🍁Hyunjin Aneh

6K 731 25
                                    

"Maaf, saya meminta perhatiannya sebentar. Karena mendekati hari raya qurban, setiap kelas diwajibkan untuk mengumpul iuran sebesar seratus delapan puluh ribu rupiah."

Gue terlalu terpukau sama rupa 'oppa' yang menawan sampai gue gak merhatiin apa yang dia ucapkan dari tadi.

"Jadi siapa bendaharanya?"

Lisa nyikut gue, "Nayy!" bisiknya. Gue langsung sadar dari lamunan. Gue noleh ke Lisa seolah nanya ada apa.

"Bendahara dipanggil."

Gue noleh ke depan lagi, temen-temen gue pada ngeliatin gue. "Saya, Kak!"

Terus Kakak yang paling kecil jalan ke meja gue. Dia ngasihtau lebih rinci lagi gitu ke gue deadline pengumpulannya. Gue ngangguk paham, ini sih tugas gampang. Karena gue udah paham, Kakak itu kembali ke depan lagi. Feeling gue nih, ada informasi lagi ini.

"Sekalian, kami dari rohis membuka pendaftaran anggota baru. Kami akam menyebarkan brosur dan ada contact person dibawahnya jika ada yang mau bertanya atau mau bergabung dengan tim rohis."

Setiap satu deret meja dikasih satu lembar brosur. Somi yang duduknya di depan otomatis dapat, dia menghadap ke belakang biar bisa baca sama-sama.

"Ikut, Nay?" tanya Chayeon yang gue balas gelengan kepala. "Kalau ga sesuai passion, gue kadang agak malesan gitu. Daripada ntar dihujat."

"Tapi ini oppa loh! Kapan lagi gitu kan?" sahut Ahrin di belakang gue. Gue menggeleng masih kekeuh dengan jawaban gue yang tadi. Ahrin gak bisa bujuk gue lagi.

"Yaudah sih, gue ikut! Chae! Konfirm nama gue ya kalo lo registrasi! Sip makasih!"

Tepat setelah rombongan rohis keluar, bel pergantian pelajaran bunyi. Karena habis ini penjas, gue langsung ngambil baju olahraga buat ganti. Gue jalan ke toilet sama 7icons.

"Kayaknya cuma kita doang yang rajin," celetuk Chae yang gue angguki setuju.

"Hooh, yang lain pada ngacir ke kantin." sahut Somi.

"Mau modar mereka, baru aja kita dihukum gara-gara telat minggu lalu, eh ini malah ngulang. Please gue gak mau lari lagi! Heish!" Ahrin hentak-hentak kesel.

Gue diem aja dengerin mereka ngoceh. Kebiasaan gue kalau mau olahraga ya pasti lemes gini. Serasa gue manusia paling lemah sama yang namanya olahraga.

"Materi hari ini apa?" tanya gue menginterupsi pembicaraan mereka.

"Lari jarak jauh? Mungkin." jawab Lia. Gue menghela napas, "Lemes gue, padahal belum juga mulai."

•••

As you can see, kami dihukum lagi. Dengan alasan yang sama. Dan hukuman yang sama. Kenapa sih suka banget ngelakuin kesalahan yang sama? Gemes gue sama temen sekelas. Gue kadang pengen mencak-mencak, cuma ntar gue dimusuhin. Gue kan ogah bermasalah gitu.

"Udah lari aja dah, gausah ngedumel gitu." Tiba-tiba ada manusia lari di sebelah gue.

"Ini si Hyunjin ngapain dah?" Gue langsung nambah kecepatan lari gue biar gak sebelahan sama Hyunjin. Entah kenapa gue gak suka aja.

Hyunjin ini cowok berandalan di kelas gue. Gue juga gak ngerti dia tiba-tiba manggil gue darimana. Dia biasa bertiga sama kroni-kroninya-Bangchan sama Felix-cuma sekarang dia sendiri di sebelah gue.

"Lo kok malah lari duluan?"

"Lah emang ngapa? Sok asik banget sih!" jawab gue agak nyolot.

"Kenalin gue Hyunjin, calon pacar lo."

"Gak nanya!" Habis gue gituin, gue langsung nambah kecepatan lagi dengan sisa tenaga gue. Bodo amat gue makin lemes yang penting gue gak sebelahan sama manusia ini!

Kami semua lagi duduk capek gitu habis lari. Dan ekspresi temen-temen gue pada kocak semua. Ada yang mangap gak jelas, pokoknya absurd dah. Kami langsung baris pas Pak Jenat datang. Dia ngomel dulu, habis itu dia nyuruh kami bentuk kelompok buat lari. Jadi ini seperti lomba lari gitu. Gue gak terlalu ambisius juga sih, yang penting lari habis itu kelar.

"Capek gue. Udah lari lima putaran, lari cepat lagi. Kurus gue kayak Lisa Blackpink." eluh Lisa yang ada di sebelah gue.

Gue noyor kepalanya pelan, "Mentang-mentang namanya mirip, malah dimiripin."

"Lagi capek malah ribut. Ngajak berantem?"

"Heh! Ini kok kayak iklan?" Gue sama Lisa ngakak. Gini nih kalah sesama receh ketemu.

"Eh, itu Hyunjin kenapa ngeliatin lo? Lo juga tadi ngobrol apa sama dia? Bukannya lo bilang lo gak suka dia ya?" tanya Lisa.

Gue ngeliat ke sebrang gue, dan iya dia ngeliatin gue dan tatapannya itu gak bisa kebaca gitu. Pas tatapan kami ketemu dia malah senyum, senyum aneh?

"Nanti gue ceritain. Lari sono lo!" gue dorong-dorong Lisa biar dia mau lari.

"Yeu! Jangan sampe lo demen sama dia ya, gue orang pertama yang nentang!"

Giliran gue yang lari, gue biasa aja larinya. Dan waktu gue tergolong cepat. Gue langsung gabung ke 7icons yang lagi neduh di bawah pohon.

"Huhuhuhu, gue terharu!!"

"Eh eh? Kenapa?"

"Gue pas KKM! Huhuhu, peluk cecan sini!" Gue ngerentangin tangan malah ditabok sama Ahrin. "Anjir, Ahrin babon!"

Di sela ngobrol kami, Pak Junet niup peluitnya dan nyuruh kami ngumpul. Lia ngeliat jamnya "Yes! Istirahat!" Yang lain langsung lari extra cepat biar cepat istirahat juga. Gue? Sans aja kayak di pantai.

"Ya anak-anak, hari ini sekian. Untuk minggu depan kita akan ulangan harian. Materinya seperti yang sudah kita bahas. Mengerti?"

"Mengerti, Paaak!"

"Oke, cukup sekian. Kalian boleh istirahat."

Tanpa aba-aba kami langsung bubar. Gue sama Lisa belakangan, karena males lari-lari lagi kayak yang lain.

"Gue sama Lia ah, lucu dia." Ini suara Felix, tebak gue.

"Dila lah! Semok gitu dia, pokoknya gue dia." Ini Bangchan. Oh, selain berandalan dia juga otak mesum?

"Kalo gue sih Naya aja. Gimana, Nay?" Gue langsung noleh pas nama gue disebut. Dan bener aja itu Hyunjin. Gue ngerti arah pembicaraan mereka daritadi dan gue udah cukup nahan emosi.

"Lo siapa sok milih gue? Emang gue ada mau sama lo?!" jawab gue emosi. Lisa yang peka langsung narik gue biar lebih cepat dan ninggalin mereka yang ketawa gak jelas.

Walaupun gue nyolot tadi, sebenarnya gue takut.

🍁🍁🍁

SENIOR || DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang