Part 29

8.2K 540 95
                                    

Gue tunggu like dan komennya kalau kalian suka cerita ini, jangan pelit, ntar jodohnya nggak dateng"✌🏻🤗

~🍎~

Tokyo, Jepang

Empat tahun lalu, Joey tiba disebuah Kota yang waktu itu sedang musim panas, suhunya diperkirakan mencapai 38'derajat. Dengan langit biru cerah, awan menggumpal lembut, dan orang-orang yang terlihat membawa kipas portable mini ditangan, beberapa diantarnya bahkan masih mengibaskan uchiwa (kipas tradisional Jepang yang terbuat dari kayu dan kertas).

Joey merasa akan betah tinggal ditempat baru, Tokyo, Jepang.

Setibanya di Hotel setelah supir Yuna menjemput Joey di Bandara, ia segera berendam untuk membersihkan diri, karena selama berada di dalam pesawat Joey terus muntah seperti orang yang baru pertama kali terbang. Joey memesan udon dan katsu sebagai makan malam, setelah itu tertidur karena perjalanan panjang yang melelahkan.

Dalam perjalanan ke Hotel, Joey sempat membeli sebuah furin (lonceng angin) untuk ia pasang di Apartemen barunya nanti. Ya, Joey sudah memutuskan bahwa ia akan menetap sementara di Jepang.

Gila. Joey tidak menyangka bahwa ia akan nekat membeli tiket pesawat setelah Ken menyeretnya dari Cafetaria ke kantor pria itu. Joey menimbang-nimbang, tak punya cukup keberanian untuk meninggalkan semuanya. Namun semakin dipikirkan, semua semakin sesak, Joey terluka, dan Ken tak akan pernah berhenti untuk bersikap egois.

Ken itu keras kepala, dan akan melalukan segala cara untuk mewujudkan obsesinya. Ken dan anak buahnya akan tetap mengejar Joey jika Joey tak segera pergi. Joey butuh tenang.

Pergi, menghilang.

Waktu itu yang ada dalam pikiran Joey hanya menghindar dari Kennan Renner, kemanapun. Ini bukan salah satu hal gila yang pernah Joey lakukan dalam hidup, dulu sekali Joey juga pernah melarikan diri dari pria bernama Brian Madava. Mungkin melarikan diri memang bakat terpendam Joey Joceline.

Joey bahkan tak berpikir apa yang akan ia lakuakan di Jepang nanti. Lalu, pikiran untuk melanjutkan sekolah S2-nya yang tertunda kembali muncul dipikirannya, Joey punya tabungan yang lebih dari cukup untuk hidup di Jepang beberapa tahun ke depan.

Sebelum terbang ke Jepang, Joey sudah lebih dulu menghubungi Yuna dan Cecil—sahabatnya–guna merencanakan rencana pelariannya. Roseme Cecilia Rodiguez yang punya baground sebagai keluarga mafia terpandang, berperan penting dalam memuluskan pelarian Joey supaya tidak bisa dilacak. Membuat Joey seolah-olah masih berada di Indonesia. Sementara Yuna bertugas menyiapkan tempat tinggal untuk Joey. Semuanya dilakukan secara buru-buru.

"Joey sweetheart, mana sambel bawang sama terasi titipan aku?"

Wanita berambut hitam dengan kulit seputih salju yang baru saja masuk ke Hotel tempat Joey menginap langsusung menodong makanan khas Indonesia titipannya. "Ada di koper aku, sorry kalau ada yang beda soalnya aku beli semuanya di store Bandara," kata Joey pada Yuna dalam posisi berpelukan. Yuna berjingkrak senang.

Kemudian Yuna dan Joey duduk bersama. Yuna dapat melihat wajah layu dan mata lelah Joey yang terlihat jelas, kemudian Yuna menyentuh tangan Joey perlahan, "Are you okay, Joey?"

Tak ada jawaban, Joey hanya diam. Lalu setelahnya, Joey langsung menangis sangat keras.

"No, I'm not okay! I screwed up!" jawab Joey susah payah, sambil masih terisak. Menangis tersedu-sedu dalam pelukan Yuna untuk beberapa saat.

Semua tumpah menjadi satu, perasaan menyebalkan yang menekan layaknya paku-paku berukuran besar. Perdetik semakin masuk ke dalam hatinya, dan Joey tidak dapat menghindar dari perihnya infeksi.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang