Part 16

10.1K 534 101
                                    

Diupdate!!! Jangan lupa kasih like dan kometarnya buat apresiasi penulis ya guys :))

~🍎~

Joey heran kenapa ia selalu berada di sekitar orang-orang pemaksa, seperti siang ini contohnya. Sebuah nomor tak dikenal menghubunginya untuk bertemu, tapi bukan penipuan karena Joey mengenali suaranya.

Ia baru saja keluar dari lift menuju Coffee Shop yang ada di lantai satu gedung kantornya, terlihat bingung mencari keberadaan seseorang. Lalu menemui sosok pria yang duduk di meja paling ujung dekat jendela.

"Joey?" Brian memanggil Joey sehingga mereka bertatapan. "Disini, Joey."

Tampak beberapa orang memperhatikan penasaran, ada pula yang tapa tahu malu mengajaknya berswafoto.

Brian Madava, seorang atlet terkenal yang telah mengharumkan nama Indonesia pada Olimpiade Internasional yang berlangsung di Rusia dengan membawa pulang mendali emas. Bisa dibilang Brian Madava adalah pahlawan dalam bidang olahraga.

"Ngapain lo ke sini?" Joey langsung bertanya sinis, menarik salah satu kursi di depan Brian.

"Joey.." Brian tidak melepaskan pandangannya sedikitpun karena terlalu bahagia. "Kamu apa kabar?" Tanyanya penuh penasaran.

Joey malas menjawab namun tidak baik berdebat di publik karena banyak mata yang mengawasi, setidaknya bersikap serius seperti rekan bisnis. "Kabar aku bukan urusan kamu, tuan Madava."

Brian mengulum senyum pahit. "Sulit sekali menemukan kamu, makannya aku menggunakan cara ini karena kebetulan temanku yang seorang atlet sepakbola pernah wawancara di sini, dan dia menunjukan foto kamu. Sorry, kalau lancang."

Wanita itu memilih tidak berkomentar.

"Joey aku tau kamu masih marah setelah bertahun-tahun. Mungkin sangat membenci aku juga, tapi aku selalu memikirkan kamu."

"Apa lo mikir saat manfaatin gue?" Joey menyindir, "Langsung ke intinya aja, ngapain lo ke sini?"

Brian menatap Joey dengan sorot mata bersalah. "Aku mau minta maaf. Aku kemari ingin menjelaskan, dan aku bodoh karena telah menyakiti kamu sangat banyak," pria itu masih menatap Joey, dan Joey membencinya. "Aku tahu sulit untuk memaafkan pria brengsek seperti aku, tapi kita harus bicara."

Ketika Brian selesai mengambil nafas dan mulai bersuara,

semua kenangan mereka diputar kembali seperti kaset usang...

Brian pindah ke Jogja belum lama ini karena Ayahnya ingin memperluas bisnis Departemen store-nya di Jogja. Sudah menjadi kebiasaan keluarga Madava, setiap kali ada proyek besar maka mereka akan ikut kemana kepala keluarganya berada dan menetap sementara.

Setelah seminggu bersekolah Brian memutuskan untuk masuk klub renang di sekolahnya yang baru. Bukan karena Brian ingin menjadi atlet renang profesional, tapi karena ia suka berada di dalam air dan ingin memiliki banyak teman. Sebenarnya Brian sudah punya pelatih pribadi, tapi ia tetap mengikuti kegiatan ekskul untuk nilai rapor tambahan.

Sore itu hangat, matahari berwarna sedikit jingga ketika Brian datang ke pertemuan ekskul untuk pertama kali. Perhatian Brian teralihkan saat melihat seorang gadis cantik seusianya sedang berada di atas papan loncat setinggi 10 meter. Wajahnya yang mungil terlihat sangat santai sebelum mengambil ancang-ancang untuk melompat.

Satu detik kemudian, Brian seolah tersihir oleh cahaya jingga yang menyelimutinya seperti malaikat. Cantik.

"Hwaaa.. keren Joey!" Seorang teman yang duduk di samping Brian meneriakkan nama gadis itu.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang