" Boleh aku tahu sesuatu? "
Baekhyun bertanya, ia menoleh menatap Saemi yang juga mengalihkan perhatian padanya." Apa?"
" Sedekat apa kau dengan Sehun? "
" Eummm.., sangat dekat, karena kami berteman sejak masih kecil sekali. Aku ingat, dulu aku pernah merengek minta untuk dinikahi Sehun. Dan kau tau, saat itu dia menolak ku. Benar-benar dia itu sudah berhati dingin sejak kecil. "
Sedikit cemburu dengan apa yang Saemi ceritakan. Baekhyun berfikir lebih dalam soal hubungan keduanya dimasa lalu.
" Apa kau pernah menyukainya. Maksudku, tidak mungkin kan jika kalian sedekat itu tapi tidak menyimpan rasa apapun? "" Dulu....., Pernah. Tapi Sehun selalu mengabaikan perasaan ku dan menganggap hal itu sebagai candaan biasa. "
" Apa kau tidak sedih? "
" Untuk apa aku harus sedih, itu hanya cinta monyet yang tidak berarti apapun. Kau tahu, saat itu aku masih kecil dan tidak tahu apapun begitu pun dengan Sehun. "
" Lalu bagaimana perasaan mu sekarang. Apa kau menyukainya?"
" Heiii..dia itu sahabatku. Hubungan kami tidak lebih dari itu"
Jawaban Saemi mampu membuat rasa resah yang Baekhyun rasakan sirna. Kini ia bisa dengan mudah mendekati Saemi, karena gadis itu begitu terbuka padanya. Saat ini bagi Baekhyun hanya masalah waktu dan perjuangan nya untuk mendapatkan Saemi. Gadis itu benar-benar mampu menjebak Baekhyun dalam pesona nya saat pertama kali bertemu.
"Hya!, Apa kau gila!! "
Mora, dia duduk tepat dibelakang mereka. Diam-diam mendengar percakapan keduanya, bahkan ia juga memergoki Baekhyun yang tengah mengukir senyum sembari menatap Saemi.
Menatap tidak nyaman kearah Baekhyun. Mora lekas beranjak, berniat pergi meninggalkan kelas, sebelum langkah nya terhenti saat melihat Sehun tengah berdiri mematung diambang pintu kelas.Mora menghela nafasnya gusar. Ia bahkan mengalihkan pandangannya untuk sesaat sebelum kembali menatap Sehun. Ia yakin, jika laki-laki itu mendengar percakapan Saemi dan Baekhyun beberapa menit lalu. Cukup lama keduanya saling menatap, hingga pada akhirnya Mora dengan berani menarik tangan laki-laki itu keluar kelas.
Tidak seperti biasanya. Saat ini Sehun hanya diam mengikuti langkah Mora yang menuntunnya menjauhi kelas.
Apa yang ia dengar tadi, benar-benar mengganggu pikirannya. Terasa menyakitkan, saat mendengar Saemi mengatakan jika hubungan pertemanan mereka selama ini tidak berarti apapun. Pandangan nya kosong karena pemikiran nya yang berkecamuk saat ini.Untuk waktu yang lama...
Saling menatap dan bercengkrama...
Berbagi luka dan kenangan yang sama...
Setiap langkah yang dilalui bersama...
Ternyata tidak berarti apapun untuknya...
Mora menatap Sehun gusar. Ia tidak menyangka jika Sehun bisa menunjukkan ekspresi sejelas itu. Mungkin orang bodoh pun bisa menebak saat melihat Sehun sekali.
Walau kesal, Mora tidak bisa memungkiri jika laki-laki dihadapannya itu benar-benar menyimpan lukanya. Dan entah mengapa, saat melihat mata itu menunjukkan pandangan menurun membuatnya tidak nyaman. Ada rasa dimana ia benar-benar ingin membuat nya bahagia.
Mora mungkin tidak berpengalaman dalam masalah perasaan. Tapi ia tidak buta untuk mengetahui setiap luka dari laki-laki itu. Entah sejak kapan, ia begitu ingin mengetahui segalanya tentang dia dan menghapus setiap lukanya." Hya! Aku lapar. Tolong pesankan aku makanan!! "
Mencoba untuk mengalihkan perhatian Sehun, Mora bersikap songong untuk menarik kekesalan Sehun dan melupakan masalah tadi. Namun, laki-laki itu seakan tuli. Hingga akhirnya Mora harus sedikit berteriak untuk membuat Sehun peka.
" Hya.., kubilang aku lapar!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
GRADIOLA ( END )
FanfictionKeteguhan hati. Gradiola adalah bunga yang tepat untuk menggambarkan nya. Selain itu, bunga Gradiola juga bisa ditujukan sebagai ungkapan, " kau telah menyakiti ku. " 🥀🥀🥀 Surai hitam kecoklatan menari kecil diterpa tiupan angin.... Kedua manik ma...