Chapter 23

4 0 0
                                    

.

.

.

🥀🥀🥀

.

.

.

Saemi berdiri mematung di balkon kamarnya, dengan mata yang terpaku pada Rumah mewah didepan sana. Ya.., seperti yang kita tahu jika rumah itu adalah kediaman keluarga Oh. Bukan tanpa alasan Saemi berdiam diri sembari melamun layaknya orang gila di Sore hari seperti ini. Hanya saja, ada satu hal yang sejak tadi menganggu pikirannya.

...

" Aku akan memanggilnya. Kau istirahatlah! "

Saemi mengangguk kecil, sembari membaringkan tubuhnya. Menunggu kedatangan Baekhyun, Saemi berniat menutup matanya sejenak. Karena jujur, kedua matanya terasa sangat panas dan ingin selalu tertutup meski ia tak mengantuk. Saat dimana ia akan menutup matanya, tanpa sengaja ia melihat siluet tubuh Sehun yang berdiri mematung dibalik gorden. Bibirnya hendak terbuka untuk bertanya, namun semua itu urung saat pendengaran nya menangkap dengan jelas gumaman Sehun.

" Terimakasih untuk waktu yang sudah kita lalui berdua "

....

Sejak saat itu, perkataan Sehun terus terngiang-ngiang di kepalanya. Entah kenapa ia merasa jika itu ditujukan untuknya. Tapi kenapa?, Apa alasan Sehun mengatakan hal ambigu seperti itu?.  Memang, ia merasa jika akhir-akhir ini hubungan nya dengan Sehun merenggang. Bahkan, mereka kini sering terlibat perdebatan sengit tanpa alasan yang jelas.

Saat netranya fokus menatap balkon kamar Sehun, tanpa sengaja ujung matanya menangkap seorang laki-laki yang sejak tadi memenuhi pikiran nya. Saemi mengalihkan pandangannya menatap kearah Sehun yang terlihat baru pulang sekolah. Ia kemudian menatap jam dinding dikamar nya sejenak, sebelum kembali mengamati Sehun.

Saat ini pukul 17.45 menjelang malam, dan Sehun baru kembali ke rumah. Saemi mengerutkan kening saat melihat raut wajah Sehun yang terlihat tersenyum samar-samar. Agaknya, sahabatnya itu tengah mengalami hal yang bahagia.

" Apa yang terjadi padamu, gila? "
Gumam Saemi dengan senyum kecut, saat melihat Sehun membuka pagar rumahnya dengan girang. Untuk sesaat, ia merasa dirinya didorong mundur memasuki dimensi waktu. Matanya kini melihat dirinya tengah berjalan beriringan dengan Sehun sembari bercanda ria. Semua bayangan perlahan datang dengan waktu dan cerita yang berbeda, mulai dilihatnya dengan jelas. Bahkan tanpa sadar, ia mengulas senyum tipis saat bayangan itu masih setia memperlihatkan kilatan cerita nya.

Mengingat semua itu membuat Saemi berniat untuk memperbaiki pertemanan mereka. Meski ia sadar jika hubungan pertemanan yang mereka jalani nanti tidak akan seperti dulu. Terlebih tadi disekolah mereka sempat bertengkar. Akh..., Mengingat pertengkaran mereka tadi membuat rasa kesal Saemi pada Mora tersulut. Jika dipikir-pikir selama ini pertengkaran nya dan Sehun selalu berhubungan dengan Mora.

....

Pukul 20 :37

Sehun tersenyum simpul sesaat setelah ia menutup pintu kamarnya. Ia begitu puas setelah menggoda Mora tadi, apalagi saat mengingat rona merah pada pipi gadis itu, sungguh saat itu Mora benar-benar jauh dari image-nya yang keren.

Kini Sehun melangkah santai menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah disajikan ibunya tadi. Dan sepanjang perjalanan menuju dapur, Sehun tak henti-hentinya terkekeh saat wajah merona Mora terbayang-bayang dipikirannya.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang