Liburan semeseter itu hal yang sangat dinantikan oleh setiap kalangan pelajar. Setelah mati-matian belajar untuk ujian, remedial dan perbaikan segala nilai mata pelajaran akhirnya bisa bernapas lega selama dua minggu. Tapi bagi gue, dua minggu itu terlalu lama untuk bersantai apalagi bagi gue yang selalu dibebani tugas banyak. Serasa ada yang aneh kalau gak sibuk.
Di masa gabut seperti ini, gue malah memilih leave roleplay meninggalkan couple dan famstie gue di sana. Maaf, tapi gue mau memperjuangkan real life gue, Kak Doyoung, walaupun gak tau dia bagaimana. Gue gak mau gue merasa menjadi tukang selingkuh padahal beda dunia. Dunia nyata dan dunia fake.
Pernah gak sih kalian terpikirkan sesuatu yang belum tentu pasti, tapi itu sangat menganggu aktivitas biasa kalian? Contoh memikirkan apa reaksi orang lain atau perasaan orang lain terhadapmu? Nyatanya dia baik-baik saja tapi yang ada dipikiranmu itu hanya segala asumsi buruk? Sama halnya gue yang selama beberapa hari ini terpikirkan oleh Kak Jaehyun. Awalnya gue pikir gue bisa lupa dan gak bakal memikirkan peluang-peluang yang akan terjadi. Tapi nyatanya obrolan sekilas di perpustaakan itu memicu gue berpikir dari a sampai z. Gue pusing.
Kak Jaehyun masih aktif seperti biasa di sosial medianya. Beberapa kali juga membalas story yang gue unggah. Gue peka gue sadar, Kak Jaehyun ini punya perasaan lebih ke gue secara gak langsung. Tapi gue malah suka ke orang lain, Kak Doyoung, yang gue sendiri gak tau bagaimana perasaan Kak Doyoung ke gue seperti apa. Memang interaksi paling banyak itu gue ke Kak Jaehyun. Memang dasarnya Kak Jaehyun yang friendly dan kenal sama gue karena dia merupakan pendamping MPLS gue. Secara online juga kami sering berbalas story dan nyambung di setiap chat.
Berbanding terbalik dengan Kak Doyoung. Interaksi pertama itu bentakannya. Gue yang selalu malu, salah tingkah dan selalu merasa aneh setiap berhubungan dengan dia. Tapi akhir-akhir ini Kak Doyoung menunjukkan sikap pedulinya ke gue. Itu yang membuat gue bingung sama Kak Doyoung. Awalnya menolak namun kelamaan menerima dengan lapang. Gue bingung diginiin.
Kenapa gue harus menjatuhkan hati gue ke orang yang dingin dan gak bisa ditebak kayak Kak Doyoung? Dan kenapa Kak Jaehyun yang merupakan tipikal boyfriend-able telat mencuri perhatian gue? Kapan gue bisa merasakan keuwuan tanpa harus dilema seperti ini? Sekali sayang eh salah orang. Siapa? Gue.
"Ketika lo berharap pada sesuatu yang tidak pasti, mending lo kerjakan tugas akuntansi yang pasti-pasti tidak lo harapkan tapi selalu membawa harapan yang besar untuk kehidupan lo selanjutnya." Iya, saran Lisa yang sangat bermanfaat buat gue. Perasaan gue ke Kak Doyoung itu ibarat piutang tak tertagih. Gue sudah pinjamkan perasaan tapi gak dikembalikan. Bagi gue beban piutang sedangkan bagi Kak Doyoung cadangan kerugian. Gue memikirkan sampai mampus sedangkan Kak Doyoung bebas aja karena menganggap cuma cadangan. Gue butuh kepastian dari beberapa perhatian yang dia kasih ke gue baik secara langsung maupun gak langsung!
"Lisa! Gue mau DM Kak Doyoung!"
"HAH? Kenapa gak chat aja?" balas Lisa dari sambungan telepon.
Gue menghela napas, "Malu lah gue chat Kak Doyoung tiba-tiba padahal gue gak pernah chat dia sebelumnya. Gue punya sih nomornya, tapi kan Kak Doyoung gak nyimpan nomor gue juga!"
"Maunya lo bilang, save back kakak, gitu! Jadi lo mau DM aja?"
Gue mengangguk, "Iya. Tapi gue mau buat fake account. Biar gue gak terlalu malu. Anggap aja menfes dari secret admirer. Gara-gara lo gue jadi kepikiran terus!"
"Kok gue? Lo yang suka, lo yang galau. Kok gue yang disalahkan? Ya sudah lo coba aja DM Kak Doyoung."
"Iya ini gue mau buat. Tapi gue mau pinjam email lo dong, email gue semua sudah dipakai. Males gue buat email baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...