Hai!
Apa kabar?
Aku harap enggak menghilang karena Criticalove lama banget update-nya:(
Takut kamu kecewa sama bab ini, tapi ini dia, sudah bisa kalian baca.Pengen meluk Criticalove nggak, sih?
Tim ikut PO apa beli di toko buku?
Lebih suka langit bertabur bintang atau awan?
Tipe lebih suka dibawain banyak jajan sama doi apa diajak jalan-jalan?
Jam berapa sekarang? Coba komen.
Selamat membaca ❤️
Nggak perlu tisu, sedihnya kemarin, kok. Semoga suka, ya:)Now playing :: Lewis Capaldi - Before You Go
So, before you go
Was there something I could've said to make it all stop hurting?
It kills me how your mind can make you feel so worthless[ c r i t i c a l o v e ]
Raga merapuh, lapuk, tanpa luka berdarah. Napas tersendat, sesak, meski banyak oksigen di sekitaran. Lalu mati adalah alasan untuk lepas dari segala hal yang menyiksa.
☁️
"Bagaimana bisa kamu ngomong kayak gitu, Esti?"
Ernest masih tidak habis pikir atas apa yang baru saja diucapkan istrinya terhadap Revian. Pria itu tahu bahwa Revian adalah anak baik tapi tidak dengan Esti yang masih menganggap Revian hanya memberi efek buruk untuk Aruna. Keduanya kini berada di dalam mobil. Membicarakan hal yang seharusnya dibicarakan sejak lama. Agar tidak mengundang perhatian atau pun mengganggu orang-orang, maka Ernest berinisiatif untuk membawa Esti ke parkiran. Maka di sinilah mereka sekarang, saling duduk bersebelahan di jok tengah.
"Karena kenyataannya emang gitu!" bentak Esti. Wanita itu bahkan melipat tangan di depan dada. Keras kepalanya tidak ada yang mampu menandingi, jadilah kini Ernest yang pusing sendiri.
"Apa kamu masih enggak sadar kalau ucapan kamu tadi terlalu jauh?" Raut wajah Ernest melunak. Sebenarnya ia sungguh marah pada istrinya yang berlaku demikian. Tapi bagaimanapun juga, menyelesaikan masalah dengan amarah hanya akan menciptakan masalah baru. "Bagaimana jika Revian terlalu larut sama rasa bersalah?"
"Karena memang mereka salah. Apalagi?"
Ernest menggeleng pelan. "Apa kamu tahu, Revian rela berjualan nasi goreng hanya untuk menyambung hidup. Aruna juga rela mati-matian belajar demi menuhin patokan kamu. Apa kamu sadar itu?"
"Revian tidak bisa kamu pandang buruk hanya karena kamu mencari tahu dari catatan-catatan merahnya di sekolah. Berhenti menilai orang tanpa kamu tahu benarnya seperti apa. Berhenti juga buat paksa Aruna menjadi seperti apa yang kamu mau. Dia punya keinginan sendiri dan kamu tahu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Criticalove [SELESAI]
Teen FictionYou gave me a reason to keep on breathing. [Criticalove] Aruna. Banyak orang yang mengenalnya sebagai gadis periang, cantik, baik, penuh semangat, dan juga pintar. Namun siapa sangka, Aruna yang selalu terlihat baik-baik saja nyatanya punya banyak l...