Chapter 4

42 8 3
                                    

" apa yang membuatmu sangat percaya diri? "

" Hatiku.."

🥀🥀🥀

Keduanya saling menatap dalam diam. Jawaban Baekhyun, benar-benar mampu membuat Sehun terdiam. Sedangkan Baekhyun, ia sedikit curiga dengan respon Sehun yang seakan tidak menyukai hal tersebut.

Raut wajah Sehun terlihat dingin beberapa saat. Namun, laki-laki tirus itu langsung tersenyum sembari memutus kontak mata dengan Baekhyun yang terlihat bingung dengan sikapnya.
" Kupikir sedari awal kau tertarik padaku? "

Baekhyun tersenyum mendengar perkataan Sehun. Ia lantas mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Sehun.
" Itu sebelum aku bertemu dengan Saemi. Ya kau tau, gadis itu mampu membawa suasana ceria untukku "

" Bagaimana, apa kau bisa membantu ku? "

" Tentu saja..,--.."

" Ogh..., Kalian disini! "

Baik Sehun maupun Baekhyun, keduanya langsung mengalihkan perhatian begitu mendengar suara Saemi. Keduanya tersenyum menatap gadis cantik itu yang berjalan dengan riang mendekati mereka. Namun, hanya satu senyuman yang bertahan. Salah satu dari kedua laki-laki itu terdiam mematung begitu Saemi hanya menyapa Baekhyun.

Sehun, menatap nanar bagaimana Saemi yang dengan jelas mengabaikannya. Gadis itu tersenyum manis dengan kedatangan Baekhyun, seseorang yang baru saja ia kenal. Dan bagaimana dengan Sehun?. Laki-laki yang ia kenal sejak kecil dan menemani dia dalam keadaan apapun selama bertahun-tahun. Di abaikan begitu saja, dianggap tak ada walau hanya satu langkah dari belakang keduanya.

" Kurasa kita harus segera berangkat"

Walau sakit, Sehun tetap mencoba untuk baik-baik saja. Dia akhirnya mencoba untuk bersuara dan menyadarkan keduanya jika dia juga ada disana. Sehun tersenyum simpul menatap Saemi, setelahnya ia lekas melangkah dan mensejajarkan diri dengan mereka.
Ketiganya berjalan bersama menuju sekolah yang tak terlalu jauh dari area perumahan. Sepanjang perjalanan, Baekhyun terus melontarkan candaan yang mampu mengurai tawa Saemi. Sedangkan Sehun, ia hanya tersenyum dengan semua yang ia amati.

🥀🥀🥀

" Kau yakin berangkat ke sekolah sendiri? "

Gadis dengan rambut ikal yang dibiarkan terurai itu, menatap wanita paruh baya dihadapannya yang terlihat khawatir. Ia menghela nafas gusar sembari memutar bola matanya malas, " tentu saja, aku bukan anak kecil yang selalu diantar jemput ibunya "

" Tapi apa itu baik untuk kesehatan jantung mu?. Kau baru saja menjalani operasi! "
Lagi-lagi gadis itu menghela nafas gusar dan berdecak dengan kekhawatiran wanita paruh baya, yang sesungguhnya adalah Ibu.

" Aku sudah bilang berkali-kali ibu. Jika ibu tidak membiarkan aku bebas, bagaimana aku bisa menikmati hidupku..., Aku ingin terlihat baik dihadapan semua orang. Dan lagi, jika ibu terus mengkhawatirkan ku. Aku tidak akan sembuh-sembuh "

" Baiklah.., tapi jangan lupa minum obat mu eoh "

🥀🥀🥀

" Maaf saya terlambat "

Semua siswa dikelas menatap kearah seorang gadis yang baru saja memasuki kelas. Suasana mendadak hening, saat Bu Yuki tak kunjung merespon permohonan maaf Mora.
Gadis itu, berdiri cukup lama untuk menunggu jawaban dari Bu Yuki.
Mora yang sudah terlalu lama menunggu itupun merasa jengkel. Ia dengan dinginnya berjalan mendekati meja dan duduk dengan santai tanpa ada sesuatu yang mengganggunya, termasuk tatapan tajam Bu Yuki.
" Siapa yang meminta mu untuk duduk? "

GRADIOLA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang