Part 1

40.9K 1K 6
                                    

Like sebelum baca, komen&follow setelah baca.

~🍎~

Jakarta Indonesia

"Kamu jadi mau pindah ke Jepang?" Joey bertanya sambil menyedot americanonya.

"Ya, sudah fix. Kalian tahu kan kalau pekerjaan Akira semua di Jepang. Selama satu tahun ini dia udah banyak berkorban bolak-balik Indonesia-Jepang. Rasanya aku terlalu egois jadi istri, makannya lebih baik aku mengalah dan mendampingi dia di sana " Yuna menjelaskan kepada kedua sahabatnya, Joey dan Cecil, saat mereka bertiga sedang berkumpul di Cafe milik Cecil.

"Aku akan selalu support apapun keputusan kamu. Jadi kapan kamu berangkat?" Tanya Joey.

"Thanks Joey. Mungkin bulan depan, banyak yang harus aku urus sebelum pergi. Yang jelas setelah kamu pulang dari Milan kita harus bikin pesta perpisahan. Wajib!" Senyuman yang mengembang di wajah Yuna terlihat tulus, namun ada kesedihan dimatanya karena akan berpisah dengan dua sahabat terbaiknya.

Cecil tertawa keras. "Udah ah nggak usah nangis, cengeng." Ejeknya santai. "Aku sama Joey pasti akan selalu kangen kamu."

Yuna dan Cecil adalah sahabat terbaik Joey, Yuna sudah berteman akrab dengan Joey sejak bersekolah dulu, sedangan Cecil bertemu Joey saat kuliah di Singapore. Joey lah yang mengenalkan Yuna pada Cecil, hingga akhirnya mereka bertiga menjadi sahabat baik.

Walaupun mereka tidak pernah mengakui terang-terangan kalau bersahabat, mereka lebih senang menunjukan dengan perhatian dan sikap secara langsung.

Seperti saat Joey masuk rumah sakit karena demam berdarah, sahabatnya Cecil yang menjaganya, lalu Yuna yang selalu membawakan kebutuhannya.

Satu hal yang membuat ketiganya cocok karena mereka benci membuka luka masa lalu. Mereka tau apa yang pernah terjadi pada sahabat-sahabatnya. Bukannya mengungkit mereka malah saling menguatkan, dan berfikir semua sudah baik-baik saja.

Joey melirik arlojinya sekilas. "Astaga, sudah jam sembilan malam rupanya. I'm so sorry guys.. Aku harus buru-buru balik, masih ada deadline kerjaan sebelum aku berangkat ke Milan." Ucap Joey menyesal tidak bisa nongkrong lebih lama.

"Yaaah kok cepet banget sih, Joey." Rengek Cecil, menahan tangan Joey agar tidak pergi.

"Mau gimana lagi, kerjaan aku emang masih banyak, Cecil cantik. Lagian aku kesini niatnya cuman mau ambil wine pesanan ku." Ucap Joey sambil nyengir, kemudian memeluk dan menciumi pipi kedua sahabatnya silih berganti. "Kalau gitu aku balik dulu ya, Bye."

"Jangan kebanyakan kerja Joey, inget umur!" Cecil tertawa mengejek.

"Mulai kan-kan. Udah ah, Bawel!" Joey berjalan menuju pintu Cafe sambil melambaikan tangan sangat tinggi.

"Joey! Jangan lupa oleh-oleh dari Milan!" Teriak Yuna.

~🍎~

Apartemen Joey

Matahari mulai menampakan sinarnya yang hangat, jalanan di Jakarta sudah mulai macet, banyak orang berlalu lalang untuk memulai aktifitasnya.

Sementara di dalam sebuah Apartemen yang di penuhi wangi lavender dari lilin aroma terapi, masih ada seorang wanita dewasa yang belum bangun. Ya dewasa, karena umurnya yang sebentar lagi menginjak tiga puluh tahun.

Triiing...Triing...Triing... (Suara alarm)

Sambil mengumpulkan nyawanya, wanita itu mematikan alarm dari ponsel yang tidak berhenti berdering sedari tadi.

Aroma anggur tercium sangat pekat, berkas-berkas pekerjaan berserakan begitu saja di atas meja kerja. Bola matanya memperhatikan sekeliling kamar yang nampak gelap karena semua tirai masih tertutup rapat.

Wanita itu menyandarkan kepalanya ke bibir ranjang, meraih ponselnya sambil mengecek beberapa pesan masuk. Ada banyak sekali pesan, termasuk dari Stafnya yang tiba di Milan lebih awal.

Menjadi sangat panik karena hari sudah sangat siang, dan pesawat dengan tujuan Milan akan berangkat tiga jam lagi. Trafic jam di Jakarta tidak pernah main-main, sangat padat. Sambil memaki dalam hati Joey mencoba meraih beberapa helai kain, lalu berlari ke kamar mandi.

Joey Joceline merupakan seorang Produser acara olahraga di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta. Kariernya sangat sukses sebagai seorang Senior Producer, bahkan dia pernah memproduseri beberapa acara televisi terkenal.

Usianya tergolong sudah cukup umur untuk menikah, namun Joey lebih memilih untuk menikmati hidupnya. Menenggelamkan diri dalam banyak pekerjaan.

Joey adalah wanita yang tegas dan pintar, tubuhnya tinggi semampai seperti seorang model, mungkin ia akan sangat sukses jika mau debut sebagai model. Rambutnya hitam bergelombang, dengan bibir penuh berwarna orange, ditambah mata coklat bersinar yang mirip matahari terbenam. Penuh aura intimidasi.

Hal tersebut mengapa para bawahannya begitu hormat terhadapnya. Sikapnya yang sedingin gunung es selalu membuat mereka segan untuk menyapa lebih dulu, sangat berbanding terbalik ketika Joey bersama ketiga sahabatnya. Joey akan berubah menjadi sangat hangat.

Wine adalah favorit Joey dikala banyak pekerjaaan menumpuk. Menurutnya rasa dan aroma red wine adalah yang terbaik, memberikan gairah untuk semangatnya. Kepergiannya ke Milan murni karena urusan pekerjaan. Dan perlu digaris bawahi kalau tidak ada pria dalam hidupnya.

Dengan langkah terburu-buru Joy memasuki pintu cek in penerbangan Internasional Bandara Soekarno Hatta.

BRUK!

"Maaf, saya buru-buru pesawat saya bentar lagi berangkat." Joey segera memungut paspor, tiket dan visanya yang jatuh.

"It's okay, Anda tidak sengaja kan." Kata laki-laki itu sambil memperhatikannya, matanya tidak lepas sedikitpun. Pria tinggi itu punya wajah yang siap menghancurkan hati setiap wanita.

"Syukurlah, sekali lagi saya minta maaf, permisi, ya.." Joey berjalan cepat kemudian meninggalkan lelaki itu. Tidak sadar jika punggungnya sedang ditatap sangat intens dari kejauhan.

She's my type.

~🍎~

ID trakter: https://trakteer.id/star95

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang