Chapter 20

4 2 0
                                    

🥀🥀🥀

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Sekian kelas saya hari ini. Jangan lupa Minggu depan kita ujian, dan saya harap kalian mempersiapkan nya dengan belajar yang giat. "

" Iya pak! "

Pak Kang lekas meninggalkan kelas begitu mendengar seruan anak-anak yang merespon ucapannya. Saat diambang pintu kelas, secara tidak langsung Pak Kang berpapasan dengan Mora yang akan memasuki kelas. Gadis tomboy yang terkenal misterius itu memang meninggalkan kelas sejak satu jam yang lalu karena panggilan dari Wali kelas.

" Aku harap kau mempersiapkan Ujian dengan baik Mora. "
Mora mengangguk kecil sembari membungkuk hormat begitu Pak Kang berlalu dari hadapannya. Ia langsung melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, mendekati mejanya dengan tampang datar sebagai ciri khas nya.

Ia menghentikan langkahnya tepat dihadapan Sehun, aura dinginnya secara tidak langsung menarik perhatian seluruh penghuni kelas.
Mora menyisir rambutnya kebelakang, menarik nafasnya dalam sebagai bentuk untuk mengurangi emosinya.
Ya dia emosi, lebih tepatnya saat ia menyadari Sehun yang mendiaminya tanpa alasan. Mora benar-benar tidak bisa mendiaminya kali ini, ia sudah tidak tahan dengan sifat kekanan dari Oh Sehun.

" Kau ini kenapa sih? "
Mora merendahkan nada bicaranya, namun tetap terdengar sarkas. Seluruh siswa sontak terdiam, fokus menunggu jawaban apa yang akan Sehun berikan. Mereka semua tahu tenang kedekatan Sehun dan Mora, bahkan ada yang curiga jika Sehun hanya menjadikan Mora sebagai pelampiasan semata. Mengingat hubungannya dengan Saemi sudah renggang, jadi opini-opini siswa mulai bermunculan.

Mora memejamkan matanya, ia benar-benar tidak bisa menahan diri untuk terus diam dengan sikap Sehun yang seperti ini. Ia tidak tahu penyebabnya apa dan kenapa?. Kalaupun dia salah, setidak nya beri penjelasan untuk ia bisa memahami dan meminta maaf, bukan dengan cara mendiaminya seperti ini.

Beberapa menit masih bersabar menunggu jawaban dari Sehun. Namun laki-laki itu hanya terdiam dengan sikap seolah-olah dirinya tidak pernah ada.
" Sehun—..."

" Mora, bukankah dengan diam nya Sehun berarti dia ingin kau juga diam. Kenapa kau selalu mengusiknya seperti parasit!? "
Mora mengalihkan pandangannya ke sumber suara, menatap tajam pada Saemi yang sudah berani mencampuri urusan nya. Bahkan, Sehun yang semula fokus mengemasi barang-barang nya, kini ikut menatap kearah Saemi. Jujur saja, ada perasaan tidak nyaman saat Saemi mengatakan "Mora seperti parasit".

" Kau seharusnya sadar dan mulai menjauh dari Sehun. Kahadira mu itu mengusik ketenangan nya".

Mora meraih tas ranselnya dan bergegas pergi meninggalkan kelas tanpa sepatah kata. Membanting pintu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang keras, melampiaskan sebagian kecil emosinya.
Untuk perkataan Saemi tadi, Mora memilih pergi bukan karena ia tidak bisa membalas perkataan Saemi lebih pedas lagi, namun ia tidak bisa menyakiti perasaan Sehun yang akan terluka apabila melakukan hal itu.
Mora tahu, jika sakit hatinya Saemi adalah sakit hatinya Sehun juga. Itu sebabnya, ia memilih untuk pergi.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang