PERHATIKAN SIMBOL, CHAPTER INI PENUH ADEGAN MAJU MUNDUR!
«««« ( MUNDUR)
»»»» ( MAJU )
🥀🥀🥀
" Kau yakin akan melakukan nya? "
Ji Hyo menghentikan aktivitas nya, ia menatap Sehun yang saat ini sibuk mengemasi barang-barang nya. Ia menunggu beberapa saat karena Sehun tidak langsung menjawab." Tentu saja, aku sudah mengemasi barang-barang ku "
Tanpa menghentikan pekerjaannya, Sehun menjawab pertanyaan sang Ibu. Setelah nya ia diam sangat lama, tidak ada ucapan apapun untuk membuka pembicaraan dengan sang Ibu. Dan Ji Hyo sendiri memaklumi perubahan Putranya itu.Perubahan itu sudah dirasakan Ji Hyo selama 1 bulan lamanya. Putranya bukan lagi seseorang yang ramah senyum, bukan lagi seseorang yang banyak bicara dan menemukan topik untuk membuka percakapan panjang, dan tidak pernah menampilkan ekspresi apapun wajahnya selalu datar dengan sorot mata tajam.
Hatinya sudah tak sehangat dulu,beku!, bagaikan ada benteng besar yang membatasi hidupnya. Lebih banyak diam dan melamun, yang mana akan berakhir meneteskan air mata secara tiba-tiba. Sebagai seorang Ibu, Ji Hyo tentu ikut merasakan sakit yang putranya alami. Ia tahu betul penyebab perubahan Sehun, sangat tahu. Dan karena itulah Ji Hyo tidak bisa memaksa Sehun untuk kembali menjadi dirinya yang dulu.
" Ibu..., Truk nya sudah datang! "
" Ibu!!! "
Ji Hyo tersadar dari lamunannya, ia segara menatap kearah Sehun. Laki-laki berbahu lebar itu kini tengah berdiri didekat Truk dengan membawa satu kardus besar.
" Akh... Baiklah. Kau masukkan semua barang nya kedalam! "Sehun tidak membalas, ia hanya mengangguk paham dan segera memasukkan semua barang-barang yang dibantu oleh sopir truknya.
««««
" Kau harus bertahan Mora, aku ada disini!. Kau harus mendengarkan apa yang ingin aku sampaikan..."
Sehun bergumam cemas saat melihat Mora tengah berjuang didalam sana. Kedua matanya kini mengkilap akan air mata yang berdesakan keluar. Hatinya bergemuruh menyaksikan kondisi Mora yang terus menurun didalam sana. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada gadis itu, sekalipun itu meyangkut nyawa, jika Sehun bisa ia akan berusaha untuk menyelamatkannya meski harus ditukar dengan nyawanya sendiri.
Tuhan, selamat kan dia...
Biarkan dia mendengarkan apa yang harus didengar nya...
Selama ini sudah cukup baginya untuk terus merasa sakit...
Kali ini biarkan aku membuatnya bahagia dengan satu kalimat yang akan ku sampaikan..." Mora..., Demi aku tolong bertahan lah "
Sehun menggigit bibir bawahnya gugup, tangannya mengepal kuat dan tanpa henti merapal kan doa. Matanya terpejam rapat, namun itu tak menghentikan laju tangisannya yang masih setia keluar dengan deras." Keluarga Mora..."
Mendengar suara bariton dari Dokter Lee yang keluar ruangan Mora, membuat Sehun segera mendekat ikut bergabung dengan kedua orang tua Mora. Perasaan tak tenang menunggu-nunggu apa yang akan diucapkan Dokter Lee. Laki-laki berjas putih ciri dari seorang Dokter itu hanya terdiam cukup lama dengan kepala tertunduk dalam. Baik Sehun maupun kedua orang tua Mora, mereka sama-sama berdiri diambang rasa khawatir yang luar biasa.
" Maaf.., Kami sudah berkerja keras, tapi Mora sudah menyerah—..."
Brakkkk!!!!
" Tidak-tidak Mora!, Kau tidak bisa pergi seperti ini!!. Kembali, jangan bercanda dan cepat kembali!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
GRADIOLA ( END )
FanfictionKeteguhan hati. Gradiola adalah bunga yang tepat untuk menggambarkan nya. Selain itu, bunga Gradiola juga bisa ditujukan sebagai ungkapan, " kau telah menyakiti ku. " 🥀🥀🥀 Surai hitam kecoklatan menari kecil diterpa tiupan angin.... Kedua manik ma...