Baru aja kemaren gue ngerasain enaknya leha-leha di atas kasur, main handphone, nunda mandi, sambil stalk account Instagram Kak Doyoung oppa kesayangan. Dan sekarang gue harus mendapati fakta bahwa hari ini hari Senin. Hari yang gue cinta dan benci.
Cinta karena gue bisa ketemu Kak Doyoung dan benci karena harus bertemu mata pelajaran komputer akuntansi.
"Udah ketemu Bu Irene belum? Dari hari Sabtu loh dicari." tanya Ahrin ke gue yang lagi memasukkan account ke server.
"Belum, Bu Irene gak ada kayaknya." Ahrin mengangguk lalu duduk di kursinya.
Gue bersyukur hari ini hujan jadi kami tidak upacara. Sebenarnya gue fine-fine aja selama upacara, tapi entah kenapa gue males banget upacara hari ini. Cuma ya konsekuensinya gue gak bisa curi-curi pandang ke Kak Doyoung pas baris.
Empat puluh lima menit kami berkutat dengan praktek di hadapan kami. Walaupun masih menggunakan buku panduan, tapi tetap saja ada yang sulit dimengerti.
"Bu Yuri gak masuk lagi atau gimana? Sumpah gue gak ngerti!" Haechan frustasi. Ya iyalah, dasarnya dia buta bahasa Inggris, trus ini materinya full bahasa Inggris. Gak bisa ngebayangin gimana kalau jadi Haechan.
"Permisi, ada yang namanya Naya?" Satu kelas langsung mengalihkan pandangan ke arah pintu. Gue yang merasa disebut namanya spontan angkat tangan.
"Hadir?"
"Dipanggil Bu Irene ke kelas 11 Akuntansi ya!" ucap cewek yang gue pikir adalah kakak kelas gue. Gue langsung beranjak dari kursi dan bergegas menuju kelas 11 Akuntansi.
"Hayoloh, dipanggil Bu Irene. Hayoloh!! Berani gak sendirian kesana?" tanya Lisa yang gue balas gendikkan bahu.
"Doain gue nyampe kelas dengan santuy yes!"
"Ingat lah nak, Tuhan bersama jiwa-jiwa yang santuy. Asiyap!" sahut Haechan yang tiba-tiba lewat di samping gue.
"Halah halah!" Gue nampol mukanya Haechan.
🍁🍁🍁
"Permisi?" Setelah tiga kali ngetok pintu, gue masuk. Sumpah kelasnya auto hening pas gue masuk. Padahal gue diem-diem aja.
"Nah hayoloh!"
"Na na na!"
"Oh, yang itu Mark?"
"Auu, kenapa nii?!"
Ucapan-ucapan penghuni kelas itu yang sempat gue dengar. Makin deg-degan kan gue jadinya.
Eh, tapi Kak Mark itu siapa?
"Bu, tadi saya dipanggil. Ada apa, Bu?" tanya gue pas sudah di depan Bu Irene. Di sini bukan cuma gue aja, ada Kak Yoojung sama Kak Doyeon juga. Gue paling muda di sini kayaknya.
"Naya ya? Iya, saya panggil kamu kesini untuk menanyakkan kesediaan kamu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah nanti."
"Kegiatan apa?"
"Lomba cerdas cermat untuk hari Sabtu. Ibu juga baru diinfokan, jadi ya memang agak dadakan."
Wait, Sabtu? Bentar lagi dong? Dan gue kadang begonya gak tau kondisi.
"Sabtu ya? Materinya tentang apa, Bu? Terus saya bertim gitu?" tanya gue.
"Iya. Coba Jae jelaskan bagaimana sistemnya." Bu Irene mengalihkan kepada Kak Jaehyun.
"Iya, jadi kalian bertiga ini jadi satu tim untuk jurusan kita. Untuk materi sudah kami simpan tinggal kami bagi ke kalian." jelas Kak Jaehyun. Kak Jaehyun ganteng tapi dingin, jadi males. Gue ngangguk paham, walaupun di dalam otak gue masih banyak pertanyaan.
"Assalamualaikum!" salam seseoranh sebelum masuk ke dalam kelas.
"Kak Doyoung ngapain disini? Mana ganteng gitu lagi. Kan ga fokus!" gue membatin. Sumpah gue gak ngerti kenapa bisa melihat Kak Doyoung secara dekat seperti ini.
"Eh, Doy! Noh, pilihan lo." ucap Kak Jaehyun sambil nunjuk gue. Gue spontan nunjuk diri gue sendiri sambil bengong.
"Hah?" Gue bingung. Kak Doyoung milih gue kenapa?
"Ih! Lo juga yang ngusulin!" balas Kak Doyoung gak terima.
Apa ini? Gue diperebutkan!
Bu Irene yang sedari tadi cuma tersenyum akhirnya angkat bicara, "Jadi kalian bertiga ini merupakan usulan dari mereka ini. Dan untuk Naya, karena masih kelas 10, jadi Doyoung yang mengusulkan." Gue ngangguk paham.
"Tulis id line kalian, nanti kami bagi materinya." Kak Jaehyun ngasih selembar kertas.
"Baik. Kalian mengerti aja kan? Nanti kalian diberi materi lagi sama mereka. Oke, kalian bisa kembali ke kelas. Terima kasih sebelumnya." Kak Yoojung, Kak Doyeon, dan gue salim ke Bu Irene sebelum keluar kelas.
"Kak, nanti saya chat kakak aja ya? Saya masih bingung." ucap gue ke Kak Doyeon. Kak Doyeon ini kelas 12 jadi dia keluar sedangkan Kak Yoojung kelas 11 jadi tadi dia stay di kelas.
"Oh, boleh-boleh. Sekalian kita bahas materi juga." jawab Kak Doyeon. Gue kira Kak Doyeon jutek, ternyata enggak.
"Oke kak. Makasih." gue langsung kembali ke lab akuntansi.
🍁🍁🍁
"Habis diapain lo?" tanya Jeno yang lagi duduk di kursi gue.
"Minggir dulu gak?! Lo ngapain juga duduk di kursi gue, mau pdkt-in Lisa lo?" Jeno berdiri dan kembali ke kursinya yang ada di sebelah Lisa juga.
"Sejak kapan lo pindah?" tanya gue ke Jeno.
"Sejak tadi."
"Bacot dah!"
"Jadi lo tadi kenapa dipanggil Bu Irene?" tanya Lisa.
"Disuruh ikut lomba. Mana dadakan. Eh tapi gapapa, ada oppa!!"
"Halah oppa-oppa!" sewot Jeno.
Gue ngelempar buku ke dia dan pas di mukanya. "Sorry not sorry ma bro!" Gue ngakak.
"Anjir! Kejam lo sama gue. Musuhan kita!"
"Sejak kapan kita temenan?"
"Oke, Nay. Fine gak temenan."
"Idih, Lis! Jeno ngambek kayak cewek."
"Udahlah, kalian ini. Masih pagi juga, udah baku hantam. Teruskan, jangan ada perdamaian." Kami ngakak lagi.
"Mending lo lanjutin latihan tadi, terus bantu gue. Gue stuck nungguin lo daritadi. Ahrin sama Somi gak bisa diharap kalau beginian."
"Uwu, baper nih ditungguin." Lisa nampol kepala gue.
"Huhuhu, jahat!"
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfiction[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...