Like dulu sebelum baca, komen setelah baca dan follow jika suka.
~🍎~
Setelah masuk ke Pesawat, Joey segera mencari kursi bisnisnya. Selang beberapa lama Pesawat pun lepas landas, seorang Pramugari menghampiri untuk memberikan breakfast. Selesai sarapan Joey kemudian memasang headset lalu mendengarkan play list favoritnya hingga tertidur.
Satu Jam kemudian Joey terbangun dan merasa kepalanya sangat pusing. Joey berdiri akan menuju kamar mandi, namun sayangnya pesawat yang ditumpangi bergoyang. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam perutnya, membuat Joey tidak tahan untuk mengeluarkan isinya.
Dan sedetik kemudian akhirnya muntah tepat pada kemeja laki-laki yang lewat di sampingnya.
"Shit. Rip my shirt!" Pria itu langsung mengumpat, namanya Kenan Renner. "Lo berani!" Dengan nada tinggi dan tatapan tidak percaya kalau kemeja Balenciaga seharga puluhan ribu dolarnya berubah menjadi wastafel.
Sungguh sialan.
Ken menatap Joey beberapa saat, merasa familiar dengan wanita di hadapannya, kemudian menghela napasnya pelan. Ken masih mengingat wanita itu dengan baik, tidak mungkin ia lupa dengan wanita cantik.
Kepala Joey seperti berputar, dan akhirnya tertidur di pelukan lelaki asing. Bagian menyebalkannya Ken harus mengendong Joey untuk segera mendapatkan pertolongan pertama. Ia membencinya, bau menyengat dari muntahan walaupun wanita yang ia gendong sangat cantik.
Menarik, tapi merepotkan. Perasaannya berucap untuk kedua kalinya.
Dengan gentle Ken segera mengangkat Joey ke bagian medis pesawat. Setelah dua puluh menit menit berlalu akhirnya Joy tersadar. Menemukan seorang pria yang tidak ia kenal tengah duduk menungguinya.
"Apa yang terjadi? Apa anda yang menolong saya?" Suara Joey terdengar kecil, masih merasakan sedikit pusing di kepalanya. Joey menerka-nerka kejadian tadi, mengingat kembali kenapa ia bisa pingsan.
"Ya. saya adalah malaikat penolong kamu.." Kata Ken dengan bangga.
Mata Laki-laki itu menatap tajam ke arah Joey, namun bukan tatapan marah, melainkan tatapan mengamati. Mata mereka memperhatikan satu sama lain, intens, saling mengunci. Ken tidak dapat menyembunyikan bahwa ia tertarik terhadap wanita dihadapannya, tersenyum kecil.
Pria dengan bola mata terang berwarna kelabu muda, hidung mancung disertai garis rahang yang tegas. Dalaman kaos yang saat ini melekat ditubuhnya memperlihatkan dengan jelas urat-urat otot kekarnya, pundak lebarnya yang bidang. Rambutnya disisir rapi kebelakang, dengan aroma enak menenangkan, siapapun yang berada di dekatnya pasti tau jika itu adalah musk keluaran Calvin Klein.
Kemudian meneruskan, "Dan saya orang yang kemejanya terkena muntahan kamu. Sudah ingat sekarang?"
Joey memejamkan matanya erat, mengingat bagian yang ia lupakan.
"Astaga, ya-ya saya ingat. Terimakasih untuk bantuannya."
"Kamu tadi juga menabrak saya sebelum boarding." Alis mata Ken terangkat salah satu, tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang rapi.
Rasanya menggelikan jika mengingatkan seseorang yang bahkan mungkin tidak ingat tentang kita.
"Saya agak lupa sih, tapi saya inget kalau menabrak seseorang sebelum masuk pesawat. Sekali lagi, terimakasih dan saya minta maaf." Ucap Joey, tulus.
"No worries, Kamu sudah lebih baik? Masih merasa mual atau pusing?" Tanya Ken ramah.
"Ya, I'm okay, sudah baikan."
"Baiklah. Karena keliatannya kamu udah nggak sakit, so, saya mau kembali ke kursi saya. Buat kemeja yang kamu muntahin saya anggap saja itu hutang." Joey tidak mengerti pembicaraan lelaki ini. "Kamu bisa bayar kapanpun kalau kita ketemu lain kali." Ken kemudian pergi dengan gayanya yang cool tanpa membiarkan Joy menjawab.
"Hey, saya tidak suka berhutang!" Teriak Joey kebingungan. Joey tidak bisa langsung mengejar karena badannya masih terasa lemas, tidak punya tenaga.
Lelaki itu pun kembali lagi.
"Mmm oke, kalau gitu misal kita nggak ketemu lagi saya anggap hutang kamu lunas. Tapi kalau kita ketemu lagi berarti kita harus berkenalan, cantik." Puas menggoda Joey, Ken langsung pergi begitu saja dengan senyuman menyebalkan.
Sementara mata Joy langsung terbelalak mendengar kalimat tengil barusan.
Joey, Bodoh! Kenapa malah bikin insiden memalukan sih! Menyesali kebodohannya.
Setelah enam belas jam perjalanan pesawat yang Joey tumpangi akhirnya landing di Malpensa Internasional Airport, sebuah bandara terbesar di Milan. Milan Italia bukan hanya Kota yang terkenal dengan sepak bolanya, namun juga terkenal karena keindahan Kotanya.
Banyak tempat-tempat menarik dan romantis seperti Galleria Vittorio Emmanuele, Katedral ll Duomo, Sforza Castele, dll. Namun sayang sekali kedatangan Joey kali ini untuk urusan pekerjaan, bukan untuk berlibur apa lagi mencari pendamping hidup.
Joey memperhatikan sekitar mencari keberadaan stafnya yang sudah menunggunya sejak tadi. Dilihatnya dari jauh seorang laki-laki dan seorang perempuan berjalan mendekatnya, seolah memberi isyarat dengan lambaian tangan.
"Bu Joey sakit? Kok pucat sekali?" Tanya Leona.
"Enggak, saya baik-baik saja cuman kelelahan aja, Na." Jawab Joey, tiba-tiba teringat kembali kejadian di pesawat tadi.
"Mari bu saya bawakan kopernya, kita langsung ke Hotel saja supaya ibu bisa segera beristirahat." Dede stafnya yang lain langsung meraih koper yang ada di tangan kanan Joey. Mereka segera bergegas meninggal Bandara.
~🍎~
Tuhan tidak pernah berjudi. Teori di dunia ini semuanya ada sebab dan akibat,
Dalam sebuah pertemuan ada alasan mengapa dipertemukan.
***
ID trakter: https://trakteer.id/star95

KAMU SEDANG MEMBACA
I FEEL YOUR TOUCH
Romance"Ken, aku mau bicara." "Ngomong aja, Joey." "Kamu sayang gak sama aku?" Tanya Joey kepada Ken, partner seksnya. "Sayang." "Ken, aku sayang sama kamu," ucap Joey tenang, Ken masih sibuk mengunyah nasi goreng. "Bukan sebagai partner, perasaan aku jauh...