Gue nyampe dirumah, lebih tepatnya lima belas menit yang lalu. Gue sempat nawarin Kak Doyoung buat mampir bentar, cuma langsung ditolak.
"Udah mau maghrib, gue langsung pulang aja." Kak Doyoung ngomong gitu sambil make helmnya kembali."Oh yaudah, Kak. Hati-hati." bales gue sambil senyum. Kak Doyoung bales senyum dong!
Lemah gue lemah, untung gue lagi megang pagar, kalau gak udah merosot jatuh gue.
Kak Doyoung nyalain motornya, "Iya, lo juga hati-hati, banyak semut. Assalamualaikum." ucap Kak Doyoung lalu melajukan motornya.
Gue masih terdiam. Hati-hati? Banyak semut? Ini maksudnya Kak Doyoung apa? Gue manis? Sksksk.
Gue menggeleng lalu menepuk kedua pipi gue yang gue rasa udah mulai merah. "Stop, Nay! Jangan baper duluu!" Gue menghela napas lalu masuk ke dalam rumah.
———
Kak DoyeonIni pasti akal-akalan kakak kan?
Ih kakak mah!!
Tapi ily loh kak
Kakak di ginjalQ•••
Hari yang berat tiba. Gak berat juga sih, gue kebawa santai mulu padahal hari ini udah lomba. Kalau kalian nanya gimana gue sama Kak Doyoung setelah diantar jawabannya gak ada. Habis gue diantar, besok-besoknya kami gak ada ketemu lagi, Kak Doyeon udah ngaku kalau nyuruh Kak Doyoung nganterin gue itu cuma akal-akaln dia aja biar bisa pdkt sama gue. Padahal gue burik gini mau pdkt sama Kak Doyoung, kan jomplang.
Balik lagi ke lomba, tim kami dapat nomor urut satu. Gak ngaruh juga sih mau nomor urut berapa kan ini cerdas cermat juga. Gue jadi juru bicara setelah lama berdebat sama Kak Doyeon. Jadi dalam tim ini ada gue, Kak Doyeon sama Kak Eunha. Kak Yoojung mendadak gak turun pas lomba otomatis Kak Eunha ditunjuk buat jadi penggantinya.
"Siap ya! Semangat!" seru Kak Eunha.
Lomba udah mulai lima belas menit lalu dan sinar matahari udah makin terik. Ya bayangin aja lomba cerdas cermat diadakan jam sebelas siang, gila aja. Penonton yang tadinya rame sekarang berpindah ke kantin. Jadi bisa dibilang lomba ini garing, antusiasnya udah gak semeriah awal lomba. Ya iyalah, lomba asah otak itu dasarnya udah ngebosenin apalagi ditambah panas terik, mending ngantin.
Untungnya gak lama setelah itu lomba cerdas cermat selesai. Tim kami dapat juara kedua, ya lumayanlah. Sebelum diarahkan ke kegiatan berikutnya, kami disuruh stand by di tempat.
"Aduh, Nay. Kak Doy tuh!"
Gue celingukan nyari Kak Doyoung. "Mana Kak?"
"Ituloh di tengah lapangan. Kan dia panitia." ucap Kak Doyeon.
"Oiya! Hgngh! Ganteng, Kak! Gak kuat hati ini."
"Gila lo ah, lempeng gitu dikata ganteng."
"Ya kan udah biasa diliat jadinya gitu, kalo ini kan beda!"
Kak Doyeon nepuk jidat gue, "Ini nih yang sok malu-malu mau di comblangin. Lampu hijau loh sudah ini."
"Kak, please ya, jangan dong! Nanti Kak Doyoungnya ilfeel sama gue gimana?"
•••
"Weitz! Doy! Anjay lah pilihan lo, menang. Gue kira dia agak-agak gimana gitu, ternyata pinter juga ya." ucap Jaehyun yang berdiri di sebelah gue.
"Agak-agak gimana maksud lo? Sepele banget lo." bales gue agak sinis.
"Lah kok lo yang sinis sih anjir. Kena- Oh, gue tau! Gue mencium aroma-aroma,"
"Ngomong sekali lagi lo gue tabok lo, Jae." sela gue lalu kembali fokus ke depan. Jadi posisi gue ini ada di tengah lapangan menghadap ke peserta lomba cerdas cermat yang lagi di briefing untuk kegiatan selanjutnya.
"Jangan diperhatiin mulu, ntar diliat balik jatuh hati dah lo." ucap Jaehyun sambil nepuk pundak gue. Gue mendengus lalu menjauh dari Jaehyun.
"Ah, masa gue beneran suka? Padahal kan gue iseng doang?"
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...