☁️ | 29 • Pergi dan Kembali

6.4K 1.4K 397
                                    

Marhaban ya Ramadhan
Bagi yang menjalankan ❤️

Semangat puasanya ya!
Ditemenin Criticalove, nih! hehehehe.

Lebih suka baca cerita sambil dengerin lagu atau sepi biar menghayati?

Tim gigit bantal atau tim guling-guling di kasur pas greget/wafer sama cerita?

Udah deh! Baca aja, kesian kemaren kena prank wkwkwkwk
Aku ketawa jahad sekali❤️

Happy reading sayang💙


Gak salah ye, Revian bilang gemes sama ini anak satu:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak salah ye, Revian bilang gemes sama ini anak satu:v



[ c r i t i c a l o v e ]

Meski terselip rasa menyerah dan berputus asa namun, akan selalu ada saat-saat untuk bangkit setelah lama terseok sakit.

☁️

"Gue bisa masuk Drawing Club?"

Orang-orang yang ada di ruangan ternganga tidak percaya. Mereka seperti baru saja kedatangan makhluk halus yang meminta kopi Starbucks.

Aneh? Langka? Tapi memang itu kenyataannya. Mereka semua terheran. Atas wangsit apa seorang Revian datang ke ruangan Drawing Club? Bertanya perihal masuk ekskul yang sempat terancam dibubarkan Bu Myria? Setan mana lagi yang merasukinya?

"Gue perlu panggil dukun kagak buat ngusir setannya?" bisik Hara yang duduk di sebelah Nila. Revian meliriknya namun cewek itu berpura-pura melihat langit-langit ruangan.

Menormalkan rasa terkejutnya, Nila akhirnya berdeham. "Kamu mau masuk Drawing Club?" tanyanya dengan logat Jawa yang begitu kentara.

Revian mengangguk. "Gue denger ada lomba. Gue ikut, bisa?"

Nila menggigit bibir bawahnya. "Maaf banget. Kamu telat daftarin diri buat lomba."

Revian terdiam. Alisnya mengerut. "Telat?"

"Iya," gadis yang terkenal tomboi itu mengangguk lagi, "seharusnya kamu daftar lebih awal. Kita waktu itu nyari kamu tapi kamunya selalu nggak mau."

Tanpa berkata-kata lagi, Revian beranjak pergi. Begitu saja, tanpa rasa bersalah, permintaan maaf atau yang lainnya.

"Lah gitu aje?" Hara mendengkus tidak suka. Dia sangat tidak terima atas apa yang baru saja terjadi. "Lo nyari dia udah lama, tapi dia seenaknya aje?"

Nila mengembuskan napas. Bahunya menggedik. "Ya gimana? Mungkin aja dia bakal balik?"

"Cuma satu menit dia ada di sini, terus pergi seenak jidatnye! Semua usaha lo sia-sia, dong?!" Hara masih tidak terima. Padahal jika melihat ekspresi Nila, cewek itu sangat antusias dengan kedatangan Revian di ruangan Drawing Club.

Criticalove [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang