☁️ | 38 • Mengakhiri Derita

4.6K 1K 344
                                    

Holla!
Ketemu lagi dengan Arsya!
Oke, judulnya serem banget.
Aku harap kalian enggak baca ini pas lagi sedih-sedihnya.

Peringatan keras!
Jangan dibaca kalau emang lagi nggak baik-baik aja. Skip dulu aja, simpen buat besok-besok pas udah mendingan.
Jika kamu butuh bantuan, hubungi suicide hotline Indonesia (021) 500-545 (kayaknya masih mati, sih) atau nomor darurat 119 dan 118.

Hubungi aku juga bisa kalau memang kamu butuh teman cerita. Aku di sini untukmu, jangan ragu buat hubungi aku, ya❤️
Kamu enggak benar-benar sendirian.

Kapan terakhir kali kamu nangis?

Hal-hal yang kamu suka lakuin?

Siapa pemilik senyum yang kamu favoritkan?

Selamat membaca❤️ jangan ambil yang buruknya, ya😭 ambil yang baik-nya aja😭

Selamat membaca❤️ jangan ambil yang buruknya, ya😭 ambil yang baik-nya aja😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing :: Isaac Dunbar - Suicide

I'll be somewhere in the clouds, I hope tonight.

My skin ia very young, but my heart ia very old.

[ c r i t i c a l o v e ]

Berhenti memvonis diri enggak berguna, karena enggak mungkin Tuhan menciptakan manusia secara sia-sia di dunia.

☁️

Dari kedua matanya ia menatap semburat jingga yang mewarnai cakrawala. Masih nampak bekas tangis di pipi yang menyuarakan lukanya. Merah darah tercetak jelas di punggung tangan yang cedera. Sepasang kakinya yang polos berpijak di tepian gedung yang cukup tinggi. Ia mengatur napas berulang kali seraya terpejam. Merasakan hangat mentari untuk terakhir kali sebelum ia memutuskan melompat dari sini.

Air matanya kembali menetes tanpa kendali kala kilas balik memori menerpa bertubi. Sesak di dada tidak bisa dipungkiri. Kini, ia terisak sendiri untuk kesekian kali, menangisi hal-hal yang telah ia lalui.

"Gue maksa lo jadi sahabat gue! Pokoknya harus mau!"

Raka yang dikenalnya beberapa tahun lalu begitu keras kepala. Kebersamaannya dengan cowok itu, dalam suka, duka, kekonyolan sahabatnya, tertawa bersama menjadi bagian terindah yang pernah ia lalui dalam hidup.

"Mau keluarin semuanya? Gue siap kok, dengerin." Tepukan pelan di punggung ketika Raka berada di sisinya. Tak luput senyum lebar sahabatnya terukir apik dalam kepala.

"Nama gue Aruna. Nama lo Revian, kan? Nah, kita udah saling kenal. Selesai."

Hingga kedatangan Aruna yang turut andil dalam mengubah tujuan hidup Revian. Lelaki itu masih mengingatnya dengan jelas.

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang