Kemarin baru apdet, sekarang apdet lagi:)
Kasih hadiah banyak-banyak komentar, dong hehehe.
Siapa tau, ada something di kemudian hari:)
Jangan lupa baca A.N hehehe
Makasih💕💕
[ c r i t i c a l o v e ]Harapan terkadang muncul di sela-sela duka yang tercipta. Kemungkinannya satu; sebagai alasan untuk bertahan akan datangnya bahagia setelah melewati luka.
☁
Pagi di hari libur terasa kelabu karena langit tak lagi membiru. Mega abu-abu berkuasa di atas sana, memberi tanda bahwa hujan akan segera tiba. Semilir angin yang berhembus membawa samar-samar bau tanah basah. Memunculkan praduga bahwa hujan sudah turun di lain tempat.
Ia mendongak, mengamati angkasa dan suasana sendu yang dibawanya. Bahkan mentari tak mau memberikan secuil sinarnya ke bumi. Tangannya lalu terangkat ke udara. Berusaha menggapai segenggam kapas abu-abu pekat yang melayang di atasnya. Mustahil rasanya, ia tahu, bagai perumpamaan mimpinya.
Katanya, yang dilakukan hanya sia-sia jika tidak menorehkan nama pada setiap lomba.
Katanya, yang berharga adalah menjadi juara, bukan usaha yang telah dilakukan serta waktu yang sudah dipertaruhkan.
Katanya lagi, ia tidak akan menjadi berguna jika pintar saja tidak bisa.
Waktu kecilnya habis karena dipakai untuk belajar, mengejar mimpi orang tuanya, bukan dirinya.
Waktu kecilnya juga habis karena dituntut untuk memiliki nilai sempurna.
Dan sialnya, ketika beranjak remaja, ada kabar duka yang menyapa. Hidupnya tidak akan sebebas manusia pada umumnya. Juga kematiannya tak terprediksi karena bisa datang kapan saja.
Meski sejatinya maut tidak pernah memberi aba-aba akan kedatanganya, namun bagi gadis itu, maut senantiasa mengintai gerak-geriknya.
Terkadang ia menyesali janji bodoh yang sudah dibuatnya. Seharusnya ia meminta agar beban yang ada di pundak segera diangkat, atau minimal mengurangi berat.
Kala itu ia malah berjanji akan menjadi anak yang berbakti. Padahal, berbakti yang dimaksud orang tuanya bisa mencekiknya perlahan. Lebih membunuh daripada penyakit yang dipunya.
Jadilah tuntutan yang ada semakin memberatkan. Dengan beralasan di balik janji yang ada, mereka menuntutnya lebih dan lebih. Merasa kecewa ketika posisinya selama hampir dua tahun tidak berubah karena cowok bernama Alwan. Namun apa yang mampu ia lakukan jika selalu ditekan agar selalu menjadi sempurna? Yang diinginkan mencoba apa saja asal mendapat pengalaman. Namun ketika bayang-bayang orang tuanya menghantui, ia malah tidak jadi melakukan apa-apa. Harinya terasa monoton juga membosankan. Diisi dengan belajar, siapa yang tidak muak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Criticalove [SELESAI]
Teen FictionYou gave me a reason to keep on breathing. [Criticalove] Aruna. Banyak orang yang mengenalnya sebagai gadis periang, cantik, baik, penuh semangat, dan juga pintar. Namun siapa sangka, Aruna yang selalu terlihat baik-baik saja nyatanya punya banyak l...