Part 15

4.7K 374 52
                                    

Triple update dan yang terakhir!!

Yuk ramaikan, jangan cuma jadi silent reader yang bisanya baca aja. Kasih apresiasi biar gue semangat upnya :)

~🍎~

Flash back, tadi siang di Cafetaria kantor...

"Gue nggak nyangka kalau Direktur kita seganteng itu, mukanya blasteran, dan tubuhnya gila seksi abis." Suara seorang anak magang membuyarkan konsentrasi Joey yang sedang sibuk membaca rundown.

Kemudian salah satu temannya menimpali dengan tawa yang menyebalkan genit."Bener banget. Gue bakal betah kalau bisa liat wajah Bos kita setiap hari, syukur-syukur jadi Sekretarisnya, diajak ke kasur pun hayuk-hayuk aja."

"Terus kalian lihat gak tadi waktu Mr. Renner salaman sama gue, tatapannya itu lho.. bikin meleleh. Kayaknya dia tertarik deh sama gue deh."

"Pede banget sih, jatoh sakit lho. Dia juga salaman sama gue kali, terus mata kita saling bertatapan dan ngasih wink ke gue, ah gila."

Sekumpulan gadis bodoh sedang tertawa girang, sementara Joey yang duduk dideretan dekatnya merasa jengah mendengar obrolan itu, ingin rasanya membalikan meja mereka. Namun akan buruk jika Joey malah melampiaskan amarahnya di sana, sedangkan tersangka utamanya terus tebar pesona sana-sini.

"Hellow.. kalian lupa kalau Mr.Renner nepuk pundak gue dua kali. Jelas dia pengennya tidur sama gue guys, jadi nyerah aja deh." Kata gadis lainnya terdengar sombong, sambil terus tertawa dengan khayalannya yang membuat orang mual.

Joey yang semakin berang mendengar pembicaraan gadis-gadis magang kemudian pergi tanpa menghabiskan kopinya.

Kembali pada situasi saat ini. Setelah Joey berbicara untuk mengeluh atas perilaku tidak pantas Ken, pria itu justru menanggapinya santai dan masih berani tersenyum kecil. Ekspresi Joy sangat menarik saat cemburu seperti ini...

"Kenapa malah senyum? Aku lagi bicara serius Ken?" Tanya Joey dengan alis setengah terangkat.

"Iya aku tau. Kamu cemburu?"

"Aku nggak cemburu, aku cuma butuh penjelasan kamu," Nada Joey terdengar masih sama, ketus. "Kita udah sepakat kalau nggak boleh ada pengkhianatan."

"Astaga, kamu marah? Kamu kesal hanya karena gosip murahan?" Balas Ken seolah tidak terima.

"Aku mohon jangan mengalihkan pembicaraan Ken. Kamu menggoda karyawan kantor secara terang-terangan dan sekarang masih mau mengelak? Bicara yang sebenarnya sama aku.." Kali ini Joey menatap mata Ken penuh selidik, seperti mencari kebenaran dengan suaranya yang terdengar rendah.

"A-aku tidak menggoda mereka, I'm swear, really..." Sanggah Ken sekali lagi.

Joey tertegun dan menatap Ken sambil menggeleng tidak percaya. "Mata kamu terlihat berbohong Ken, rahangmu mengeras, bahkan keningmu nampak tegang dengan keringat bercucuran, takut aku membongkar kebohongan kamu?"

Ken sudah kehabisan cara untuk menyangkal.

"Kenapa kamu terus memojokkan aku Joey? Itu namanya kamu bener-bener cemburu, kamu nggak terima karena aku menggoda wanita lain. Kamu ingin aku hanya melihat kepada kamu seorang, dan benci saat aku... oh shit," Ken kehilangan kontrol, tidak sengaja mengatakan yang sebenarnya, "Joey sorry, bukan gitu maksud aku."

Kening Joey makin berkerut setelah pernyataan Ken, menatap pria itu kesal. Ada perasaan tidak suka di dalam hatinya, takut apa yang menjadi miliknya diambil, juga emosi yang meluap.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang