Part 22

3.6K 320 55
                                    

Like dulu ya sebelum baca, jangan lupa komennya di setiap line. Thankyou guys 😘😘

WARNING; Sexual content! 🔞🔞🔞

~🍎~

Ken mengusap lipstik di bibir Joey yang telah bercampur cairan putih yang baru saja keluar dari ereksi pria itu. Joey yang berjongkok, menatapnya seductive, terengah, dan penuh aroma sperma adalah surga dunia.

Terkadang Ken berpikir kalau wanita punya napsu yang lebih besar dari laki-laki, mungkin saat masa subur, atau ketika banyak masalah dan ingin melepaskan segalanya, He don't know. Namun yang jelas Ken tidak perduli tentang itu, nggak ada yang salah tentang wanita napsuan, karena itu bukan berarti murahan atau gampangan.

Ada wanita dengan libido besar, ada yang depending on the moment. Ada yang menjaga kesuciannya untuk her future husband, but, nggak virgin bukan berarti 'dia bukan wanita baik-baik'... oh come on, don't be primitive. Semua wanita di dunia ini spesial, itu hanya lebih kepada apa yang kamu percaya dalam hidup.

You knows what you wants. You admits it, say it without hesistation, and that's yours.

Lalu tanpa basa-basi Ken langsung memutar pinggang wanita itu sehingga sekarang Joey sudah dalam posisi menungging, menaikan ujung terusannya sampai batas pinggang, menurunkan celana dalam berenda hitam, dan memaikan celah basah merah muda yang mirip buah peach dengan jari-jarinya.

"Ahh, Ken," desah Joey gelisah.

Pinggang Joey menari mengikuti gerakan jari Ken, meliuk cepat ketika Ken semakin memompa cepat dengan dua jari yang keluar masuk di dalam Joey.

"Shhh, jangan berisik beauty! Aku nggak mau Sekretaris aku mendengar desahan seksi kamu sayang," desis Ken geram sambil berusaha membuka celana bahan, siang itu, di dalam ruangan pribadinya setelah jam makan siang. Sinting.

"Kamu yang menahan aku di sini, menyebalkan!" Meski terlihat menyalahkan Ken namun suara serak Joey tidak bisa berbohong, tubuhnya mengeliat semakin gelisah dengan napas tak beraturan, "Ken, eegghhhh, please," mohon Joey.

"Kamu duluan yang duduk di atas aku sayanggg..." balas Ken tak mau kalah.

Sial. Joey benar-benar membuat Ken sudah tidak dapat menahan diri dan semakin hilang akal. Ken mengerang pelan, bernapas dalam buruan kasar ketika kehangatan menyelubungi dirinya sepenuhnya. Joey mencengkramnya dengan sempit dan basah, terasa hangat ketika Joey mulai tidak sabaran menggerakan tubuhnya.

"Ah, Ahhh, Ken..." racau Joey nakal.

"Beauty, please, lower your voice, damn it!" Balas Ken parau.

Kemudian, tanpa niat ingin menyakiti, Ken membekap mulut Joey perlahan. Erangannya berubah menjadi gumaman berat yang terdengar begitu seksi di telingan Ken. Double damn it.

Tubuh Joey terasa licin, wangi colonge Ken menyatu dengan basah keringat tubuhnya. Napasnya memburu kasar, dan gerakan Ken semakin cepat, cepat, cepat. Joey memohon, meracau, menggali kenikmatan yang ia inginkan. Semakin lama semakin kasar untuk mencari kepuasan.

Ken tersenyum, menciumi tengkuk leher Joey, menorehkan beberapa kissmark pada pundak putihnya, "ahhh, doggy style is always be my favoriet, oh Joey...!"

Ken mempercepat gerakan, mengusap klitoris Joey lembut. Hal itu membuat Joey semakin menggila mengikuti hentakan-hentakan yang diciptakan Ken.

"It's okay. You can out, fill me," ucap Joey.

Joey menggelinjing, menjepit di sepanjang ketengangan Ken, berteriak dengan desahan panjang. Sementara Ken merasa semakin membesar, berkedut nyeri, matanya terpejam, dan kenikmatan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata menyelimuti tubuhnya.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang