Part 9

14.1K 673 23
                                    

Like sebelum baca, komen&follow setelah baca.

~🍎~

Beberapa hari belakangan Joey sering merasa kelelahan, agak tertekan. Lelah dengan beberapa orang yang terus bertanya hubungannya dengan Kennan Renner, rasanya muak mendengar dirinya menjadi topik pembicaraan hangat di Kantor.

Tapi, Joey berusaha untuk tetap santai menanggapinya, menutup telinganya rapat-rapat. Sesekali ia menjelaskan pada beberapa rekannya, namun hal itu justru membuat mereka semakin penasaran.

Baru beberapa hari dia menjadi atasanku kenapa malah membawa masalah dalam hidupku

Ken tahu fakta itu tapi mengabaikannya. Setelah kejadian malam itu Ken tidak terang-terangan mendekati Joey, ia tidak ingin mempersulit keadaan wanita itu. Dia paham betul kalau dirinya Direktur baru yang masih dalam masa transisi, permainan seperti ini akan membuatnya dianggap tidak profesional.

Ken tidak bisa benar-benar mengabaikan Joey begitu saja. Ken dengan getol berusaha menghubungi wanita itu, bahkan beberapa kali mengirim pesan. Tapi Joey hanya menjawab singkat seolah tidak tertarik, menganggap kejadian malam itu tidak pernah terjadi.

Jelas Ken menjadi semakin uring-uringan karena Joey Joceline.

Saat jam makan siang Joey memutuskan untuk naik ke rooftop gedung kantornya, memperbaiki mood dengan cara melihat pemandangan kota Jakarta dari atas mungkin ide yang bagus. Menikmati angin yang berhembus lirih, menatap cerahnya langit biru, menenangkan.

Joey tidak menyadari kalau dari kejauhan terlihat seseorang yang sedang mengikutinya diam-diam.

"Sorry, Cil. Aku enggak bisa bantu buat nyiapin acara nanti malam, kerjaan aku baru numpuk banget." Kata Joey agak menyesal.

Cecil tersenyum kecil lalu berkata. "Santai aja, Joey. Lagian disini ada pegawai ku mereka banyak ngebantu kok. Kerjaan kamu kan emang selalu numpuk Joey, saking banyaknya bisa-bisa kamu mati tua."

"Syukurlah kalau gitu, kamu udah ngomong sama Yuna kan kalau acaranya nanti malam di Cafe kamu?" Tanya Joey.

"Udah, katanya Akira juga datang. Nanti juga bakal ada temen-temen Yuna juga."

"Hah? jadi Akira di Indonesia?" Suara Joey terdengar kaget.

"Aku juga baru tau tadi pagi. Oya.. gimana acara kantormu? Sukses?"

"Ya, gitu-gitu aja sih." Jawab Joey singkat. Tidak mungkin dia menceritakan pada Cecil kalau semalam pria itu memberikan ciuman yang sangat panas. "Nanti malam mau open table, Cil? D-Jack, gimana?"

"Aku sih oke, Joey. Lagian ada Akira yang bisa jagain Yuna, asal Akira ikut Yuna pasti nggak akan nolak."

"Aku yang bayar malam ini." Ucap Joey sangat percaya diri.

"Serius nih? Open table di sana nggak murah lho Joey." Cecil mengingatkan.

"Percaya deh sama Kakak. Anggap aja ini acara gila-gilaan kita sebelum Yuna berangkat ke Jepang. I need alcohol, Babe." Joey tertawa kecil.

"Percaya, yang banyak uang. Joey, aku tutup dulu ya telponnya, ini baru ribet banget. Bye." Dari balik telpon terdengar Cecil sedang kerepotan menata dekorasi.

Setelah menutup telpon, pipi mulus Joey tiba-tiba terasa dingin ketika ada yang menempelkan sesuatu disana, rupanya tangan berotot itulah yang sedang menempelkan minuman kaleng di pipi Joey.

Suara berat Ken langsung menyadarkan Joey akan keberadaannya. "D-Jack? Kamu juga suka ke Club?" Ekspresi Joey terlihat cukup kaget, sangat lucu.

I FEEL YOUR TOUCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang