☁ | 15 • Dia dan Keanehannya

7.5K 1.5K 343
                                    

Yuk spam komen biar ada kejutan hehehehe.
Tapi beneran deh, kalo komennya banyak bet di bab ini, auto surprise.
Tenggat waktu malem yaaa, aku tunggu komenan dari kaliaaan💕

Selamat meniqmati :)

🎡

[ c r i t i c a l o v e ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ c r i t i c a l o v e ]

Aneh. Setelah rasa-rasa yang tak mampu diterjemahkan, kini celah-celah mendadak ada pada pertahanan yang telah lama  diciptakan. Sebenarnya, apa yang sudah kamu lakukan?

Terik mentari menemani siswa-siswi yang tengah berolahraga. Mungkin jika bukan karena ada penilaian kebugaran jasmani, kebanyakan dari kaum hawa akan memilih untuk menepi, berteduh di bawah pohon atau apapun yang dapat menghalau sinar matahari.

Aruna capai hanya sebagai pengamat dalam pelajaran olah raga. Apalagi jika penilaian seperti ini, seringkali gadis itu tidak ikut dan hanya duduk di pinggiran lapangan dengan rasa bosan sebagai teman.

Gadis itu memilih beranjak. Tugas untuk mengganti penilaian kali ini adalah membuat makalah tentang latihan kebugaran jasmani. Jadi ia sebenarnya tidak harus mengamati teman-temannya dan mencatat hal-hal yang diperlukan. Cukup mencarinya di buku ataupun internet.

Jadilah Aruna memilih untuk pergi ke perpustakaan. Mungkin ia bisa meminjam buku yang setidaknya bisa membantunya mengerjakan makalah. Setelah izin ke Pak Adri dan diperbolehkan untuk pergi, Aruna segera beranjak dari sana.

Namun ketika sampai di sana, gadis itu mendapati Revian yang seorang diri meminjam buku paket begitu banyak. Gadis itu meringis melihatnya. Buru-buru ia mendekat, mencolek tangan Revian lalu bertanya, "Jadi anak rajin, nih sekarang?"

Aruna lalu tersenyum pada Bu Ramamita yang merupakan petugas penjaga perpustakaan di DHS.

"Lo ngapain di sini?" Revian sejenak mengamati penampilan Aruna. "Nggak olahraga, lo?"

Aruna menggeleng. "Nggak bisa dan nggak dibolehin," jawabnya kemudian.

Revian nampak mengingat-ingat sesuatu sebelum akhirnya mengangguk tanpa alasan yang diketahui oleh orang lain. Dirinya lalu menghitung jumlah buku dan melakukan tanda tangan.

Diangkatnya semua buku itu sendiri. Aruna yang merasa Revian kesusahan lalu membantunya dengan mengurangi beberapa buku.

Revian pamit kepada Bu Ramamita namun melotot ke arah Aruna. "Lo—"

"Seharusnya lo berterima kasih karena gue bantu." Gadis itu mengibaskan rambutnya dengan satu tangan. "Ayo buruan ke kelas lo," ajaknya kemudian.

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang