Part 12

6.1K 418 26
                                    

Joey Joceline

Aku duduk dibawah shower yang sengaja tak ku matikan, membilas tubuh, mencuci rambut dan akal sehatku yang sudah tidak sehat. Rasanya aku merasa bodoh jika mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, aku merayu Kennan Renner yang jelas-jelas seorang Direktur di tempatku bekerja— mirip seorang pelacur.

Oh-no, lo dalam masalah besar Joey, so good.

Aku mencoba tenang, aku harus tenang, tapi tidak bisa sialan! Masuk ke dalam kamar mandi dengan inisiatif penuh dan memberikan blow job adalah tindakan paling bodoh seumur hidupku.

Bagaimana bisa aku melangkah mendekati Ken ketika lelaki itu sedang melakukan wanking pada ereksinya?

Aku harus bernapas dengan baik karena sekarang wajahku malah ikut merona ketika semua klip erotis itu berputar secara bersamaan, sangat tolol karena aku merasa panas, aku bergairah.

Ken yang terhalang sekat kaca berembun dan dibasahi tetesan air membuat aku gelisah, terbawa suasana—aku masih mabuk kurasa—sehingga aku tidak perduli lagi dengan konsekuensi setelahnya. Klasik, alkohol sebagai alasan.

Seorang karyawan melihat Bosnya telanjang lalu memberikan blow job adalah tindakan illegal, kan? Aku berdosa karena membuat Bosku menikmati hisapan itu, right? Bawahan itu bisa di pecat dengan tidak hormat, astaga Joey tolol.

Tunggu, tapi pada akhirnya Ken mendapatkan apa yang dia inginkan, meniduri ku. Aku juga korban karena aku kehilangan sesuatu yang penting disini, keperawanan. Bisa disimpulkan bahwa kami sama-sama impas.

Ya, Joy 1, Ken 1.

Sex before marriage, tenanglah aku bukan wanita tua kolot, lagipula aku terlalu sibuk hanya untuk memikirkan kencan dan pernikahan. Tapi seks dan hubungan romantis merupakan hal wajar. Aku wanita normal yang punya kebutuhan, aku mendambakan sentuhan, dan sejujurnya aku telah menahannya ini sejak lama, gairahku.

Lalu dimana letak kesalahannya, melakukan seks dengan Kennan Renner? Ken adalah pria bersih, aku tahu itu.

Sudah menjadi rahasia umum bagaimana luar biasanya keluarga Renner yang tak pernah tergeser dari posisinya sebagai 10 keluarga terkaya di Indonesia, jadi pewarisnya—seorang playboy sok ganteng—tidak mungkin berkencan dengan wanita pembawa penyakit.

Oke, sekarang aku harus menyemangati diriku kalau semua baik-baik saja. Dalam hati kecilku, aku tidak bisa berbohong kalau aku tidak terangsang melihat ekspresi Ken yang minta dipuaskan.

Dasar wanita mesum, bersihkan otak lo Joey. Sadar, dia itu atasan lo, dan dia playboy brengsek.

Tapi, perut kotak-kotaknya yang aku jilati—ijinkan aku untuk berpikir mesum kali ini saja—dengan penuh penghayatan benar-benar terasa nikmat. Dia membuat aku terus mendesah di atas ranjangnya dengan cara yang luar biasa seksi, kenikmatan yang tidak bisa aku tolak menjalar ke seluruh darahku.

Aku mendesah, aku berteriak memohon, aku frustasi menyembah nama Kennan Renner.

Back to reality, sekarang aku harus menerima fakta bahwa aku bukan virgin, mahkotaku sudah hilang sejak semalam. Sejujurnya aku sedikit menyesal, mungkin karena aku orang Indonesia dan dididik dengan budaya ketimuran.

Namun faktanya aku selalu ingin mencobanya ketika kuliah di Singapore dulu, maksutku one night stand, atau lebih tepat one morning stand karena kita melakukannya di pagi hari.

Saat masih kuliah di Singapore aku hampir melakukannya, dengan laki-laki tidak dikenal yang ku temui di Club. Kemudian Cecil menemukanku lalu membawaku pulang, aku sangat berterimakasih padanya waktu itu.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang