"Serius, Kak. Ini pertama kalinya Naya jalan pas malam minggu." ucap gue ketika motor kami berhenti saat lampu merah. Dari tadi Kak Doyoung terlalu fokus sampai gue jadi canggung sama dia.
"Biasanya gimana?" tanya Kak Doyoung sambil melirik ke arah spion motor.
"Ya di rumah. Kalau lagi rajin ngerjain soal-soal, kalau lagi malas ya rebahan aja sambil nonton Youtube. Kadang juga cosplay jadi kucing di depan rumah. Random gitu lah, Kak, soalnya Bunda sering larang jalan malam."
Kak Doyoung tertawa kecil, "Bisa gitu ya cosplay jadi kucing? Berarti Kakak culik aja gapapa? Kakak suka kucing soalnya apalagi yang bentukannya kayak kamu."
Gue berusaha menahan pekikan gue ketika mendengar ucapan Kak Doyoung.
"Sebenarnya, Kak, Naya itu siluman kucing. Ini rahasia besar, Kak. Jadi tolong dijaga siluman ini biar gak diambil orang."
"Tanpa disuruh, itu sudah pasti. Terus, kenapa kamu sekarang dibolehkan jalan sama Kakak?"
"Naya juga heran, Bunda biasanya larang gitu kalau jalan malam. Katanya kalau malam minggu itu ramai, nanti banyak yang bawa kendaran sembarangan. Tapi tadi tumben langsung iyain. Apa karena sudah kenal Kak Doyoung kali ya?"
"Mungkin."
Gue berdecak di belakang. Kak Doyoung kaku banget kayak kanebo kering. Gue sendiri jadi bingung nyari topik pembicaraannya lagi. Kak Doyoung itu kebalikannya Kak Jaehyun. Kak Doyoung kaku sedangkan Kak Jaehyun ramah. Meskipun tau begitu, gue tetap aja jatuh cintanya ke Kak Doyoung.
Gue melirik Kak Doyoung yang terlihat gelisah. Sesekali dia melihat jam tangannya. Ada urusan penting kah?
"Kenapa, Kak?" tanya gue akhirnya.
"Cari masjid atau musholla dulu ayo, Dek. Sudah masuk isya ternyata." jawab Kak Doyoung.
"Dekat sini ada kok, Kak. Kalau gak salah habis lampu merah ini kita terus, ketemu perempatan belok kiri. Nanti keliatan koo masjidnya."
Kak Doyoung langsung tancap gas setelah mendapat arahan dari gue sampai membuat gue sedikit terhuyung ke belakang karena gas dadakan Kak Doyoung. Reflek gue mukul punggungnya.
"Untung jantung Naya gak merosot ke usus, Kak!"
•••
"
Habis ini kemana?" tanya gue sambil memakai helm.
"Jujur, Kakak aja gak tau ini mau kemana."
"Loh, jadi gimana?"
"Kamu ada ide?" Kam Doyoung noleh ke belakang, meminta saran dari gue.
"Jalan-jalan aja lah, Kak. Siapa tau di jalan nemu tempat bagus buat mampir, lagian ini juga baru jam setengah delapan." jawab gue akhirnya.
Kak Doyoung mengangguk lalu mulai melajukan kendaraannya. Karena kami berdua juga bingung akan kemana, alhasil kami memilih untuk berkeliling kota. Lumayan, suasana malam kota ini lebih menarik. Gue lupa kapan terakhir kalinya gue jalan-jalan naik motor sambil lihat bangunan-bangunan di sini. Biasanya gue kalau keluar malam paling main handphone juga di dalam mobil, kalau pun naik motor paling mentok bareng Haruto ke tempat penjual nasi goreng langganan kami.
"Naya."
Gue berdeham di belakang.
"Naya? Gak tidur kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR || Doyoung
Fanfic[Revisi setelah selesai] "Dek, cinta itu aneh. Ibarat intangible assets yang gak bisa diamortasi." "Maksudnya, Kak?" "Gak bisa disusutkan dan gak bisa berkurang karena kerugian." "Kak, Naya gak suka ya kalau mau baper tapi harus mikir dulu!" Highest...