☁ | 14 • Kejutan Belum Usai

7.1K 1.4K 97
                                    

Selamat datang di Criticalove bagian manis serta bahagia. Ya mungkin bakal banyak scene manis, perubahan ke hal baik.
Tapi bukankah seringkali suka lebih dulu menghampiri hingga akhirnya duka menyapa bertubi-tubi?
Hahahaha💙
[P.S. Seharusnya aku bilang ini di part kemaren:v]

[ c r i t i c a l o v e ]

Hingga sekarang, ada yang masih tidak mampu diterjemahkan maksudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga sekarang, ada yang masih tidak mampu diterjemahkan maksudnya. Ada juga yang mulai menyelinap di dalam sana. Sebuah hangat mengikis dingin yang sengaja dicipta untuk menghalau rasa-rasa yang bisa membuat gila.

"Apa yang bisa bikin lo mau turun ke bawah buat tanding basket?" bisik Aruna di antara angin yang menderu.

Revian melangkah pergi melewati Aruna begitu saja. Meninggalkan gadis itu sendiri dengan hati yang mencelus sakit.

Langkah kaki yang diseret itu terdengar menjauh hingga suaranya benar-benar menghilang dari pendengaran.

"Lo nggak mau turun bareng gue?" sebuah suara berat itu terdengar tanpa aba.

Aruna terkejut bukan kepalang. Dirinya kira Revian pergi begitu saja, mengabaikannya dan meninggalkannya bersama rasa sakit. Nyatanya lelaki itu berdiri beberapa langkah jauhnya. Tidak jadi meninggalkan dirinya.

"Ayo!" Aruna memutar tumitnya cepat lantas diamitnya lengan Revian dengan perasaan bahagia yang membuncah.

Diseretnya lelaki itu hingga sampai ke lapangan basket. Nampak segerombolan orang sudah banyak yang membubarkan diri. Hanya tersisa beberapa orang yang masih setia menunggu. Termasuk Raka, Antares, Reyhan, serta beberapa orang lagi yang setia berdiri di luar lapangan.

"Gue nggak minta banyak hal cuma buat tanding basket," ucap Revian tiba-tiba ketika gadis itu ingin melenggang pergi.

Lengan Aruna bahkan dicekal Revian. Tidak membiarkan gadis itu beranjak begitu saja. Meski matanya nampak memerhatikan lurus ke depan, namun ucapannya hanya ditujukan pada Aruna.

"Kalo beneran masuk ekskul, gue cuma pengen lo hadir di setiap pertandingan basket gue," ujar Revian seraya melepaskan genggaman tangannya.

Aruna melongo. "Serius?"

Lelaki itu mengangguk sekali.

"Kalo gitu semangat!" Aruna menyemangati, kedua tangannya mengepal lalu senyumnya terukir apik. Setelahnya barulah Aruna melenggang pergi, bergabung bersama Mega di luar lapangan.

"Woy Rev! Akhirnya lo dateng!" jerit Raka diselipi rasa lega. Cowok itu kira Revian tidak datang, lari dan pergi tanpa alasan. Meski ia harus membayar dengan menunggu lama, namun tak apa. Yang penting sahabatnya itu mau datang kemari, menepati janji yang telah disetujui.

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang