Chapter 30

6 1 0
                                    

Flashback.....

" Tidak Mora, kau jangan gila! "
Pimpinan Kim menolak mentah-mentah keinginan Putrinya yang ingin mendonorkan darah nya pada Sehun. Hal itu bisa berakibat buruk padanya, terlebih Mora memiliki riwayat penyakit jantung.

" Ayah, Sehun membutuhkan nya. Jika dia tidak segera mendapatkan pendonor darah, Sehun bisa saja kehilangan nyawanya "
Mora terus saja mencoba untuk meyakinkan Ayahnya, namun semuanya seakan sia-sia. Laki-laki paruh baya itu berkali-kali juga menolak keinginan nya.

" Dia bisa mendapatkan nya dari orang lain, tidak harus kau!. Ayah mohon, kondisi mu saat ini sedang tidak baik-baik saja Mora. Bagaimana bisa kau berfikir seperti itu tanpa melihat kondisi mu saat ini!? "
Pimpinan Kim menjatuhkan air matanya, ada perasaan terluka saat mengingat waktu-waktu terakhir putrinya saat ini. Dan dengan mendonorkan darah, Mora bisa saja lebih mempersingkat waktu nya. Ia belum siap, sebagai seorang Ayah dan memiliki anak tunggal, ia tidak bisa kehilangan Mora begitu cepat.

" Setidaknya aku melakukan sesuatu untuk nya disisa waktuku. Aku tidak bisa melawan takdir untuk selalu bersama nya, tapi meski begitu ada darahku yang mengalir ditubuhnya. Ayah, ini adalah keinginan ku... keinginan terakhir ku. Aku mencintai nya ayah, dan tolong jangan menyiksaku dengan menciptakan jarak antara aku dengan nya "
Mora menunduk dalam, ia menumpahkan air matanya dalam diam. Ia tidak mau menatap Ayahnya, itu melukainya. Mora tidak pernah menyangka jika Ayah nya akan tega melakukan ini pada nya.

" Mora, Ayah hanya tidak mau kehilangan mu begitu cepat. Tolong mengertilah jika apa yang ayah lakukan ini demi kebaikan mu sendiri "
Pimpinan Kim kini memeluk Mora, namun gadis itu dengan sigap menepis nya.

" Aku juga tidak ingin kehilangan Sehun!. Aku tidak ingin kehilangan dia di sisa-sisa waktuku. Sehun masih memiliki harapan untuk bertahan, ia masih bisa selamat. Tapi aku tidak, mau seperti apapun pengobatan ku pada akhirnya aku akan tetap pergi. Tolong...., tolong biarkan aku melakukan sesuatu untuk Sehun. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk nya...hiks "
Mora menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya. Disisi lain, Pimpinan Kim yang melihat putrinya semakin menjadi dalam tangisan nya hanya bisa tersenyum miris. Bagi seorang ayah, tangisan putrinya adalah hal yang paling menyakitkan untuk nya, itu merupakan salah satu kelemahan nya. Isak tangis Mora seakan menyayat hati nya, dan kini ia hanya mampu terdiam dengan berfikir lebih keras.

" Mora dengarkan Ayah, jika kau mendonorkan darah mu..kau bisa saja kritis. Ayah tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan yang ada dipikiran ayah.. Ayah hanya tidak mau kehilangan mu begitu cepat "
Sembari mengusap lembut surai Mora, Pimpinan Kim mencoba untuk menenangkan putrinya yang terlihat kesal.

" Setidaknya aku tidur dalam keadaan tenang. Aku tahu bahwa aku menyelamatkan nya, dan bahkan jika aku harus pergi..hatiku tidak akan berat lagi "
Mora menatap dalam kedua manik Ayah nya, dengan penuh harap ia mencoba meyakinkan ayah nya bahwa ia akan baik-baik saja.
" Ayah...,sudah waktunya bagi Ayah untuk belajar melepaskan ku "

Pimpinan Kim tak tahan lagi menahan tangisnya. Pertahanan nya sebagai seorang Ayah hancur begitu saja saat kata-kata itu terlontar dari bibir putrinya. Ia dengan air mata yang banjir hingga berlinang membasahi pipinya, perlahan bergerak merengkuh tubuh mungil Mora. Ia memeluk erat putri semata wayangnya dengan isakan parau. Tidak ada lagi image Ayah yang tegas disini, ia kini hanya mau menumpahkan segala rasa sesak yang selama ini coba ia pendam.

" Hanya itu keinginan mu? "

" Saat tiba waktunya nanti, bisakah Ayah tetap merahasiakan semuanya pada Sehun?. Tolong katakan pada semua orang untuk tidak mengatakan apapun soal penyakit jantung ku dan kepergian ku nanti "

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang