Part 34

8.6K 560 63
                                    

Mau double Up?
Kasih like yang banyak, dan spam komen perline/perparagraf  😁

~🍎~

"Apa kamu ingat soal Singapore?"

Ken yang sedang melihat ponsel langsung mengalihkan fokus pada Joey. "Aku sangat brengsek waktu itu. Sorry."

Joey mengerutkan kening. "Maksud kamu? Kita lagi ngomongin apa sih?" Menambahkan dengan ekspresi biasa saja, "aku mau bilang kalau aku masih menyimpan hadiah ulang tahun dari kamu, Ken."

Meski itu bertahun-tahun lalu, Ken tidak mungkin melupakannya. Dan setiap kali Joey mencoba bernostalgia, kadang Ken malah menjadi salah paham. Ia pikir Joey akan mengungkit-ungkit kesalahannya—banyak wanita punya kebiasaan buruk itu—tapi Joey bukan jenis wanita pendendam. Joey bagaikan Dewi yang mustahil menjadi nyata.

Pembicaraan di atas terjadi bulan lalu saat Ken dan Joey pergi ke Yokohama untuk jalan-jalan dangan sebuah yatch mewah.

Setelah kembali bersama, setiap bulan Ken memang rajin terbang ke Jepang untuk menemui kekasihnya. Walaupun singkat, namun semua tak lepas dari keseriusan Ken kepada Joey.

Ken mau menunjukan bahwa ia telah berubah, dan sungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungan mereka dengan melakukan apa saja. Ken mau menebus segala hal buruk yang pernah terjadi. Ken mau cinta Joey kembali.

Mengirimkan buket bunga setiap minggu pagi, mengirim makanan favorit Joey untuk ia nikmati, memberikan surprise box balon dengan kata-kata cinta. Bahkan, saat itu Ken pernah menelpon Joey, dan ternyata pria itu sudah ada di depan Apartemen Joey. Wanita itu sampai heran apakah Ken menonton banyak film romantis.

Sebetulnya, Joey merasa apa yang Ken lakukan agak berlebihan. Joey tahu jika pekerjaan Ken sangat banyak. Sebagai seorang pemimpin perusahaan, Ken punya tanggung jawab besar di pundaknya, namun ia malah membuang waktunya setiap bulan untuk terbang ke Jepang.

Joey yang tidak mau memanfaatkan kasih sayang pria itu sampai harus mengatakan, "Ken, kamu sudah menemui aku dua kali dalam sebulan, dan ini yang ketiga. Aku harap kita nggak sering-sering bertemu."

"Apa kamu tidak menyukai aku lagi? Apa kamu risi kalau aku selalu datang?" Ken menganggap serius kata-kata Joey. Memasang emote wajah anjing yang sedih.

"Hey, look at me," Joey mendekatkan diri kepada Ken, meyentuh kedua pipinya, lalu mendekatkan wajahnya agar bisa menatap pria itu dari jarak minimum. "Bukan gitu. Aku cuma ingin kamu fokus pada pekerjaan, dan terlalu sering menemui aku hanya akan menghambat pekerjaan kamu."

Ken menggeleng cepat. "Nggak ada teori seperti itu sayang." Ken mengecup tangan Joey satu kali. "Aku menemui kamu karena membutuhkan kamu, Joey. Kamu milik aku..."

Perlahan semua yang dilakukan Ken mulai menyentuh perasaan Joey. Banyak momen manis yang sukses membuat hati Joey meleleh, seperti gelato yang lumer di mulut. Ken berusaha menunjukan seluruh perasaan yang ia pendam selama empat tahun, dan membuat Joey tergugah ingin membalas.

"Jadi bulan ini kamu tidak bisa kemari?" Sekarang Joey sedang bertanya dari balik telpon, sedikit kecewa.

"I'm so sorry, beauty. Perusahaan sedang ada beberapa masalah penting, dan aku harus turun tangan langsung. Kamu mengerti kan?" kata Ken sedikit menyesal. Bukan karena kabar mengenai perusahaan, melainkan ia yang batal bertemu pujaan hatinya.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang