Chapter 14

12 3 0
                                    


Sebelumnya...

" Mana yang sakit Hem.., katakan! "
Mora menggeleng. Ia tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Nyatanya bukan rasa sakit fisik yang ia rasakan saat ini, melainkan hati dan pemikirannya. Ia tidak mungkin memberi tahu Sehun tentang itu bukan.

Sehun yang tak mendapat respon pasti dari Mora itupun lekas membawa gadis tomboy itu kedalam dekapannya. Memeluknya erat sembari mengusap lembut surai Mora dengan penuh perasaan, sebagai bentuk untuk menenangkan tangis gadis itu.

Sehun melepas dekapan itu saat ia rasa Mora sudah merasa sedikit tenang. Ia mengangkat kepala itu untuk mendongak menatapnya, tangannya dengan perlahan bergerak untuk menghapus bekas air mata itu.
Bisa Sehun rasakan, jika bahu Mora masih bergetar kecil.

" Sudah lebih baik? "

Mora mengangguk, kemudian dengan sedikit kasar menghapus jejak air matanya sendiri. Badannya sedikit bergeser agak menjauh, saat ia rasa jarak nya dengan Sehun saat ini terlalu  dekat. Ia tidak mau jantungnya kambuh hanya karena keadaan seperti ini, benar-benar memalukan.

Sedangkan Sehun, ia masih setia memerhatikan Mora dengan penuh kekhawatiran. Pasalnya, kecurigaan nya pada Mora soal kesehatan gadis itu kembali memasuki pemikiran nya.
Saat Mora bergeser, ia sengaja mendekat, mengikis jarak untuk memeriksa suhu tubuh gadis tomboy itu.

Deg....

Deg...

Deg...

Mora meringis kecil, ia diam-diam mengutuk Sehun yang telah melakukan hal itu padanya. Jantungnya berpacu sedikit cepat saat tangan itu mendarat pada dahinya. Beberapa saat ia membeku, sebelum pada akhirnya memilih untuk menepis tangan Sehun dan bergeser agak jauh lagi.

Pakkkk!

" Ishhh.., singkirkan tanganmu! "

" Kenapa?, Aku hanya ingin memeriksa suhu tubuh mu saja. " Balas Sehun sembari meringis kecil saat Mora menepis tangannya cukup kasar.

Mora melirik gugup kearah Sehun sejenak, ia diam-diam menahan sedikit rasa nyeri di jantung nya yang masih berpacu cepat akibat ulah Sehun. Membenahi raut mukanya kembali menjadi datar, ia menatap Sehun setenang mungkin meski sebenarnya ia tengah menahan mati-matian rasa nyeri dan desiran dalam dirinya.

" Sebenarnya ini bukan kali pertama aku melihat mu pingsan seperti tempo hari. Dan juga, saat kita bercengkrama aku sering memergoki suara rintihan mu. Apa ada sesuatu yang belum aku ketahui darimu? "

Tubuh Mora sedikit menegang, nafasnya tercekat untuk beberapa saat. Sesegera mungkin ia menetralkan rasa gugupnya, dan memberanikan diri untuk menatap kearah Sehun.
Laki-laki itu, menatapnya serius. Menunjukkan ekspresi yang menuntut sebuah jawaban darinya.

" Benar!, Pasti ada sesuatu yang belum aku ketahui darimu. Apa kau sedang sakit saat ini? "
Bungkam nya Mora, membuat Sehun mengambil spekulasi mengenai dirinya. Laki-laki itu bisa menebak dari raut dan gelagat gugup Mora.
Ia semakin memfokuskan pandangannya menatap intens kearah Mora, kali ini terkesan tidak sabar menunggu mulutnya terbuka, memberikan penjelasan padanya.

Mora yang sempat terpaku dengan pandangan Sehun, kini memilih untuk mengalihkan tatapannya sembari tersenyum tipis. Membuat kerutan yang cukup kentara didahi Sehun, saat melihat perubahan mimik wajah gadis dihadapannya itu.

" Sedekat apa kita hingga harus mengetahui kehidupan pribadi masing-masing?, Ck..."
Terkekeh kecil sembari menggeleng kan kepalanya pelan. Mora mencoba mengalihkan topik, untuk memancing kekesalan Sehun seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Namun, kini berbeda. Sehun bukannya kesal malah memberi sebuah jawaban yang mana, mampu membawa pembicaraan ini lebih dalam lagi.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang