34. Craziness

581 83 29
                                    

We all exist in our own personal reality of craziness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


We all exist in our own personal reality of craziness

- Alejandro Jodorowsly -

🌿


Pagi itu, dengan kondisi masih setengah sadar aku kembali meminta layanan room service. Aku sedikit mabuk semalam, berbotol-botol minumann keras ku habiskan. Alkohol dan diriku sudah bersahabat cukup lama. Namun rasa frustasi menemaniku juga semalaman.

Dalam sekejap Youra datang ke kamarku.

Aku membukakan pintu dengan sempoyongan.

Bisa kulihat mata gadis itu yang mengerenyit tidak senang. Siapa perduli? Aku langsung kembali merebahkan diriku diatas ranjang, setengah terduduk. Memperhatikan persona gadis itu. Rambutnya di ikat rapih, dengan seragam room servis hitam yang melekat di tubuhnya yang entah bagaimana sexy. Aku ingat bagaimana dulu kami saling tergila-gila satu sama lain, aku ingat caranya tersenyum, caranya menyentuhku, caranya merayuku.

Paras cantiknya terlihat kaget melihat pecahan gelas dan tumpahan wine diatas karpet, hal pertama yang ku lakukan setelah dia meninggalkan kamarku semalam. Tapi Youra menutup rapat mulutnya, tidak berkomentar. Dia hanya membungkuk menyapaku dengan senyum palsunya yang ramah. Sekalipun palsu aku tetap menyukai senyum itu.

Youra mulai melakukan apa yang harus di lakukannya. Dia mengulangi apa yang dikerjakannya semalam dengan teratur. Kini dia mulai memunguti pecahan-pecahan gelas yang cukup besar. Kemudian Mengeluarkan alat pembersih untuk menyedot serpihan kecil dan noda wine yang ku timbulkan.

Noda wine itu membuatnya bekerja Extra. Membuatku menikmati memandang dirinya lebih lama.

"Maaf, Mr. Kim. Apa anda bisa pindah sebentar, aku akan Menganti sperai-nya dengan yang baru." Youra berkata dengan sopan.

Aku langsung bangun dan pindah ke sofa. Masih memperhatikan setiap geraknya dari posisiku. Entah karena pengaruh alkohol atau memang otakku bekerja tidak baik terhadap dirinya, bagiku Youra tetap terlihat sangat menawan. Saat dia berpenampilan sederhana sebagai pekerja pun dia tetap mempesonaku.

Pikiran bawah sadarku ingin menyeretnya ke atas tempat tidur, menelanjanginya, mencumbu setiap senti tubuhnya, lalu menyusupkan diriku pada dirinya. Aku penasaran apakah rasanya masih sama? apakah debaran di hatiku masih sama?? Apa kami masih memiliki ketertarikan itu satu sama lain atau hanya diriku sendiri? Aku bahkan tidak perduli pada hal itu, jika pun hanya aku sendiri yang menginginkannya aku akan buat dia mengerangkan namaku seperti dulu. Sungguh pikiran kotor tidak senonoh itu melintas begitu saja, terbawa pengaruh hormon pagi hari seorang pria dewasa.

Satu hal menyadarkanku, bahkan setelah sepuluh tahun berlalu aku masih berfikir sesinting ini tentang dirinya. Betapa tololnya aku.

"Apa ada lagi yang anda butuhkan?" Gadis itu bertanya padaku setelah pekerjaannya selesai.

PERSONA [ KIM NAMJOON ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang