Like sebelum baca, komen&follow setelah baca.
~🍎~
Melia Milano Hotel, Italia
Setelah dua hari di Milan pekerjaan Joey akhirnya pun selesai, lebih cepat dari yang di jadwalkan. Masih sisa beberapa hari, dan Joey berencana mengajak kedua Stafnya, Leona dan Dede, untuk jalan-jalan menikmati indahnya suasana Milan.
Walaupun selama ini Joey tidak memiliki kedekatan emosional terhadap para Stafnya, tapi mereka sangat baik pada Joey sebagai atasan yang dihormati. Cantik, pintar, dengan karisma luar biasa mengintimidasi, dan hanya akan berbicara seperlunya.
Joey juga tidak pernah terlibat masalah dengan siapapun, ia pintar menjaga image hingga dikenal sebagai Producer berhati dingin. Dalam pekerjaan tidak usah diragukan lagi karena setiap program tv yang Joey produseri pasti mendapatkan rating teratas.
Mereka sedang berjalan menuju lift Hotel saat Joey mencoba membuka pembicaraan.
"Leona.. Dede, kita kan masih ada waktu besok, maksud saya gimana kalau kita jalan-jalan? Anggap ini reward dari saya atas kerja keras kalian dalam beberapa hari ini." Ajak Joey.
"Benarkah? Bu Joey mau ngajak kita jalan-jalan?" Tanya Leona gembira, pasalnya atasannya itu selalu bersikap dingin, tapi sekarang malah berniat mengajak mereka mengexplore Milan.
"Yes, saya mau banget, bu." Lanjut Dede dengan suara tidak sabar, sangat senang.
"Oke, besok kita berangkat sehabis breakfast ya, nanti naik kendaraan umum saja." Joey kemudian meninggalkan Stafnya saat pintu lift terbuka, lalu menuju kamar.
Sementara di tempat lain, Ken sedang melakukan pemotretan di Brera. Salah satu kawasan turist yang memiliki pemandangan mengagumkan, gedung-gedung menjulang tinggi dengan bangunan lama yang artistik, kental akan suasana khas Italia.
Namun sepertinya Ken mulai jenuh, padahal masih ada dua baju lagi yang harus dikenakan. Ia ingin segera pulang untuk pergi ke Club favoritnya.
Ketika makeup artis sedang merapikan riasannya, Ken melihat sesuatu yang sungguh menarik dari kejauhan. Seorang wanita yang diam-diam melangkahkan kakinya ke sebuah toko pernak-pernik.
Rambut wanita misterius itu di kuncir ke atas seperti kuda, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Membuat kepala Ken banyak di penuhi hal-hal nakal, bagaimana rasanya saat ia ciumi leher indah itu sensual, sialan.
Dia mengenakan anting bulat besar, dan dress casual berwarna navy, berpadu dengan sepatu black boots yang cukup tinggi. Wajahnya terlihat letih tanpa senyuman, namun kecantikan itu tidak pudar sedikitpun."
Sial, dia berhasil membuatku menginginkannya. Aku jadi penasaran bagaimana ekspresinya saat tersenyum, apa lebih cantik dari itu. Pikir Ken.
Ken yang kebingungan takut wanita itu keluar lebih dulu dari toko, akhirnya buru-buru meminta break sepuluh menit pada para seluruh crews, lalu kemudian dengan cepat berlari menuju toko pernak-pernik.
Satu.
Dua.
Aku menemukanmu lagi cantik, kali ini jangan lari, karena aku ingin dirimu sebagai wanitaku.
Tiga!
Ken menarik tangan Joey supaya berbalik mengetahui keberdaannya. Senyuman di wajah pria itu terlihat begitu tampan, yang harusnya wanita manapun akan langsung meleleh pada pandangan pertama. Sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk Joey Joceline.
"Auch.." Pekik Joey lirih, wajahnya menunjukan ekspresi siapa gerangan lelaki yang lancang menarik pergelangan tangannya. "Kamu.." Joey menunjuk dengan ujung telunjuknya, rupanya ia mengingat lelaki itu.
Bagaimana bisa dia ada disini? Apa dia sengaja mengikutiku? Ah tidak mungkin. Joey menyangkal.
"Ya, It's me, remember?" Ucap lelaki itu santai, bibirnya melengkung ke atas seolah senang menemukan harta karunnya.
"Anda.." Joey terkejut. "Sedang apa disini? Tolong lepaskan, saya mohon." Sikap Joey justru berbeda dengan harapan Ken. Sangat dingin padanya, dengan tatapan begitu curiga.
Ken mengamati raut wajah Joey yang seperti menolaknya. "Aku sedang ada pemotretan disekitar sini, dan kebetulan melihatmu. Aku pikir orang lain, ternyata benar kamu." Sangat tidak suka dengan penolakan.
"Oke-oke, jadi anda mau minta ganti rugi untuk kemeja anda?" Tanya Joey lugas, tidak ingin membuang waktu.
"Aku sudah tidak butuh ganti rugi kemeja lagi." Jawab Ken dengan nada lembut menyenangkan, lalu meneruskan. "Tapi kamu masih ada hutang kepada aku, ingat? Dan, please lebih enak ngomong pakai aku-kamu, gimana?"
Joey mengerutkan dahi. "Aku pikir akan lebih sopan jika kita berbicara dengan formal, kita baru kenal, kalau anda lupa." Sejak dulu, Joey sangat tidak suka membung waktunya untuk orang yang tidak ia kenal. "Jadi, apa yang anda mau, tolong katakan?"
"Kamu selalu to the point ya? Kamu pasti berfikir untuk apa membuang waktu kamu dengan orang yang tidak dikenal." Ucapan Ken itu menohok Joey, pria itu seperti sedang berusaha membaca pikirannya.
Bagaimana bisa dia tau yang aku pikirkan.
Ken melanjutkan, "Baiklah. So, kalau begitu sebagai ganti ruginya aku minta kamu untuk makan malam denganku, malam ini, setelah aku selesai pemotretan. Dan, kalau boleh aku ingin tahu siapa nama kamu?"
"Joey Joceline, panggil saja Joey. Untuk makan malamnya anda yang bayar?" Joey mencoba sedikit tersenyum, sangat sedikit karena tatapan Ken begitu menyebalkan, seolah sedang menelanjanginya.
"Aku Kennan Renner, Kamu bisa memanggilku Ken. Untuk makan malamnya, aku tidak mungkin membiarkan wanita cantik yang membayar, tenang saja aku akan bayar semuanya." Kata Ken menggoda, ia ingin menunjukan kalau dia adalah laki-laki yang punya segalanya, tidak mungkin jatuh miskin hanya karena seporsi makan malam.
Joey menjadi kesal, jika orang ini bukan orang yang menolongku di pesawat sudah aku lempar.
Dengan terpaksa akhirnya Joey mengiyakan ajakan Ken, lalu mencari keberadaan kedua Stafnya yang sedari tadi sibuk berbelanja.
"Leona.. Dede, ada yang mau mentraktir kita makan malam nih." Joey melambaikan tangan bersemangat, memanggil kedua Stafnya yang berada tidak jauh darinya.
Menahan tawa sebab ekspresi Ken langsung berubah muram.
"Aku cuman mau makan malam dengan kamu, tanpa orang lain." Ken menyela cepat.
"Ya, aku mengerti. Tapi aku datang kemari dengan Stafku, dan nggak mungkin dong aku menikmati makan malam yang lezat sedangkan mereka menunggu di luar." Ucapan Joey seolah ingin memojokan Ken. "Dengan mereka atau tidak sama sekali?"
Wanita Pintar.
"Baiklah, mereka bisa ikut. Aku akan kembali sepuluh menit lagi untuk menjemput kamu. Tolong, tunggu aku." Ken kemudian keluar dari toko untuk segera menyelesaikan pemotretannya cepat-cepat. Tidak bisa bersabar lebih lama untuk acara makan malamnya.
~🍎~
KAMU SEDANG MEMBACA
I FEEL YOUR TOUCH
Romantik"Ken, aku mau bicara." "Ngomong aja, Joey." "Kamu sayang gak sama aku?" Tanya Joey kepada Ken, partner seksnya. "Sayang." "Ken, aku sayang sama kamu," ucap Joey tenang, Ken masih sibuk mengunyah nasi goreng. "Bukan sebagai partner, perasaan aku jauh...