32. Elder

436 77 34
                                    

First of all, #1 of #btsff Aku mau mengucapkan terima kasih untuk yg sudah baca, vote, comments, juga follow, atau sekedar put the story into your library

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

First of all, #1 of #btsff Aku mau mengucapkan terima kasih untuk yg sudah baca, vote, comments, juga follow, atau sekedar put the story into your library.

❤️

I will see you again in this life or another

- Mara Rutherford -

🌿

Suasana tempat itu tidak terlalu ramai, lampu temaram dengan alunan musik yang menenangkan. Aku melihat seorang pria dibelakang grand piano memainkan jemarinya dengan baik, alunan musik jazz mendayu membuat suasana terasa nyaman. Tidak lupa segelas wine dan juga para sahabat terdekat.

"Namjoonie.... Lihat dirimu? Wah.. kau semakin keren saja. Tidak pulang-pulang ke Korea, apa tidak rindu pada ku, eoh?" Hoseok berseru lalu merangkulku dengan semangatnya yang selalu berlebih.

Pribadinya tidak pernah berubah sejak kami masih kanak-kanak, hingga kini beranjak diangka tiga puluh tahun. Hoseok selalu menjadi pria bersahaja yang membuat nyaman siapa saja.

Bagiku Hoseok adalah kebalikan dari diriku, dia pribadi yang periang seolah tanpa beban sementara aku penyendiri. Dia si super ramah yang penuh semangat sementara aku cenderung kaku. Mungkin itu faktor yang membuat kami bisa berteman sangat lama, dia mengisi kekurangan yang ku miliki begitupun sebaliknya.

Sudah lama kami tidak bertemu, terakhir kali kami minum bersama adalah dua tahun yang lalu di Los Angles, saat Hoseok mengunjungi negara itu untuk sebuah reset 'pasar' untuk bar dan club malam yang di kelolanya kini.

Baru dua hari ini aku tiba di Korea dan dia sudah mengajakku minum-minum. Melapas jet lag dengan minuman dan tawa rasanya pilihan yang tepat bagiku.

Hoseok merapihkan rambutnya ke belakang, dia yang sekarang bukan lagi seorang anak dari pemilik jaringan club besar di Korea. Tapi dia sudah jadi pemiliknya. Dandannya semakin perlente dengan wajah yang semakin rupawan hasil perawatan paripurnanya selama ini. Barang yang dipakainya bisa berharga puluhan juta won. Mulai dari sepatu, baju, hingga jam tangan mewah limited edition. Urusan gaya tidak ada yang bisa mengalahkan Hoseok.

"Hyunggg..." Jungkook berseru dengan riang, dia yang semakin besar dengan tubuh bertato memelukku, di ikuti oleh Eunwoo dan juga Taecheon.

"Kau semakin keren saja." Taecheon menepuk bahu lebarku.

"Dia bahkan menindik telinganya, sungguh seperti bukan Kim Namjoon si kutu buku yang ku kenal." Ujar Eunwoo yang semakin rupawan saja di usianya yang semakin matang.

"Hentikan omong kosong kalian." Aku menghalau ocehan mereka, menuangkan wine ke gelas-gelas sahabatku.

Sekarang Aku bisa mengatakan mereka sahabatku, kami melewati bertahun-tahun sebagai teman dan juga rekan. Aku dan Eunwoo punya kerja sama bisnis, begitupun dengan Hoseok yang sudah ku kenal sejak bayi. Sementara dengan Kookie dan Taecheon aku juga punya beberapa kerja sama kecil di bidang kuliner dan seni.

PERSONA [ KIM NAMJOON ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang