah ngomel-ngomel ke Somi, kode-kode ke petugasnya biar cepat. Eh, petugasnya malah sempat-sempatin buat ngelayanin pembeli lain. Argh! Mampus gue.

SENIOR || DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang