" Dasar gila!, Berdiri disana tidak akan membuatmu lebih baik, yang ada kau malah masuk angin. "
Sehun membuka matanya, ia berbalik menatap kesumber suara dan mendapati Mora yang tengah duduk tak jauh dari tempatnya berdiri.
Mengeryit, Sehun menatap Mora yang dengan santai duduk disana sembari menatap nya datar." Kau mengikuti ku kesini? "
" Dasar kepedean!! "
Berdiri, Mora berjalan mendekati Sehun dengan wajah kesalnya. Gadis itu lantas berhadapan dengan Sehun yang masih setia menelisiknya.
" Lihat disana "Mora menunjuk tepat paling pojok atap sekolah. Jari telunjuknya diikuti oleh kedua manik Sehun. Lantas laki-laki itu menapakkan kerutan dahinya, sebagai ekspresi tidak mengerti dengan maksud Mora.
Mengerti dari melihat raut bingung Sehun, Mora lantas menghela nafasnya gusar." Aku sudah ada disana sejak 15 menit lalu, dan kau berdiri disini selama 5 menit. Jadi aku lebih cepat 10 menit darimu"
" Oh.."
Menajamkan matanya, Mora sedikit kesal dengan respon Sehun. Laki-laki itu menatap nya datar, lalu membuang mukanya kearah lain.
Dalam diam Mora menggerang kesal, sungguh wajah tampan Sehun saat ini ingin ia cabik-cabik saja.
" Kau berharap semuanya akan hilang begitu saja tanpa melakukan apapun!? "Sehun kembali menatap Mora, gadis itu kini beralih membuang mukanya sebal. Namun, saat ini bukan itu yang Sehun permasalahkan. Tetapi apa yang Mora katakan, membuat nya tertarik.
" Apa yang sebenarnya ingin kau katakan? "Menghadap Sehun, Mora menatap dalam kedua manik laki-laki berbahu lebar itu untuk beberapa saat. Ia mencoba untuk membuktikan spekulasi nya pada laki-laki itu. Dan benar, dia menemukan nya.
" Kau menyukainya? "Apa yang baru saja terlontar dibibir Mora mampu melumpuhkan Sehun. Ia terdiam mematung, menatap sedikit terkejut gadis yang ada dihadapannya. Kalimat itu membuat nya bungkam, bahkan otaknya seakan tidak bisa berkerja hanya untuk menyaring nya.
Sedetik berikutnya, Sehun tersadar dan lekas mengalihkan pandangannya dari Mora. Bola matanya kink bergerak gelisah dan ia sedikit gugup.
" Aku tidak mengerti apa yang kau katakan "Menyeringai, Mora kini mengikuti Sehun menatap hamparan luas lapangan hijau. Gadis itu terdiam beberapa saat sebelum kembali membuka mulutnya.
" Kurasa kau bukan orang bodoh yang tidak akan mengerti hal sepele itu "" Kau mau kesuatu tempat!? "
Mora mengalihkan topik. Ia tahu jika saat ini Sehun tengah terpojok dengan perkataannya. Jelas sudah dimata gadis itu, jika Sehun memang memiliki rasa lebih terhadap Saemi.
Kini ia menatap Sehun, laki-laki itu juga tengah menatapnya.
Tidak mendapatkan respon cukup lama dari Sehun. Mora lantas menarik tangan Sehun pergi tanpa mengatakan apapun. Sedangkan Sehun yang bingung dengan Mora, ia sedikit meronta saat gadis itu menariknya pergi." Mau kemana saat jam sekolah begini hah!, Apa kau sudah gila!! "
" Shhh.., diam!! "
Kini keduanya berada digerbang belakang Sekolah. Sehun menatap sekeliling dengan raut bingungnya. Sedangkan Mora, gadis itu tengah sibuk membuka gerbang dengan hati-hati.
" Ayo! "Sehun menatap Mora dalam diam. Kakinya tidak mau melangkah keluar seperti yang Mora lakukan saat ini.
Gadis itu menatap jengah Sehun yang hanya diam ditempat nya. Ia dengan cepat langsung menarik Sehun keluar dan menutup kembali gerbangnya." Apa kau gila mengajakku bolos!!!"
Sungut Sehun dengan erangan kecil. Laki-laki itu mencoba untuk membuka kembali gerbang yang sudah tertutup dengan panik.
Sedangkan Mora, gadis itu tentu saja menghalangi niat Sehun dengan menahan gerbangnya agar tidak terbuka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRADIOLA ( END )
FanfictionKeteguhan hati. Gradiola adalah bunga yang tepat untuk menggambarkan nya. Selain itu, bunga Gradiola juga bisa ditujukan sebagai ungkapan, " kau telah menyakiti ku. " 🥀🥀🥀 Surai hitam kecoklatan menari kecil diterpa tiupan angin.... Kedua manik ma...