Chapter 9

17 4 4
                                    

Pukul 18.10

Suara detik jam mengisi keheningan kelas XI-2. Tepat beberapa menit setelah kepergian Sehun dan Saemi, kini hanya menyisakan Baekhyun dan Mora didalam kelas. Keduanya hanya terdiam sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Mora yang dengan intens nya menatap Baekhyun, hingga laki-laki itu berani bersuara karena risih dengan situasi seperti ini. Dimana ia seakan disudutkan tanpa alasan yang jelas.
" Apa yang akan kau katakan!?. Kenapa kau hanya diam menatapku!? "

Membenahi posisi duduknya. Mora kini sedikit memicingkan matanya menatap Baekhyun, sebelum membuka mulutnya untuk bersuara.
" Apa kau menyukainya?"

" Siapa? "

" Shin Sae Mi! "

Baekhyun mengangguk kecil. Ia kini beralih menatap bingung kearah Mora yang terlihat menampakkan wajah dinginnya. Ia sedikit mendekat, mencoba membenahi pandangan nya menatap raut Mora.
" Kenapa kau berekspresi seperti itu?. Apa jangan-jangan kau menyukai ku!? "

Mora berdecih. Melempar buku tulis tepat kewajah Baekhyun dengan kesal.
Yang benar saja Mora menaruh perasaan pada Baekhyun!.
" Apa kau segila itu dengan Saemi? "

" Dia pantas membuatku gila. Saemi itu berbeda dari gadis lainnya. "

" Jadi kau benar-benar menyukai nya? "

" Tantu saja" bersidekap dada. Baekhyun menatap Mora dengan yakin. Gadis itu lantas menyeringai tipis saat mendengar jawaban Baekhyun.

" Kau ingin memiliki nya? "

" Tentu saja "

" Apa Cinta itu harus memiliki?. Apa kau sadar jika caramu mencintai itu menyakiti orang lain!? "
Nadanya sedikit meninggi. Baekhyun menatap terkejut kearah Mora yang tiba-tiba berubah kasar. Ia kemudian kembali mengangguk yakin dan sedikit menjauh dari gadis tomboy itu.

" Siapa?. Apa maksudmu caraku mencintai Saemi menyakiti orang lain? "

" Bisakah kau berhenti. Maksudku, tetap diam dengan segala perasaan mu! "
Baekhyun menatap bingung Mora yang sudah berdiri dari duduknya. Gadis tomboy itu lantas meraih tasnya kasar dan segera pergi meninggalkan Baekhyun seorang diri.

" Apa dia menyukaiku?"

🥀🥀🥀

Brakk!

Pintu kayu bergaya moderen itu tertutup cukup keras. Menampakkan seorang laki-laki berseragam sekolah yang terlihat lelah dengan sorot mata sayu.
Sehun, laki-laki itu bersandar lemas pada pintu. Terdengar helaan nafas yang cukup panjang darinya.
Dengan perlahan, tangannya bergerak menyentuh pipinya yang basah. Sehun sedikit mencibik, ia lantas segera menghapus bekas memalukan itu sebelum ada yang memergokinya.

" Kau sudah pulang? "
Menatap terkejut kearah sang Ibu. Sehun lantas mengangguk kecil lalu segera melepas sepatunya. Berjalan mendekati sang Ibu, dan memeluknya untuk sesaat.

" Apa ini!?, Kenapa kau tiba-tiba memeluk ibu?. Apa terjadi sesuatu? "
Sehun tersenyum. Memilih untuk tidak menjelaskan masalah kekanakan yang ia alami saat ini. Mengingat hal itu, Sehun sedikit terpukul. Kata-kata yang Saemi ucapan melintas dengan tidak sopan dipikirkan nya.

" Apa hari ini Ayah pulang? "
Sehun mengalihkan topik. Ia tahu, jika ibunya bisa menebak apa yang ia rasakan jika tidak langsung merubah topik pembicaraan untuk mengalihkan perhatian sang Ibu.

" Entahlah, dia sering sibuk. "
Sehun mengangguk kecil, dan memilih untuk tidak bertanya lebih. Toh, saat ini suasana hatinya sedang tidak mendukung untuk membicarakan topik lain. Ia berniat untuk pergi menuju kamarnya, sebelum suara sang ibu kembali menghentikan langkahnya.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang