☁️ | 35 • Menjemput Bahagia

4.2K 1K 223
                                    

Hollo!
Ketemu lagi tapi kali ini malam hari.
Jangan bosen pokoknya!
Aku masih berharap dapat banyak spam komen loh😆 wkwkwk
Buat Criticalove trending gitu. Aamiin.

Nah, judulnya bikin ati ayem, kan?
Siap, kan?
Santuy, mulai hari ini aku jualan kanebo kok😆 jangan lupa beli ya buat siap-siap, kali aja butuh.

Oh iya, bab ini ada bagian pertandingan basket, bab besok juga.
Mohon koreksi jika aku ada salah, ya❤️

Pernah suka sama kakak kelas?

Ekskul apa yang pengen banget kamu ikuti tapi enggak bisa?

Apa hobi kamu?

Hehehe. Selamat membaca ❤️

Now playing :: BTS - Two! Three! (Hoping For More Good Days)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Now playing :: BTS - Two! Three! (Hoping For More Good Days)

Tak apa, sekarang hitung satu dua tiga dan lupakan
Lupakan semua kenangan sedih, genggam tanganku dan tertawalah.
(Translate bahasa Indonesia)

[ c r i t i c a l o v e ]

Bahagia bukan lagi perihal mencari dan menemukan. Tapi bahagia adalah menyadari dan memutuskan. Ingin terlarut dalam duka nestapa atau bangkit meraih mimpi dan cita.

Karena terkadang ada hal-hal kecil mampu mencipta hangat dan seulas senyum meski singkat. Bahagia sesederhana itu pada kenyataannya.

☁️

Waktu akan terus berjalan. Ditinggalkannya jejak berupa kenangan. Melekat di memori tiap-tiap manusia, entah beruba hal baik ataupun sebaliknya.

Selayaknya Revian yang banyak membenci dunia tetapi, lelaki itu juga menyukai beberapa hal yang ada. Tidak banyak namun sangat berarti baginya. Senyum ibu adalah hal pertama yang menjadi favoritnya, yang kedua adalah basket dan kemenangannya, terakhir menuangkan isi pikiran dalam coretan acaknya. Senyum lelaki itu akan merekah sempurna.

Seperti yang dipesan Yuli, lelaki itu melakukan hal-hal yang disukai. Berlatih basket hingga telapak tangan dan kakinya perih, menggambar hingga jarinya terluka. Revian menyukainya. Karena pada hal tersebut-meski sejenak-masalahnya bisa terlupa.

Revian menatap langit senja dengan warna lembayungnya yang memikat mata. Satu persatu kenangan menyeruak dalam kepala, meninggalkan gores bahagia hingga luka.

Hari-hari yang terlewat belakangan ini terasa berat. Terlalu banyak luka yang ia terima ketimbang bahagia. Setiap hari adalah hitungan mundur untuk sebuah kehancuran yang tidak bisa terelak.

"Rev?"

Hampir saja Revian terperosok begitu jauh dalam kubangan lara jika Antares tidak menyebut namanya. Maka lelaki itu menoleh, lalu bertanya, "Apa?"

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang