Deadline! Hari ini seharusnya gue mengumpulkan uang ke Kak Doyoung. Tapi apa? Sekarang gue malah sibuk menagih uang dari teman-teman gue yang kurang ajar itu.
"Sinbi!"
"Xiyeon!"
"Renjun!"
"Jeno!
"Hyunjin"
"YANG GUE PANGGIL KE DEPAN SINI!" Gue gak bisa kalau gak ngegas kalau sudah begini. Mending begini daripada muka gue ditandai sama Kak Doy. Oiya, gue baru tau namanya oppa itu Kak Doy. Uwu, gemes!
"Ape?" tanya Jeno sambil ngemut permen kakinya.
"Bayar napa, Jen. Sumpah, lelah gue. Lo kan temen sederetan gue yang paling tampan."
"Anjing, ya iyalah ganteng, gue cowok sendiri." balas Jeno gak terima yang gue balas cengiran. Habis itu Jeno ngelempar uang seratus ribuan dua lembar, padahal uang angsuran cuma delapan puluh ribu. Ya sudahlah, holkay.
"Makasih Jenjen kuu!"
"Nih, gue sama Xiyeon! Lunas ye! Awas lo tagih-tagih lagi." ucap Sinbi sambil mencatat namanya dan Xiyeon di buku angsuran gue.
"Oke sayangku!"
"Dikasih duit aja lo, baru baik. Dasar lintah darat!" gue ngakak dengar omelan Sinbi, padahal Sinbi ngatain gue. Dear humorku, kamu terlalu rendah.
"Ayo! Ayo! Angsuran angsuran! Yang gak bayar kena denda!" teriak Lisa di samping gue. Sebenarnya Sinbi yang jadi bendahara 2, tapi entah kenapa malah Lisa yang gantiin dia.
"Nih, gue." Hyunjin sama Felix berdiri di sebelah Lisa.
"Lah, kok ngasih gue? Noh, Naya!" ucap Lisa sambil nunjuk ke gue.
"Naya aja kayak sensi ke gue. Sakit hati gue Lis."
"Terserah lah. Sini uangnya, sana lah!" Gue ngambil uangnya Hyunjin dan kayak ngusir mereka dari hadapan gue.
"Dih, sensi amat. Untung lo cantik." Gue mengerling malas. Gak sadar kah dia kalo gue gak suka? First impressions aja gue udah gak suka. Gue langsung narik tangan Lisa buat keluar dari kelas. Mending gue cepat-cepat ngantar uang ini daripada ngeladenin orang gak jelas kayak Hyunjin.
"Liat aja. Gue tau lo pasti jadi milik gue." ucap Hyunjin disahuti gelak tawa dari Felix. Gue pengen nampol mulutnya, cuma gue males cari masalah. Jadi gue sama Lisa cepat-cepat keluar kelas.
"Itu Hyunjin suka kali sama lo, Nay?"
"Amit-amit! First impressions aja gak suka gue, sok asik. Kenal aja baru, tiba-tiba suka. Kalau tadi kayak Kak Doy sih gue acc."
"Idih! Kayak Kak Doy mau aja." sahut Lisa yang langsung gue jitak.
"Aamiinin kenapa? Biar gue bahagia gitu."
"Gak, lo buluk gak cocok bahagia."
"Anjir!"
🍁🍁🍁
"Eh, lo yang masuk. Gue yang nanya."
"Haih! Gak mau! Sama-sama ih!"
"Kan lo yang punya urusan. Sudah baik gue yang mau bantu nanya."
Jadi gue sama Lisa sudah ada di depan kelas 12 Akuntansi. Pintunya sih gak ketutup, gurunya gak ada karena lagi jam istirahat. Gue ngintip sekilas ke dalam.
"Huhu! Malu gue!!" gue mencak-mencak.
"Haih! Lo mah lama! Gue panggil nih!" Lisa sudah ancang-ancang mau masuk ke kelas 12 Akuntansi.
"Wait, wait! Rapi belum gue? Gak buluk aja kan?" tanya gue ke Lisa.
"Lo buluk sejak embrio kayaknya." jawab Lisa lalu berlalu mendahului gue yang masih terharu dengan jawabannya. Lisa ngetok pintu, lalu ada kakel cewek yang kebetulan lewat.
"Eh, kenapa?"
"I-itu kak, mau ngumpul uang qurban." jawab gue sedikit gugup.
"Oalah! DUYUUUNG! ADA YANG NYARI NIH!"
Kak Doyoung berdiri dari duduknya. Kayaknya dia lagi ngumpul bareng gengnya gitu. Anjir, ganteng-ganteng semua. Dari yang gue tau, ada Kak Jaehyun, Kak Taeyong, Kak Yuta, sama Kak Jungwoo. Gak ngerti gue kenapa bisa cogan semua tergabung di sini semua.
"Kelas berapa?" tanya Kak Doyoung di depan gue. Gue gelagapan ngambil kertas daftar nama dan total uang.
"10 Akuntansi. Totalnya lima ratus ribu, Kak." Gue ngasih kertasnya ke Kak Doyoung, dia baca sekilas.
"Bagus, rapi juga pencatatannya. Oke, makasih ya." Kak Doyoung senyum tipis.
Senyum?
HNGH GANTENG!
"O-oke, Kak. Makasih." balas gue sambil senyum juga. Gue narik Lisa buat langsung balik ke kelas.
"Huhuhu, Lis! Disenyumin oppa!"
🍁🍁🍁
"Siapa Yong?" tanya Yuta saat gue mau duduk di kursi gue.
"Ha? Yong siapa? Doyoung atau Taeyong? Sesama Yong noleh noh!" sahut Jungwoo sambil natap Yuta gak santai.
"Doyoung. Santuy atuh Woo, ngegas mulu kek emak-emak!"
"Anjir!"
Dan terjadilah baku bacot antara Yuta dengan Jungwoo. Untung aja Taeil gak turun, kalau gak bacot bertiga.
"Dekel akun." jawab gue ke Yuta.
"Lo coba gak usah sok cool gitu jadi orang, Doy. Kayak gue nih gan—"
"Halah! Lo mah playboy tingkat kakap. Berapa dekel yang lo antar pulang sejak MPLS?" potong Jaehyun yang langsung kami sorakkin.
"Lo tuh yang harus tau diri Yong! Baperin anak orang mulu. Inget ya, karma is real bro!" sambung Jaehyun bijak. Ya emang dia aja sih yang normal diantara mereka.
"KOK MALAH GUE YANG DICERAMAHIN SIH ANJING?!"
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...