5. Date?

620 107 17
                                    

The purpose of our life is to be happy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


The purpose of our life is to be happy

- Dalai Lama -

🌼


Namjoon benar-benar menghubungiku. Jangan tanya berapa senangnya aku. Aku melompat-lompat seperti kelinci yang melihat ladang wortel yang luas.

Kami membicarakan hal-hal yang entah apa, aku tidak terlalu memikirkannya. Karena isi obrolan kami biasanya tidak penting. Seperti tugas mengarang Mr. Choi, jam berapa aku pulang setelah menonton latihan basket, kami bahkan bicara tentang burung yang biasa hinggap di jendela kelas kami, dan hal-hal lain yang tidak begitu penting.

Siapa yang perduli, Mendengar suaranya aku sudah senang setengah mati. Sebisanya aku tidak membiarkan obrolan kami terjeda. Aku ingin mendengarnya lebih sering berbicara.

Kini saat bertemu di sekolah aku juga tidak menghindarinya lagi, sesekali Namjoon pun tersenyum padaku sekalipun kami tetap tidak saling bicara. setidaknya dia menyadari keberadaanku, dia tahu ada gadis bernama Jung Youra yang meyukainya. Dia tidak lagi bersikap cuek seperti biasanya.

"Apa yang kau lakukan besok?" Aku bertanya saat dia menelponku malam itu, dia selalu menelponku setiap malam sejak terakhir kali ia meminta nomer ponselku.

"Tidak ada. Aku hanya akan ke perpustakaan nasional, ada buku yang harus ku kembalikan" jawab pemuda itu

Bahkan suaranya di telpon bisa membuat pompaan jantungku tidak terkendali.

"Apa kau mau ikut?" Namjoon bertanya

"Kemana?" Aku terlalu sibuk dengan perasaanku yang tidak karuan balik bertanya padanya.

"Perpustakaan"

What??? Apa dia pikir aku akan menolak???

"Apa ini ajakan berkencan?" Aku mengodanya

"Ya sudah jika kau tidak mau" dia menanggapinya dengan serius.

"Ah.. aku mau.. mau.. mau.." aku langsung mengiyakannya.

Aku tahu Namjoon tertawa disana. Bahkan jika dia menolakku dan kami hanya bisa berteman seperti ini aku tidak masalah. Begini saja aku sudah hampir kehilangan jantungku. Beginilah kalian jika sedang jatuh cinta?

Keesokan harinya aku bersiap pergi menemuinya di perpustakaan nasional Korea. Aku mengenakan dress sederhana selutut berwarna hitam, dengan sepatu convers hitam.

Berkali-kali aku mengikat rambut dan melepaskannya. Mana yang lebih baik, diikat atau di biarkan tergerai? Perkara ini saja aku bingung.

Biasanya aku tidak terlalu mementingkan hal seperti ini tapi kali ini aku ingin terlihat cantik saat bertemu Namjoon. Ah... apa dia akan perduli? Dia melirik sekilas saja aku sudah senang. Akhirnya aku memutuskan untuk mengikat rambutku, biar tetap rapi tidak berantakan tertiup angin. Cuaca di Korea sedang sangat berangin saat ini.

PERSONA [ KIM NAMJOON ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang