Chapter 22

2 1 0
                                    

.

.

.

🥀🥀🥀

.

.

.

Mora yang menyadari hal itu sempat terkejut, namun ia langsung sadar saat teringat jika Sehun baru saja bergelut dengan toilet mampet. Dirinya tentu saja langsung meronta, Mora ingat bagaimana air closet tadi nyiprat keluar, dan ia tidak tahu apakah baju Sehun terkena atau tidak.
" Sehun, lepas! Kau baru saja membersikan closet itu. Cepat lepas! "

" Kenapa?, Aku mau berbagi keringat perjuangan ini denganmu haha... "
Sehun makin bersemangat memggusal-gusalkan kepalanya pada bahu sempit Mora. Seakan sengaja mengusapkan keringat nya pada seragam Mora yang harum.

" Sehun! "

Chup!!!...

....

Saat dimana Mora mengarahkan kepala nya menyamping untuk melihat Sehun, saat itu juga Sehun melakukan hal yang sama. Alhasil, tanpa sengaja kedua bibir mereka bertemu, dengan mata yang sama-sama membuka terkejut juga debaran jantung yang bertalu-talu.

Mora langsung mendorong Sehun menjauh, membuat tautan keduanya dan dekapan Sehun melepas. Tanpa berkata apapun, Mora meninggalkan Sehun seorang diri. Kali ini ia hanya tidak tahu harus berbuat apa?. Benar, ia menyukai Sehun. Tapi, selama ini ia tak pernah berfikir jika momen itu terjadi padanya.
Dan saat dimana kedua mata mereka bertemu, Mora merasa waktu seakan berhenti begitu lama. Seolah, sengaja membuatnya menyelami manik laki-laki tinggi itu lebih jauh lagi. Namun, tak seperti biasanya, saat itu Mora tak menemukan apapun yang bisa ia terka dengan logika. Manik Sehun hanya terpaku, tanpa ada arti yang tak dapat Mora baca. Akh..., Bukan berarti Mora seorang cenayang. Hanya saja, selama ini Sehun merupakan tipikal seseorang yang mudah bagi Mora untuk ditebak suasana hatinya lewat tatapan mata. Tapi kali ini, Mora tak menemukan apapun. Justru, kini ia yang merasa salah tingkah!?aushh...

" Astaga nyeri sekali.... Ishhh"
Mora merunduk sedikit, sembari meremas seragam sekolahnya. Ia tak bisa membendung dirinya untuk terus diam tanpa merintih saat jantung nya terus terasa nyeri.

" Mora!..."

Mora langsung menegakkan tubuhnya, saat mendengar suara Sehun yang memanggilnya. Ia tidak mau Sehun melihatnya kesakitan, yang mana hal itu akan berujung pada sebuah pembicaraan panjang tentang kesehatan nya. Tidak!, Mora tidak akan membiarkan Sehun mengetahui kondisi jantung nya, cukup sitengil Baekhyun saja!.

Mora lekas berbalik saat Sehun meraih pergelangan tangannya untuk ia genggam. Dalam diam nya, Mora menahan setengah mati rasa nyeri yang kian terasa saat Sehun menampilkan senyum manis, seolah tidak pernah terjadi apapun diantara mereka.

" Ayo kita pulang bersama! "

Mora mengerjap, namun sedetik berikutnya ia menoleh kearah koridor luar, sembari menunjuk pagar sekolah yang masih terlihat jauh.
" Aku dijemput hari ini.., maaf! Sepertinya lain kali "

Mora melepas tautan tangan Sehun dengan pelan, sembari menampilkan senyum tipisnya. Perlahan, ia mulai berbalik meninggalkan Sehun sembari meringis sakit yang sedari tadi ia tahan. Bahkan, tangannya juga terulur menyentuh dada kirinya.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang