☁️ | 42 • Waktunya Telah Usai

6.2K 1K 605
                                    

Hai!
Maaf dan terima kasih, ya.
Lama sekali Criticalove dilanjut, tapi kamu masih mau nungguin. Aku jadi terharu.
Judulnya mencurigakan 😂 tapi, jangan berekspetasi.

Sudah siap sama bab terakhir?
Kalau baca ini, pikiran harus jernih. Nanti aku jelasin di A/N, yap. Jangan lupa dibaca.

Jika diberi satu kekuatan, kamu pengen apa?

Penyanyi favorit siapa?

Berapa presentasi rindu kamu sama Criticalove?

Udah ah, nanti cuap-cuapku di bawah aja.
Oh iya, ada trigger warning. Mohon bijak, yap!
Selamat membaca:) ❤️
Spam komen, dong 😙

 Mohon bijak, yap!Selamat membaca:) ❤️Spam komen, dong 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Now playing :: Rnla & Yaeow - Free With You

I don't know where to go
I don't think this world is made for me
Behind the clouds there's a castle in the sky
And I hope you can take me there
Then I'm free with you

☁️

[ c r i t i c a l o v e ]

Manusia itu aneh, yang dicarinya bahagia. Namun, yang diingat berupa luka, duka, bahkan air mata.

☁️

Raka menyeka setetes air yang meluncur bebas dari pelupuk matanya. Cowok itu kemudian menunduk, meremas setir mobil begitu erat untuk menyalurkan rasa sesak di hatinya. Kini diinjaknya pedal gas kuat-kuat hingga mobil yang dikendarai melaju secara menggila. Bahkan Raka tidak peduli pada klakson mobil lain yang menginterupsi aksi mengebutnya di jalanan yang ramai.

Ponselnya yang berteriak nyaring sama sekali tidak dilirik. Ia sedang kesal pada dunia yang begitu ingin menjatuhkan, ia marah pada takdir yang tak pernah berpihak kepadanya. Tujuannya rumah Aruna. Menyakitkan, tetapi ia harus ke sana, memenuhi janji yang sudah dibuat.

Tanpa sengaja cowok itu melirik ponsel yang tergeletak di dashboard mobil. Sebuah pesan singkat muncul di layarnya yang berkedip-kedip. Ia pun menginjak pedal rem secara mendadak hingga terdengar decit ban yang beradu dengan aspal. Tanpa berpikir lebih lama lagi, Raka berputar arah, merubah tujuan semula. Ada sesuatu yang lebih penting dari hal ini.

Sial, malam ini dunia seakan sengaja untuk membuat Raka lebih terpuruk dari sebelumnya. Segera ia melajukan mobilnya secepat yang ia bisa. Semoga, untuk kali ini saja. Takdir memberinya kesempatan.

Pikirannya begitu kalut. Ia bahkan beberapa kali hampir menabrak mobil di depannya karena isi kepalanya keruh. Raka takut, sangat takut ada hal yang tidak diingini terjadi, ia takut semesta kali ini bertindak keji. Sungguh, praduga-praduga di kepalanya penuh akan hal-hal gila yang sukar untuk disingkirkan. Tangannya berkeringat dingin, ia bahkan berulang kali mengatur napasnya yang memburu. Khawatirnya begitu nyata namun semesta seakan mengajak bercanda.

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang