🥀🥀🥀Sehun mengeryit begitu melihat Saemi yang tiba-tiba memutus sambungan telepon mereka, dan masuk kedalam kamar begitu saja. Perkataan maaf yang tiba-tiba dan sikap aneh Saemi tentu saja meninggalkan perasaan bingung pada diri Sehun. Kata maaf itu tidak salah, tapi yang membuat nya bingung adalah ucapan terakhir Saemi yang mengatakan maaf untuknya dimasa yang akan datang. Entah apa yang dipikirkan Sehun saat ini benar atau hanya perasaan nya saja, kata-kata Saemi tadi terdengar seperti kalimat perpisahan bagi Sehun. Tapi perpisahan apa?, Ia tidak akan pergi kemanapun dan begitupun dengan Saemi. Sikap gadis itu benar-benar aneh belakangan ini, tapi apapun itu Sehun kembali tidak mau mengambil pusing. Ia memilih abai sembari mengedikkan bahunya acuh, Sehun kembali masuk kedalam kamar nya dan berniat untuk melanjutkan aktifitas tadi sebelum suara ketukan pintu kebali menghalangi nya.
Begitu pintu terbuka, netranya melihat sang ibu dengan senyum manis menyapa nya. Sehun tanpa sadar meletakkan ponselnya begitu saja dan menghampiri ibunya yang kini duduk di sofa kamar nya.
" Ada apa Ibu? "" Hari ini, surat cerai nya sudah datang Sehun-ah... Sekretaris Jang sudah memberikan nya pada Ibu pagi tadi "
" Jadi? "
" Ibu ingin memastikan sekali lagi, apa kau yakin tidak keberatan dengan perpisahan ini?. Jika kau keberatan, Ibu akan membatalkan nya untuk mu. "
Sehun menggeleng, ia menatap ibunya serius sembari menggenggam tangan Ibunya yang sudah mulai keriput.
" Ibu..., Sudah cukup bagi ibu untuk berkorban demi kebahagiaan ku. Kali ini, aku ingin melihat Ibu bahagia. Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Segera berikan surat gugatan cerai itu pada Ayah, maka semuanya akan selesai. Kita bisa hidup lebih bahagia nantinya..."Sehun tersenyum manis, kata-kata kalem nya sukses membuat ibunya meluluh hingga mengeluarkan air mata. Hal itu tentu saja mengundang ibu jari Sehun untuk mengusap nya.
" Maafkan Ibu, karena kau harus mengalami masa-masa sulit di usiamu yang sekarang "" Ibu.., sudah ku bilang aku tidak apa-apa. Ibu tidak perlu merasa bersalah, karena sekarang kebahagiaan Ibu adalah kebahagiaan ku juga "
Sehun bergerak untuk memeluk tubuh rapuh ibunya. Mencoba menguatkan wanita paruh baya itu meski ia juga merasa berat saat ini. Dalam situasi ini, ia harus menjadi penguat bagi ibunya. Baginya masa-masa sulitnya tak sebanding dengan apa yang ibunya rasakan selama ini. Jadi, meski hal ini juga berat bagi Sehun setidaknya ia melakukan nya untuk kebahagiaan Ibunya yang menjadi bahagia nya juga." Akh.., baiklah kalau begitu, ayo kita makan malam ibu memasak makanan sepesial untukmu hari ini "
Sehun tersenyum manis dan mengangguk kecil. Ia lekas beranjak dari tempatnya bersama sang Ibu menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
Melupakan aktivitas sebelumnya, yang mana kini ponselnya perlahan-lahan mulai mati karena kehabisan baterai......
" Mora tenangkan dirimu. Aku tau ini berat tapi kau akan semakin memperburuk kondisimu saat ini "
Baekhyun berusaha membujuk Mora yang kini tidak kau berbicara dan makan. Gadis itu hanya diam dengan pandangan kaku setelah kesadaran nya pulih. Sorot matanya kosong seakan tak ada kehidupan disana. Orang Tua Mora yang ada disana juga sudah berkali-kali membujuk Mora, namun gadis itu hanya diam dengan wajah datarnya.Pikirannya terus berputar saat dimana ia tanpa sengaja mendengar pembicaraan Dokter Lee dengan Orang Tua nya. Saat itu fokus Mora teralih begitu mendengar namanya disangkutkan dengan kata " kepergian dan bertahan ".
....
" Hmmm.., Apa maksudnya? "
Mora mencoba untuk fokus mendengar kan pembicaraan mereka dengan sedikit membuka pintu untuk memberinya celah. Bahkan tanpa sadar ia mengabaikan panggilan nya dengan Sehun, atau lebih tepatnya ia lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRADIOLA ( END )
FanfictionKeteguhan hati. Gradiola adalah bunga yang tepat untuk menggambarkan nya. Selain itu, bunga Gradiola juga bisa ditujukan sebagai ungkapan, " kau telah menyakiti ku. " 🥀🥀🥀 Surai hitam kecoklatan menari kecil diterpa tiupan angin.... Kedua manik ma...