Chapter 18

6 2 0
                                    

🥀🥀🥀

Setiap akhir dari cerita ini hanya akan dipenuhi dengan luapan air mata.
Saya tidak tahu apa cerita ini menyentuh hati kalian atau tidak, saya hanya berharap kalian menikmati cerita saya dan memberikan dukungan kepada saya...

Terimakasih...

.

.

.

.

.

.

" Aku akan menambahkan obat untukmu Mora "

" Obatku sudah terlalu banyak. Haruskah Paman memberiku obat lagi?, Aku baik-baik saja "
Mora menghela nafasnya lesu. Ia menurunkan pandangannya dengan wajah yang tampak tak bersemangat.

" Semua ini untuk kebaikan mu Mora"
Pimpinan Kim menyahut, ia berjalan mendekati ranjang pasien putrinya dan mengusap Surai Mora lembut.
Ia mengerti perasaan Mora saat ini, putrinya itu pasti merasa lelah terus-menerus mengkonsumsi obat seumur hidupnya.

" Jangan lesu seperti itu Mora, Kau harus tetap semangat dan berjuang melawan penyakit mu itu!. Dan lagi, hari ini kau boleh pulang setelah infusmu habis. "
Mora mendongak cepat dengan mata berbinar setelah mendengar ucapan Dokter Lee.
Merasa senang, karena ia bisa menepati janjinya pada Sehun.

" Baiklah, setidaknya kata pulang bisa membuatku menerima obat tambahan darimu Paman Lee,kk.."
Mora terkekeh, dan hal itu membuat Pimpinan Kim dan yang lain ikut tersenyum.

" Ogh ya, Pimpinan Kim dan Nyonya Kim, bisakah kalian keruangan ku setelah ini? "
Pertanyaan itu membuat Kim Min Seok dan Kim Eun Ji menautkan alisnya bingung. Mereka saling bersitatap untuk sesaat sebelum menganggukkan kepalanya.
Mereka segera keluar menyusul Dokter Lee menuju ruangan nya dengan perasaan cemas.

Sedangkan Mora, gadis itu sama sekali tidak merasa aneh ataupun bingung dengan apa yang Dokter Lee katakan. Saat ini, ia hanya sedang bahagia mengingat hari ini akan segera kembali kerumah dan memulai aktivitas seperti biasa nya.

Dengan senyum merkah, ia meraih ponselnya. Menekan panggilan terakhirnya dengan Sehun, untuk menghubungi ulang laki-laki berbahu lebar itu.

....

Pimpinan Kim dan istrinya Eun Ji duduk bersebelahan menghadap Dokter Lee yang tampak cemas, mengamati layar komputer yang memperlihatkan hasil ronsen jantung Mora. Tidak cukup dari itu, keduanya semakin dibuat cemas saat laki-laki paruh baya berjas putih Dokter itu, perlahan menyerahkan sebuah kertas dengan berbagai macam keterangan soal penyakit jantung yang diderita Mora.

" Kondisi jantung nya semakin memburuk. Aku khawatir, Mora tidak bisa bertahan lama lagi. "
Keduanya mendongak terkejut. Pimpinan Kim dan istrinya mengalihkan fokus secara cepat saat Dokter Lee berucap seperti itu. Pimpinan Kim meletakkan kertas keterangan penyakit jantung Mora sedikit kasar, sembari menatap tajam Dokter Lee dihadapannya.

" Apa maksudmu Dokter Lee? "
Suaranya tertahan, Pimpinan Kim mencoba untuk mengontrol emosi nya yang meluap-luap.

Sementara itu, Dokter Lee yang melihat reaksi keduanya hanya bisa menghela nafas berat. Ia menundukkan kepalanya sejenak, sebelum memutuskan untuk menatap sepasang suami istri itu secara bergantian.






" Hidup Mora tidak lama lagi. "








....

" Kenapa kau mau ikut denganku? "

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang