Chapter 13

19 5 0
                                    

Mora yakin, jika laki-laki yang berdiri diatap gedung itu adalah Sehun. Pasalnya, tidak ada siapapun yang datang ke sana selain dirinya, dan baru-baru ini Sehun juga sering kesana.

Tanpa pikir panjang lagi, Mora lekas keluar dari dalam mobil. Ia berlari menuju gerbang belakang sekolah, untuk menyusul Sehun. Ia hafal setiap kali Sehun datang kesana, pasti terjadi sesuatu padanya. Dengan perasaan cemas ia segera membuka gerbang kecil itu, dan bertepatan saat ia menginjakkan kaki didalam area sekolah, bel tanda berakhirnya seluruh kegiatan sekolah terdengar.

Mora tidak perduli. Ia dengan berani masuk semakin jauh kedalam gedung melewati siswa-siswi yang berlalu lalang menuju pintu keluar. Sesekali ia menabrak beberapa siswa, namun tak ia hiraukan. Jangankan untuk meminta maaf, Mora hanya acuh tanpa menengok kebelakang sedikitpun. Kedatangan Mora ke sekolah tanpa menggunakan seragam, mengundang perhatian seluruh siswa. Mereka menatap penuh heran kearah Mora yang dengan acuhnya terus berjalan memasuki gedung, disaat semua siswa berdesakan keluar.

Disaat Mora melewati kelasnya, tiba-tiba saja larinya terhenti saat Saemi dan Baekhyun melintas dihadapannya.
" Mora, apa yang kau lakukan disini? "

Mora diam, ia menatap tajam keduanya hingga tatapannya menurun melihat tangan mereka yang saling bertautan. Kini ia semakin yakin, jika laki-laki diatap gedung tadi adalah Sehun. Sedangkan Baekhyun dan Saemi yang melihat hal itu saling bersitatap dengan raut bingung.
Mereka menatap Mora yang kini, menampakkan kilatan yang semakin tajam. Tangan Mora dengan kasar melepas tautan mereka sembari berucap, " aku muak dengan apa yang kalian lakukan!! "

Setelahnya, gadis tomboy itu pergi. Meninggalkan Saemi dan Baekhyun dengan semburat kebingungan.
" Kenapa Mora seperti itu? "

" Dia, menyukai ku.. "

🥀🥀🥀

Brakk!!!...

" Hya!!.., Sehun apa kau gila!? "
Mora berteriak panik sesaat setelah ia membuka pintu atap, netranya menangkap Sehun yang tengah berusaha menaiki pagar. Ia segera berlari mendekati Sehun yang menatapnya bingung.
Namun, sebelum ia benar-benar mendekati laki-laki berbahu lebar itu, langkahnya memelan dan tubuhnya langsung limbung. Jantungnya berpacu sangat cepat hingga nafasnya sedikit tersengal-sengal.

" Apa yang kau lakukan disekolah tanpa mengunakan sera—.."

Melihat hal itu, kini giliran Sehun yang panik. Ia segera turun dan mendekati Mora yang tergeletak lemas dengan khawatir. Segera ia memangku kepala gadis itu dan mengusap pipinya lembut, sebagai bentuk untuk memberikan ketenangan pada Mora.

" Kau baik-baik saja?. A..apa, mana yang sakit hmm? "

Kalimat itu terlontar dengan nada khawatir. Dan tanpa Sehun sadari, hal itu membuat hati Mora menghangat. Mora menggeleng kecil sembari berusaha untuk duduk, namun Sehun dengan sigap dan tanpa aba-aba membawa Mora kedalam dekapannya. Entah dorongan dari mana, Sehun hanya merasa jika hal ini mungkin akan membuat Mora sedikit merasa baik.

" Apa sudah lebih baik hmm.."
Sehun mengusap punggung dan surai Mora dengan lembut. Memberi kenyamanan yang tersendiri bagi Mora. Ia tersenyum, menikmati sejenak momen ini yang mana mungkin tak akan pernah ia dapatkan.  Terlihat murahan, tapi hanya hal kecil ini yang dapat Mora lakukan, demi menjaga perasaan Sehun.

" Aku baik-baik saja. Hanya merasa kelelahan berlari kesini. " Sehun melepas dekapannya. Menatap dalam manik Mora dengan jarak dekat.

" Kau baik-baik saja? "
Mora menghela nafas, merasa jengah dengan pertanyaan sama yang dilontarkan Sehun. Ia berdiri, merapikan bajunya dan menatap ketempat dimana Sehun berdiri sebelumnya. Sehun menyusul, ia berdiri disebelah Mora dengan tatapan yang tak henti-hentinya memperhatikan gadis tomboy itu.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang