Ayo vote dan comment 😡
Happy reading...•••
"Naya."
Jaehyun mendongak, memejamkan matanya. Ia pikir dengan menyibukkan dirinya selama ini sudah cukup untuk menghilangkan nama Naya dari benaknya. Banyak cara ia lakukan untuk menjauhi hal-hal yang berkaitan dengan Naya, tapi nihil. Usahanya sia-sia. Justru Jaehyun kembali jatuh kepada Naya. Hebatnya Naya membuatnya jatuh hati padahal gak melakukan apapun. Setelah pertemuan terakhirnya di saat malam perpisahan, mereka bertemu kembali tanpa sengaja di bawah pohon siang itu. Berbekal air mineral, Jaehyun nekat mendekati Naya kembali. Merelakan perjuangannya untuk menjauh selama ini.
"Kenapa harus saman temen gue sendiri sih? Kenapa harus Doyoung?"
Jaehyun tau, mau sebesar apapun caranya untuk mendekati Naya itu akan berakhir sia-sia. Melihatnya bahagia bersama Doyoung cukup membuatnya mundur. Menyalahkan Doyoung juga gak akan membuat Naya akan memilihnya. Berapa kali penolakan langsung maupun gak langsung yang ia dapatkan dari Naya. Bodoh kan? Bertepuk sebelah tangan sudah cukup menyakitkan ditambah dia adalah milik teman sendiri.
Jaehyun menegakkan tubuhnya. Matanya menatap lurus ke depan, masih mengumpulkan berbagai alasan yang masuk dalam logikanya untuk terus memperjuangkan Naya. Terkadang hati dan logika sering gak berjalan bersama, maka dari itu kita harus memilih untuk mengikuti kata hati apa kata logika. Dan untuk kali ini, biar hati yang berbicara.
Di sini lah Jaehyun menunggu. Dengan perasaan campur aduk dia menunggu kehadiran Naya. Sulit menghubunginya kembali semenjak terakhir kali mereka bertemu. Salahnya juga mengajak Naya, salahnya juga tidak menjemputnya, dan salahnya juga kenapa ia reflek menggandeng tangan Naya seolah ia miliknya.
"Kak, maaf lama." Jaehyun tersentak. Mengatur kembali posisi duduknya.
"Gak masalah."
Naya tersenyum lalu duduk di hadapannya. Padahal tempat yang mereka datangi dilengkapi dengan pendingin udara, tapi kenapa tiba-tiba terasa panas? Bahkan dengan sebuah senyuman mampu membuat Jaehyun salah tingkah.
"Baru pulang ya?" tanya Jaehyun canggung sambil menggeser minuman vanilla ke hadapan Naya. Entah kenapa rasanya berbeda kali ini, canggung menyelimuti mereka. Jaehyun gak suka keadaan ini.
Naya mengangguk, "Makasih, Kak."
"Ada banyak hal yang mau aku jelasin ke kamu, Nay. Banyak... bingung harus mulai dari mana." Jaehyun memulai. Lebih cepat ini diselesaikan maka akan lebih cepat ia bisa menerima keadaan. Terlalu lama memendam akan mempersulit keadaan.
Naya menatap Jaehyun bingung, "Pelan-pelan, Kak. Coba dari yang paling mau kakak jelasin." jawabnya. Padahal kalau ditanya Naya juga clueless dengan Jaehyun sore ini. Ralat, sejak Jaehyun tiba-tiba mengajaknya bertemu tanpa sepengetahuan Doyoung sangat membuatnya bingung. Tau konsekuensinya, Naya akhirnya mengiyakan ajakan Jaehyun sore ini.
Jaehyun menghela napas, "Aku suka sama kamu."
Naya menahan napasnya sesaat. Pengakuan yang mendadak walaupun sebenarnya Naya tau sejak awal Jaehyun menunjukkan gerak-gerik tertarik padanya. Naya selalu menepis pikirannya itu dan hanya menganggap Jaehyun hanya seorang kakak.
"Kamu mau jadi pacar aku? It's fine kalau kita diam-diam, asal kamu di sampingku. Mau?"
Jaehyun bodoh. Ia lepas kendali. Rencananya yang awalnya hanya sekedar mengakui perasaannya agar ia sedikit lega malah melenceng seperti ini. Bodoh!
"Kak... Maaf."
"Kenapa? Doyoung alasannya?" Jaehyun tertawa kecil, "Dia bisa kembali dengan mantannya, maka kamu juga bisa sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...