Part 32

9.1K 595 81
                                    

Hi, how are you guys?

Likenya sebelum baca yaa, dan komen setelah baca. Jangan pelit, ntar jodoh lo pelit 🤭✌🏻

~🍎~

Ken melepaskan ciumannya, tersenyum lembut, menghapus air mata Joey yang masih dalam posisi meremas kemejanya. Wajah mereka sangat dekat. "I miss you beauty," gumam Ken. " Joey, kalau kamu tetap menolak aku, maka aku akan mencoba lagi besok, besoknya lagi, dan lagi until you say yes."

Ken mau menunjukan kepada wanita dihadapannya kalau yang ia lakukan bukan sekedar ciuman antara pria dan wanita. Ken ingin Joey tahu seluruh perasaannya yang telah merasuk ke dalam tulang, terus tumbuh hingga bagian terdalam. Ken mencintainya, dan berharap Joey mengerti kalau ia serius kali ini.

Ciuman barusan, rasanya Ken benar-benar merindukan sensasi ketika seluruh aliran darahnya menari. Jantungnya dipompa cepat karena bisa sedekat ini dengan nafas Joey, memiliki Joey dalam dekapannya, dan bisa menyentuhnya hingga rasanya mau terbang.

Sementara Joey yang sebelumnya besikap canggung, akhirnya membalas ciuman itu ketika air matanya tak bisa berbohong lebih lama. Napasnya seakan terhenti ketika brewok tipis milik Ken menyentuh kulitnya lembut, sensasi itu sangat gila saat Joey mengaku pada hatinya; ah ternyata aku juga merindukan pria ini.

"Ken,"

Joey masih terkejud dengan apa yang ia lakukan, membalas ciuman Ken dengan cara menangis.

"Shhhh, it's me my love. Rilex." Ken menyetuh jari-jari cantik Joey yang kontras dengan jari-jarinya yang hangat dan besar. Menenangkan Joey supaya jauh lebih nyaman. Joey yang sedang menangis cantik sekali, membuat Ken tidak bisa berhenti mencium wanita itu.

Satu detik kemudian Ken kembali mencium bibir Joey dengan cara perlahan dan hati-hati. Ken menyentuh kedua pipi Joey yang sudah memerah, menutup mata, menempelkan bibirnya, lalu menciumnya lembut.

Bibir Joey terlalu manis, terlalu menyenangkan, membuat Ken sangat merindukan, dan hilang akal. Pikirannya benar-benar tidak bisa dihentikan, Ken seperti anak kecil yang kecanduan gulali karena sekarang dia tidak bisa tetap waras.

Joey memiliki kulit yang harum serta lembut, bahkan segala tetang Joey terasa sangat cantik, bisa menciumnya adalah bagian terbaik. Dan Ken tidak akan pernah bisa berpaling lagi karena Joey telah membuatnya tunduk. Ken rela menjadi patuh, menjadi tawanannya.

Sekali lagi, Ken terus melumat bibir Joey sambil mengatakan kalau ia harus berhenti, tapi ciuman yang semula sangat lembut itu berubah menjadi menuntut.

Tidak ada canggung, tidak ada kenangan buruk. Seolah lupa karena dibuat mabuk, mereka hanya melalukan apa yang hatinya inginkan. Menggerakan bibirnya dengan tergesa-gesa. Perasaan rindu yang sudah sampai pada puncaknya.

Joey menaruh kedua tangannya di leher kokoh Ken, tanpa tangisan lagi, Joey menerimanya. Lumatan Ken pada bibir bawahnya membuat jantung Joey kembali berisik ketika pria itu menyentuh rambutnya untuk memperdalam ciuman.

Ken menggigit, sesekali menyentuh leher Joey yang membuatnya mabuk. Beralih mengecupnya lembut sambil berbisik seductive, "you're mine for the rest of your life, as I'm yours and all that I have."

Ken akan betulan gila kalau terus seperti ini. Ken tidak pernah mencium gadis manapun selama empat tahun ini, ia seolah sedang melepaskan hasratnya yang tertahan begitu lama. Ketika Joey mulai kehabisan napas, Ken justru mengencangkan pelukannya, semakin posesif. Joey adalah miliknya, selalu menjadi miliknya, seperti yang Ken katakan; Our name, Ken and Joey is written destiny.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang