Chapter 15

13 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Brukk!....

Tubuh Mora terhempas lemas kelantai  tepat diambang pintu utama rumah nya. Beberapa pelayan yang tengah bekerja terkejut saat melihat hal itu. Mereka segera berhamburan mendekati sang anak majikan untuk membantu nya.

" Segera beri tahu nyonya besar! "
Perintah kepala pelayan pada bawahan nya. Setelah memastikan bawahannya mengangguk dan pergi menjalankan perintahnya, segera ia memapah tubuh lemas sang majikan dengan bantuan pelayan lainya.
Memindahkan tubuh lemas itu keatas sofa dengan hati-hati.

...

Rintihan lirih keluar dari bibir Mora, menggigit bibirnya sebagai bentuk menahan rasa sakit di bagian dadanya. Ia merasa lemas, jantungnya berpacu sangat cepat hingga nafasnya sedikit tersengal-sengal.

" Mora!.., ibu disini tenanglah hmm!.
Dokter Lee akan segera datang. Bertahanlah sebentar "
Memeluk putrinya dengan lembut, berniat membuat Mora merasa tenang barang sedikit pun. Namun, putri tunggalnya itu justru semakin merintih kesakitan dan berakhir tak sadarkan diri.

Eun Ji panik saat tubuh lemas Mora sudah tak bergerak lagi. Putrinya pingsan dalam pelukannya, meski ini bukan pertama kali baginya melihat Mora pingsan, tapi hati seorang ibu sampai kapanpun tidak akan pernah lelah mengkhawatirkan anak mereka bukan. Sama hal nya seperti yang dirasakan Eun Ji saat ini.

" Katakan pada dokter Lee, kita ke rumah sakit sekarang. Dan minta dia menunggu disana! "
Kepala pelayan itu mengangguk begitu Eun Ji, nyonya besarnya memberi perintah, dan segera melaksanakan nya.

...

Hmmmm....

Helaan nafas itu berasal dari Dokter Lee, sesaat setelah memeriksa keadaan Mora yang saat ini tengah tidak sadarkan diri.
Dokter Lee berbalik, menatap keluarga besar Kim dengan mimik wajah sendu.

Melihat reaksi yang diberikan Dokter Lee, Tuan dan Nyonya Kim mulai menundukkan kepala dalam. Mengerti maksud dari raut wajah itu, yang pasti bukan hal baik. Ini bukan kali pertama Mora keluar masuk Rumah Sakit, dan pastinya Keluarga Kim sudah sangat hafal mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya pada putri tunggal mereka.

" Bulan lalu dia baru saja selesai menjalani operasi. Dan sekarang kondisinya memburuk lagi? "
Dokter Lee mengangguk kecil dengan apa yang dilontarkan Tuan Kim. Perlahan tangannya mengulurkan sebuah catatan kesehatan Mora pada sepasang suami istri dihadapannya.

" Kondisinya memburuk, kurasa dia sering melakukan aktifitas berat. Apalagi saat kemarin dia jatuh pingsan, seharusnya kalian jangan membiarkan Mora pergi. Ia harus banyak istirahat. "

" Kami tidak tahu apa yang Mora lakukan disekolah hingga ia benar-benar terlihat kelelahan. Tapi, tadi sore Mora mengatakan hal yang selama ini tidak pernah ia tanyakan sebelum nya. " Tuan Kim mendongak, beralih dari catatan kesehatan Mora dan menatap penuh penasaran pada sang istri.

" Dia, bertanya padaku soal Cinta. Sebelum nya Mora tidak pernah berhubungan dengan hal semacam itu, meski aku senang melihat perubahan Mora yang mulai membuka diri pada sebuah hubungan. Tapi aku khawatir, jika hal itu membuatnya stress. "
Tuan Kim mengangguk pelan sembari menutup kedua matanya sesaat setelah mendengar penjelasan sang istri. Kini ia mengerti, saat mendengar penjelasan istri nya, otaknya langsung terhubung pada kejadian malam itu, saat Mora pergi meninggalkannya dan berakhir pingsan dipinggir jalan.
Ia yakin, hal itu pasti ada hubungannya dengan kisah asmara Mora.

" Hal itu bisa membuat Mora tertekan. Dan kemungkinan, kondisinya memburuk karena masalah pribadinya. Apa dia menceritakan semuanya padamu? "
Nyonya Kim menggeleng dengan pertanyaan Dokter Lee, yang mana hal itu membuat sang Dokter kembali mengeluarkan suaranya.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang