•••
⚠️part panjang⚠️Sepanjang acara gue cuma duduk diam. Kadang gue jalan cuma untuk ke toilet habis itu kembali lagi ke tempat duduk gue.
"Nay, gue ke Jeno dulu ya." Lisa nepuk pundak gue.
Gue mendongak, "Kenapa?" tanya gue melihat muka Lisa yang terlihat panik.
"Gak ada. Jagain tempat duduk gue ya." ucap Lisa lalu pergi dari hadapan gue.
Mulai bosan dengan acara, gue pun mengambil handphone yang sejak awal acara gue simpan di tas. Orang-orang juga mulai sibuk dengan handphone-nya menandakan mereka juga bosan. Gak ada yang bisa gue mainkan, isi handphone gue terlalu garing. Lebih membosankan malah. Galeri dan musik, gak mungkin gue pakai earphone di acara gini yang ada gue dicap gak sopan karena gak fokus di acara seformal ini.
Gue mendongak ketika MC mengarahkan ke acara selanjutnya. Pengalungan samir dan penyerahan ijazah. Urutan kelas yang maju dimulai dari kelas 12 Akuntansi 1. Jujur, padahal bukan gue yang diwisuda, tapi deg-degannya sampai ke gue. Gue memperhatikan kakak kelas gue yang visualnya memang sudah gak diragukan lagi. Ditambah mereka memakai pakaian formal dan atribut wisuda.
Tapi, fokus gue cuma satu. Kak Doyoung. Mata gue gak berhenti natap ke depan. Padahal gue tau, absen Kak Doyoung masih jauh. Tapi gue seolah gak mau kehilangan satu detik pun dari Kak Doyoung. Belum ada apa-apa tapi gue sudah sebucin ini? Dasar.
"Muhammad Doyoung Arrasyid."
Mata gue semakin berbinar ketika melihat Kak Doyoung yang mulai berjalan naik menuju panggung. Meskipun dari belakang, gue bisa merasakan aura kegantengan Kak Doyoung. Setelah pengalungan samir dan mendapat ijazah, Kak Doyoung turun dari panggung. Gue gak bisa mengelak kalau Kak Doyoung itu memang galak, tapi ganteng. Dia gak ada memancarkan aura senang kalau dia sudah lulus. Tatapannya masih datar.
"Ganteng banget ya Tuhan." lirih gue sambil menatap Kak Doyoung yang sudah kembali duduk di tempatnya.
"Ini Lisa kemana kok gak kembali dari tadi?" Gue menoleh ke kanan dan ke kiri demi mencari Lisa yang seperti hilang ditelan bumi. Pasalnya dia belum ada kembali sejak tadi. Gue rasa mati kutu kalau gak ada teman. Akhirnya gue kembali memainkan handphone garing gue.
Gak terasa MC sudah memperbolehkan para tamu undangan dan peserta acara untuk pulang. Mungkin gue terlalu asik membagi folder galeri sendiri sampai gue lupa waktu. Ada beberapa orang yang pulang dan ada juga yang memilih untuk tetap di sekolah untuk sekedar berfoto bersama. Memang, wisuda seperti ini harus banyak mengabadikan foto.
Gue menoleh ke samping, ke tempat duduk Lisa yang masih kosong. Selama itu dia ninggalin gue sendiri? Dia kemana?
"Hai." Gue mendongak melihat siapa yang menyapa gue.
"Eh, Kak Jae." Kak Jaehyun tersenyum lalu mengambil duduk di sebelah gue. Di tempat Lisa sebelumnya.
"Bukannya tadi berdua? Mana temannya?"
Gue menggeleng, "Gak tau kak. Hilang. Dari tadi pergi gak kembali."
Kak Jaehyun terkekeh, "Kasihan sendirian."
Gue tersenyum menanggapi, gak tau harus bagaimana. Gue agak canggung dekat Kak Jaehyun semenjak gue berpiki Kak Jaehyun suka sama gue.
"Kakak gak pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfiction[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...