Chapter 25

9 1 0
                                    

Mora merasakan hatinya bergetar atas semua kalimat yang terlontar dari bibir Sehun. Dekapan hangat laki-laki itu membuat hatinya semakin bergejolak. Ini adalah rasa yang benar-benar langka ada padanya, pasalnya selama ini hatinya terlalu beku untuk terbuka dengan orang-orang sekitar.

Jika mundur untuk melihat bagaimana kehidupan Mora sebelum mengenal Sehun, tentu itu jauh dari apa yang kini kita lihat.
Ia malas berinteraksi, cenderung menikmati hidup dengan gelar ' gadis misterius' yang siswa-siswi berikan untuknya. Tidak ada satupun yang tahu kehidupan Mora, asal-usul keluarga juga tidak jelas. Semua Guru?, Mereka tahu tapi tidak ada yang menyinggung mengenai kehidupan Mora sama sekali, dan tidak pernah mempermasalahkan setiap tindakan Mora.

Hal ini beberapa kali membuat siswa-siswi bertanya-tanya mengenai sosok Mora yang sangat misterius, juga dengan segala tingkah nya disekolah.
Semua siswa tahu Mora jarang masuk kelas, karena skorsing. Dan itu dalam waktu yang cukup lama. Anehnya dari jumlah skorsing Mora yang terhitung luar biasa, ia tetap naik kelas dan bertahan sampai sekarang. Bukankah seharusnya ia tidak dinaikkan kelas atau dikeluarkan saja!?, Pikir beberapa siswa.

Tapi dari hal itu, dari kisah misterius Mora yang mengundang perhatian setiap siswa tidak ada yang tahu ada luka yang begitu mendalam.
Luka yang sengaja disembunyikan rapat-rapat, tanpa terkecuali. Berfikir jika hal itu lebih baik disembunyikan ketimbang di sebar luaskan. Mora tidak suka belas kasihan, ia tidak suka tatapan sayu yang nantinya akan mereka tujukan padanya saat mereka mengetahui kisah dibalik dirinya.

Semua itu terus berjalan sampai detik, dimana ia berakhir satu kelas dengan Sehun. Ya, pada awalnya ia cuek dan bersikap dingin seperti biasanya. Meski beberapa kali Saemi, yang pada saat itu jadi teman sebangkunya sering kali bercanda dengan Sehun. Namun hal itu tak membuat nya tertarik barang sedikitpun. Agaknya bukan hanya ia saja yang tidak ingin mengenal Sehun lebih jauh dari sekedar nama, tapi begitupun dengan Sehun. Terbukti hingga awal semester 1 hampir selesai, ia baru membuka suara nya untuk laki-laki tinggi berbahu lebar itu.

Percakapan awal yang sebenarnya tidak berniat apapun, namun berakhir panjang. Karena luka Sehun, ya hal itu yang membuat nya sedikit menaruh respon. Awalnya hanya rasa iba akan kisah cinta Sehun yang bertepuk sebelah tangan, namun akhirnya ia juga ikut terjebak dalam kisah itu semakin dalam. Merasakan manisnya jatuh cinta dan perih nya sebuah penolakan.

Deg....

Deg....

Deg...deg...deg...deg...deg..deg...!!!

Mora menelan kasar ludahnya saat rasa nyeri perlahan-lahan datang menyerang pusat jantung nya.
Sadar jika saat ini dirinya berada dalam pelukan Sehun, ia segera menyudahi acara berpelukan mereka.
Keringat dingin mulai membasahi pelipis nya, karena menahan rasa sakit itu.
Ia menatap Sehun sejenak yang terlihat bingung, laki-laki itu pasti heran dengan ia yang melepaskan dekapannya secara kasar.

Mora membuang mukanya kearah lain, menghindari kontak mata dengan Sehun. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, respon tubuhnya yang merasakan nyeri itu kian menjadi-jadi.
Tidak bisa, Mora tidak mau mengambil tindakan bodoh dengan memilih bertahan dihadapan Sehun, yang nantinya akan berakhir pingsan.

Bukan tujuan Mora untuk mengungkap mengenai penyakitnya. Ia tidak mau Sehun mengetahui kondisi nya, tidak akan!.
Maka dari itu, Mora tanpa berkata apapun pergi meninggalkan Sehun diatap sekolah dengan terburu-buru.
Sepanjang langkah lebar nya menjauhi Sehun, setiap tetes air matanya berangsur-angsur keluar.

" Mora, ada apa dengan mu!? "

Tahu jika Sehun pasti akan mengejarnya, ia lantas memaksakan diri untuk berlari dan mencari tempat bersembunyi. Beruntung, begitu ia menuruni tangga Baekhyun kebetulan lewat.

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang